Lihat ke Halaman Asli

Cerita Tanpa Warna

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kureguk regang rindu Dari ujung hingga ke ujung tak juga tuntas Kureguk bayangmu dala hening Bersama tetes tetes embun yang tak lagi bening Ku ajak kau merenung bersama batu batu gunung Melarung jasat rindu di sungai angin Meratap dalam diam Menatap malam yang merintih Dalam lubang kesunyian Oh... malam yang teklagi berpelita Berjalan tertatih menyeret ribuan derita luka Terkungkung dalam hening duka Malam yang bnar benar terluka Tersingkir dari titian mata Wahai pelukis mimpi Dimana kau gerangan kau sembunyikan tetes tetes asa Ribuan hari aku mencari menetapi jalan jalan sunyi Bersama burung malam yang tak lagi bernyanyi Wahai pengutus mimpi Di mana sembunyi penguasa ahati Durindu sungging senyum Ia cahaya,ia juga penguasa segala indah cinta Kurindu hangat renkuhnya Yang kan tununku keluar dari kubangan sunyi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline