Lihat ke Halaman Asli

Muhammad RifqiFawzi

Sura jaya ningrat lebur denging pangestuti

Radikalisme ialah dasar berfikir penyelesaian masalah (?)

Diperbarui: 27 Januari 2021   04:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Revolution of America, Britannica.com

Saat ini dunia sedang dihadapkan oleh suatu permasalahan yang besar, permasalahan tersebut bernama "Radicalism" atau yang biasa disebut sebagai radikalisme. Pembahasan radikalisme sering menjadi pemberitaan media sejak abad ke 21 dan stigma terhadap radikalisme selalu menjadi sudut pandang yang negatif di berbagai belahan dunia, tak jarang isu isu radikalisme dikaitkan dengan isu isu terorisme, sampai akhirnya definisi radikalisme sendiri mengalami evolusi pada pemahaman kebanyakan manusia. Namun, seharusnya radikalisme lah yang seharusnya menjadi suatu pola berfikir dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Radikalisme berasal dari kata Radik, yang berarti ialah memahami suatu hal atau permasalahan sampai dengan ke akar permasalahan tersebut. bahkan didalam suatu perhitungan matematika ada yang dinamakan bilangan radiks yaitu bilangan dasar yang mana jumlah total digit atau jumlah suku angka yang digunakan dalam suatu sistem bilangan.

itu artinya kita mengetahui bahwa radikalisme sebetulanya adalah pemahaman bagaimana manusia memahami suatu hal sampai ke dasar atau ke akar. maka dari itu kurang tepat apabila beberapa artikel mengatakan bahwa radikalisme adalah tentang kekerasan, terorisme, pemahaman kiri atau definisi definisi yang terkesan (-) dimata masyarakat. Ketika pemahaman radikalisme hanya sebatas demikian maka sama saja dengan ketika kita memandang teroris = islam atau buruk = kulit hitam dan semua stigma stigma salah yang dibangun oleh media.

Ketika beberapa permasalahan horizontal diselesaikan dengan pemikiran yang radikal maka tidak menutup kemungkinan jika perdamaian akan keluar sebagai jalan keluar. sebagai contoh: Media menganggap aksi terorisme merupakan islam yang radikal, namun jika ditelaah kembali seseorang yang menganut agama apapun semakin ia radiks terhadap agamanya maka semakin ia menemukan banyak sekali perbedaan, baik itu perbedaan tata cara, Mazhab, sudut pandang dsb maka disitulah nilai nilai toleransi didalam diri manusia akan timbul.

Bukan hanya tentang agama namun juga kepada pemilihan berpolitik sebagai contoh : ketika ia semakin radiks terhadap calon wakil rakyat yang ia pilih maka ia akan semakin paham tentang apa saja program program yang ditawarkan dan bahkan ia juga semakin paham bahwa calon wakil rakyat yang akan dipilih juga mempunyai 1001 kekurangan didalamnya, disitulah fanatisme dalam pemilihan berpolitik akan luntur dan nilai nilai toleransi akan suatu pemilihan akan timbul.

Semakin radikal seseorang dalam melihat dunia ini, maka disitulah kesadaran akan banyaknya sisi dalam dunia ini akan timbul, maka dapat dikatakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan penanganan yang radikal adalah solusi yang tepat. Radikalisme adalah dasar berfikir penyelesaian suatu permasalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline