Lihat ke Halaman Asli

M. Rasyid Nur

TERVERIFIKASI

Pensiun guru PNS tidak pensiun sebagai guru

Semoga Tak di-DO Tuhan

Diperbarui: 11 Juni 2019   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

SETELAH satu bulan dididik oleh bulan Ramadhan, maka Idul Fitri adalah bukti sudah tamat. Selanjutnya kita (baca: muslim) akan kembali berjalan di pelataran tanpa pendidikan Ramadhan. Pendidikan Ramadhan?

Ya. Karena bulan mulia itu juga disebut sebagai Bulan Tarbiyah, bulan pendidikan, artinya semua yang menjadikan Ramadhan sebagai sarana mendidik dirinya, tepatlah sebutan Bulan Pendidikan untuk bulan Ramadhan. Paling tidak, Bulan Tarbiyah untuk diri masing-masing kita.

Pertanyaannya, apakah kita memang sudah termasuk yang mengikuti pendidikan Ramadhan itu dengan baik? Apakah Idul Fitri yang baru saja kita lalui sebagai bukti kita sudah tamat di dalamnya benar-benar menamatkan pendidikan Ramadhan dengan benar juga?

Jangan-jangan, ya jangan-jangan kita tertipu atau menipu diri sendiri. Kita berniat puasa, tapi sebenarnya tidak. Kita disyaratkan jujur, ternyata kita tetap tak jujur. Diam-diam tetap duduk di warung yang tertutup setengah pintunya. 

Kalau begitu, berarti kita  termasuk kategori DO. Kita sudah di-DO-kan oleh-Nya. Tuhan sudah men-DO-kan kita. Jika Allah men-DO-kan kita itu berarti kita hanya sekadar mendapat cap lapar dan dahaga saja. Kita tidak dapat apa-apa di mata-Nya. Sedihnya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline