Lihat ke Halaman Asli

Wahyu irawan

Seorang aktivis pengamat transportasi dan pengamat kebijakan publik

Pelecehan Seksual Salah Siapa?

Diperbarui: 30 April 2019   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Baru-baru ini ramai di media sosial juga media online masalah pelecehan seksual yang menimpa korban perempuan di dalam angkutan umum saat perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya. Cuwitan korban di Twitter memantik kemarahan ribuan netizen yang merespon. Postingan tersebut telah dibagikan lebih dari 24 ribu kali. 

Kemarahan netizen ditujukan kepada pelaku yang berinisial AR dan berimbas kepada petugas keamanan angkutan umum. Saat memfasilitasi menyelesaikan permasalahan, petugas spontan sempat mengkritik penampilan korban mendorong pelaku beraksi. Petugas menyebut penampilanya (maaf) seperti pemandu karaoke yang rentan dengan pelecehan.

Ditemukan ribuan komentar dengan berbagai tanggapan ditemukan di cuwitan korban dan media online. Mayoritas berisi dukungan kepada korban, tak sedikit yang memuji keberanian korban mengungkap kejadian pelecehan di media sosial. Reaksi kemarahan kepada pelaku juga bertebaran.

Tak luput petugas keamanan juga turut menerima getah pahitnya lantaran netizen tak puas dengan penyelesaian dan kritiknya terhadap korban. Meskipun faktanya ada komentar netizen yang juga menyalahkan penampilan korban yang memancing pelaku. 

Benarkah pelecehan dipicu oleh penampilan ? Apakah sikap terbuka menjadi salah satu sebab ? Atau sebenarnya pelaku saja yang pikirannya ngeres dan kegatelan ? Lalu mana yang benar. Lalu pelecehan salah siapa ?

Pelecehan seksual merupakan perilaku atau perhatian yang bersifat seksual yang tidak diinginkan (tidak dikehendaki) dan berakibat mengganggu diri si penerima pelecehan. Ucapan dan perilaku yang berkonotasi seksual masuk dalam kategori pelecehan. 

Tindakan pelecehan dapat dilakukan secara langsung ataupun implicit. Jika ada yang mengatakan apakah pelecehan selalu pelakunya laki-laki dan korbannya perempuan, maka itu hanyalah bagian dari mitos. Faktanya laki-laki juga banyak yang menjadi korban pelecehan.

Orang pada umumnya meminta korban melaporkan kejadian pelecehan seksual kepada pihak berwajib. Para korban pelecehan umumnya harus meyakinkan diri bahwa tidak ada ancaman supaya ia berani melaporkan kejadian pelecehan seksual. Dibutuhkan komitmen dari institusi untuk memberikan dukungan pada korban dan memberikan sanksi kepada pelaku sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukan oleh pelaku. 

Faktor Pemicu Pelecehan Seksual 

Pertama, karena sebagian warga Indonesia memeluk agama Islam, mari kita coba lakukan pendekatan melalui kitab suci. Di dalam Al-Quran tidak disebutkan terkait 'pelecehan'. 

Di dalam Al-Quran dijelaskan mengenai zina sebagaimana tercantum dalam surat Al Isra' ayat 32 yang artinya "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatau jalan yang buruk" (QS. Al-Israa':32). Ayat tersebut merupakan larangan kepada umat Islam untuk mendekati zina.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline