Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Ridho Alfattah

Mahasiswa Uinsu Medan

Problematika Kesehatan Mental di Masa New Normal

Diperbarui: 10 Agustus 2020   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis : Muhammad Ridho Al-Fattah

(Mahasiswa KKN -- DR 18 UIN Sumatera Utara)

Virus Covid-19 adalah virus yang ditemukan pada tahun 2019 dan virus ini telah menyebar ke berbagai negara didunia, salah satu nya Indonesia. Merabak wabah ini semakin meningkat jumlah kasus positif yang terjangkit Covid-19. Akibatnya, diseluruh dunia termasuk di indonesia  mengalami dampak krisis kesehatan dan ekonomi  dan tidak hanya mengancamkan kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental setiap individu

Covid -- 19 tak hanya berbahaya bagi tubuh manusia. Ada berbagai kondisi kondisi yang meyertai wabah ini, semisalnya hilangnya intraksi sosial tatap muka, isolasi, dan stres berkepanjangan, ini dapat juga mengancam kesehatan mental kita. Bagi mereka yang hidup sendiri dan yang masi tetap harus bekerja dari rumah, physical dan social distancing bisa bikin depresi. Tanpa teman, isolasi dirumah bisa memunculkan perasaan yang terasing yang bisa membunuh semangat kita.

Dalam mengahadapi era new normal, banyak tantangan yang harus dihadapi masyarat salah satunya  beradaptasi dengan kebiasaan baru. Ketika mereka tidak terbiasa dengan kondisi baru yang harus dihadapi, itu dapat menimnulkan setres karena penolakan terhadap kondisi itu Meskipun kembali bekerja di era new normal juga tetap mengkhawatirkan, setiap saat kita selalu di hantui paranoia akan kemungkinan terjangkit virus Covid-19, baik saat berada didalam transportasi atau pun kantor

Dalam kondisi ini, kesehatan mental tetaplah harus dijaga, dengan persiapn yang matang, bukan tidak mungkin era new normal bisa dinikmatin sebagaimana kita menikmatin sebelum pandemi Covid-19

Adapun beberapa poin panduan new normal dari WHO adalah sebagai berikut:

  1. Negara harus bisa membuktikan bahwa penyebaran wabah penyakit harus bisa dikendalikan

  2. Kelonggaran pembatasan pergerakan sosial harus dilakukan secara bertahap dan terus di pantau

  3. Adanya sistem kesehatan mental yang dapat melacak, mendeteksi, menguji dan menangani setiap kasus yang muncul

  4. Resiko penularan mampu diminamilisir, terutama di area -- area yang rentan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline