Sebelum kita beranjak bagaimana berbisnis yang baik kita harus tahu terlebih dahulu bagaimana etika dalam berbisnis. Menelusuri asal usul etika tak lepas dari asli kata ethos dalam bahasa Yunani yang berarti kebiasaan atau karakter. Kutipan dalam buku Kuliah Etika mendefinisikan etika secara termonologis sebagai berikut : " The systematic study of the nature of value concepts,good,bad,ought,right,wrong,ect. And of the general principles which justify us in appliying them to anything,also called moral philosophy.
Yang artinya : bahwa etika merupakan studi sistematis tentang tabiat konsep nilai,baik,buruk,harus,benar,salah ,dan lain sebagainya. Dan prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikannya atas apa saja. Dari uraian di atas kita dapat mendefinisikan etika bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik,buruk,benar dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas.
Menurut sumber -sumber literatur mengatakan bahwa etika bisnis didasari oleh ajaran-ajaran agama. Adapun agama Islam banyak sumber literatur yang tersedia dan kode hukum yang mengatur masalah harta dan kekayaan yang merujuk pada kitab suci Al-Qur'an dan diterjemahkan dalam bentuk hadits-hadits Rosulullah SAW. Dimana salah satu hadits Rasulullah yang menjelaskan tentang Etika bisnis :
"Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?" Beliau bersabda, "Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi)." (HR. Ahmad 4: 141, hasan lighoirihi)
yang dimaksud dallam hadits di atas adalah usaha atau Pekerjaan mencari rizeki. Asy Syaibani mengatakan bahwa kasb adalah mencari harta. Sedangkan kasb thoyyib maksudnya adalah usaha yang berkah atau halal.Nabi muhammad sangat banyak memberikan petunjuk mengenai etika bisnis diantaranya :
*Jujur dalam menjelaskan produk
Kejujuran merupakan syarat paling dasar dalam kegiatan bisnis. Dalam hal ini beliau bersabda " tidak dibenarkan seorang muslim yang menjual satu jualan yang mempunyai aib kecuali ia menjelaskan aibnya"(H.R. Al-Quzwani). Nabi muhammad sendiri selalu bersifat jujur dalam berbisnis. Beliau melarang para pedagang meletakkan barang busuk disebelah bawah dan barang baru di sebelah atas.
*Suka sama suka
. . .
"hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil, kecuali dengan jalan bisnis yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu" (Q.S. An-Nisa:29)
*Tidak menipu ukuran, takaran dan timbangan