SEBELUM Munas Partai Golkar berakhir hari Rabu (03/ 12) ini, ternyata musyawarah itu dianggap sudah selesai. Satu nada dan satu bahasanya pandangan laporan pertanggungjawaban ARB sebagai peneraju Golkar lima tahun ini adalah indikatornya. Tidak satu pun DPD I yang mewakili DPD (I-II) di provinsinya yang berbeda suara. Semua suara sama: menerima laporan ARB dan sekaligus 'meminta' ARB bersedia menjadi ketua lagi.
Bagi kelompok Agung dkk itulah bukti rekayasa ARB melalui Nurdin Halid dalam Munas ini. Maka kelompok yang menyebut dirinya sebagai penyelamat partai itu, menegaskan kembali bahwa Munas di Bali ini memang ilegal. Semua hasil dan keputusannya tidak sah. Untuk itu rencana Munas di bulan Januari 2015 nanti memang layak untuk dilaksanakan. Itu yang ditegaskan Agung melalui saluran televisi biru milik Surya Paloh.
Perseteruan antara kelompok Agung yang oleh pengamat menyebut kelompok yang pro JK dengan yang tetap solit mendukung ARB bakal akan berkepanjangan. Pendapat ini adalah pendapat pengamat. Pengamat dan simpatisan pro Jokowi mengatakan kalau Golkar akan hancur di bawah kendali ARB dalam lima tahun ke depan. Golkar akan terpecah-pecah dan akan melahirkan partai-partai baru lagi.
Tapi menurut pengamat yang tka terlalu bersimpati dengan pemerintahan saat ini mereka mengatakan bahwa Golkar akan baik-baik saja. Golkar adalah partai besar dan sudah selalu teruji dengan berbagai konflik internal. Maka pengamat ini menyerukan agar kedua kubu tetap bersatu. Golkar diperlukan untuk menyeimbangi partai-partai pro pemerintah. Kedudukan Golkar sebagai pemimpin KMP itu sudah bagus. Tujuannya agar jalannya pemerintahan ke depan semakin baik dan efektif karena akan diawasi dan dikawal dengan ketat. Jokowi jangan berbuat sesukanya saja.
Tidak ada yang dapat memastikan, kemana dan bagaimana sesungguhnya Golkar pasca Munas Bali ini. Beberapa tokoh senior seperti Akbar Tanjung atau Zainal Bintang masih berharap agar kedua kubu secepatnya bersatu. Dalam satu wawancara dengan salah satu televisi swasta Zainal Bintang tidak dapat menyembunmyikan dugaannya kalau Golkar saat ini memang sedang diobok-obok oleh pihak 'lain' agar secepatnya hancur. Agung cs yang dianggap akan membawa Golkar ke pusaran pemerintahan seperti tradisi Golkar selama ini, oleh tokoh-tokoh senior yang sangat cintanya dengan beringin, memang berharap agar Agung, Prio Budi, Yorrys dkk itu segera kembali.
Sebaliknya, suara-suara yang menginginkan agar kelompok Agung segera dipecat dari Golkar yang konon muncul di ujung Munas ini, oleh Zainal Bintang diminta untuk tidak dilaksanakan. "Jangan ada pecat-pemecat," kata Zainal. Bahkan dia akan maju melawan ARB dalam pemilihan Ketua Umum dengan tujuan agar Golkar tidak sampai dihancurkan dari dalam. Menurut Zainal B bahwa sistem aklamasi yang diharapkan Nurdin Halid itu tidak bagus untuk pengembangan demokrasi di tubuh Golkar ke depan. Lalu?
Jika ARB terpilih lagi maka hanya ARB-lah yang tahu akan seperti apa Golkar ke depan. Jika dia masih seperti yang dulu lagi, artinya Golkar memang akan kian tenggelam. Jebakan paling dekat yang akan meneggelamkan dan menghancurkan Golkar adalah jika ARB benar-benar 'memangkas' kelompok JK di kepengurusan nanti sesuai usulan emosional dari sebagian peserta Munas. Suara-suara emosi yang beredar bukan hanya tidak bisa menjadi pengurus bahkan mereka meminta Agung dkk dipecat dari keanggotaan Golkar. Padahal inilah yang diinginkan olehmusuh-musuh Golkar.
Tapi jika saja ARB ternyata bisa belajar dari kegagalannya memimpin Golkar lima tahun lalu, tentru masih ada kemungkinan bangkitnya partai ini. Apalagi jika ARB mampu kembali merangkul, atau setidak-tidaknya, tidak menyebut-nyebut kelompok Agung sebagai pengkhianat partai, boleh jadi partai ini tidak akan terlalu tenggelam. Sekali lagi, tergantung ARB. Kita tunggu saja endingnya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H