Lihat ke Halaman Asli

Diplomasi Teknologi

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Diplomasi Teknologi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh negara-negara maju teknologi untuk mempengaruhi negara lain agar mau menggunakan teknologi yang mereka kuasai. Pada awalnya adalah teknologi militer yang ingin dijual kepada negara lain oleh beberapa negara yang bersaing yaitu AS, Soviet, dan Perancis. Untuk menjual pesawat tempur dan atau perlengkapannya seperti peluru kendali, misalnya, masing-masing melakukan kunjungan kepada negara yang punya potensi membeli. Upaya ini bisa juga menggunakan sarana berupa parade militer, pameran produk pertahanan, atau undangan resmi untuk menyaksikan uji coba produk militer. Bahkan sebuah analisis mengatakan bahwa sesungguhnya kalau salah satu superpower (waktu itu) terlibat dan menyeponsori peperangan, maka perang itu hanya untuk mengujicoba senjata baru dalam perang nyata. Ini bisa dibuktikan dari bagaimana Amerika menyuplai rudal tenteng (portable) Stinger kepada gerilyawan Mujahidin Afghanistan untuk menjatuhkan pesawat-pesawat Soviet. Begitu pula penggunaan rudal jelajah AS Tomahawk untuk membom Libya, pesawat siluman F-117 Black Hawk yang berhasil ditembak jatuh di Yugoslavia, bom superbesar yang disebut MALB (mother of all bomb) yang digunakan di Afghanistan untuk meruntuhkan gua-gua tempat persembunyian pasukan Taliban, dan daftar panjang contoh lain, merupakan upaya menjual teknologi. Maka ketika pesawat Super Etendard Argentina menggunakan rudal Exocet Perancis berhasil menenggelamkan kapal Inggris di Malvinas, rudal Exocet dikagumi dan angka penjualannya naik. Sekarang teknologi tinggi bergeser ke teknologi sipil mulai dari teknologi informasi sampai pada rekayasa genetika. Kasus bagaimana MNC Inggris Monsanto menyuap beberapa pejabat Indonesia agar mengijinkan penanaman kapas transgenik merupakan salah satu contoh bagaimana diplomasi teknologi sekarang lebih banyak merambah ke low politics.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline