Lihat ke Halaman Asli

Ibrahim Aji

self learner

Review "Bird Box"

Diperbarui: 3 Februari 2019   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birdbox di akun Bookmate saya

Halo, setelah beberapa bulan purnama akhirnya saya coba nulis lagi. 

Kali ini saya akan membagikan pendapat saya setelah membaca buku novel Birdbox. Sebelumnya saya minta maaf dulu ya. Kok minta maaf? Yaaa.. karena saya bukan ahli dalam mengulas buku. Jadi anggap saja ini lagi ngobrol ringan aja ya haha

Sebelumnya saya mau cerita, kenapa saya kok mau baca novel bahasa Inggris? sejujurnya saya bukan pembaca buku sejati. Ini juga bagian dari resolusi 2019 saya untuk membaca 1 bulan 1 buku. Kemudian saya juga sangat menyukai film ataupun cerita ber-genre fiksi ilmiah dan bertema post-apocalyptic

Sayangnya, saya belum menemukan novel berbahasa Indonesia bertemakan sesuatu yang saya senangi tersebut. Atau saya yang kurang piknik ya ke toko buku? Hehe. Kalau ada referensi buku novel berbahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris juga boleh kok komen di kolom komentar yaa..

Oh ya, saya juga sejujurnya kurang bisa berbahasa Inggris. Gak keitung saya buka google translate untuk sekedar menerjemahkan kata dalam bahasa Inggris. Yaa itung - itung mencari hiburan, sambil belajar bahasa Inggris. Sambil menyelam minum air.

Saya akan kasih info bukunya dulu ya. Saya ambil dari wikipedia.

BIRDBOX

Author : Josh Malerman

Country : United States

Language : English

Genre : Horror, Thriller, Post-Apocalyptic

Published : March 27, 2014 (UK) 31 May, 2014 (US)

Publisher : Harper Voyager (UK), Ecco (US)

Pages : 273 pages

Sebagai catatan, saya baca buku ini sebelum nonton filmnya. Yah berkat 'hype' film Birdbox, saya jadi penasaran dan coba milih baca bukunya. Berikut cuplikan singkat bukunya:

Malorie dan kedua anaknya, Boy dan Girl mendayung menyusuri sungai untuk menuju ke suatu tempat. Di dunia yang sudah berubah ini, menyusuri sungai menjadi suatu hal yang sangat berbahaya. Apalagi dengan mata tertutup. Tapi demi mencapai tujuannya, Malorie berani mengambil resiko.

Malorie dan Shannon adalah adik kakak yang tinggal satu rumah. Ketika televisi memberitakan kejadian bunuh diri massal di berbagai belahan dunia, Malorie sedang hamil. Malorie lebih mengkhawatirkan kandungannya tersebut. Sampai kejadian itu menimpa kehidupannya.

Malorie mencari tempat yang bisa ditinggali sampai akhirnya mendapatkan rumah yang menjawab panggilannya. Disana dia bertemu Jules, Tom, Felix, Don dan Cheryl. Bersama - sama mereka mencoba bertahan hidup dengan kondisi yang terbatas. Kemudian masuk Olympia yang saat itu sedang hamil dan mencari perlindungan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline