Lihat ke Halaman Asli

Indonesia vs Malaysia!?

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa sebenarnya yang di takuti Negara barat dari islam? jawabannya KHILAFAH. Buktinya dapat kita lihat dari sikap para pemimpin-pemimpin barat terhadap islam, khususnya ide mengenai kembali di tegakkannya daulah khilafah. Presiden George w. Bush, misalnya dalam pidatonya pada konvensi tentara AS ke 89 di tahun 2007 menegaskan akan menyerang siapapun yang menginginkan kembali di tegakkannya kekhilafahan islam di timur tengah. Pernyataan serupa di ungkapkan oleh Presiden Prancis,  Nicolas Sarkovi  memperingatkan siapapun yang berkeinginan untuk kembali menegakkan khilafah. Presiden Rusia, Putin, dalam sebuah dialog yang disiarkan secara live pada bulan desember 2002 juga menyatakan “terorisme international telah mengumumkan perang atas rusia dengan tujuan untuk merampas sebagian wilayah rusia dan mendirikan khilafah islamiyah”. Sekutu amerika, Inggris, melalui mantan perdana mentrinya, Toni Blair, di hadapan konferensi partai buruh pada 16 juni 2005 silam mengatakan, “kita kita seseungguhnya sedang menghadapi sebuah gerakan yang berusaha melenyapkan Negara Israel dan mengusir barat dari dunia islam serta menegakkan daulah islam tunggal yang akan menjadiakan syariah islam sebagai hukum di dunia islam melalui penegakan khilafah bagi segenap umat islam”.

Jika kita melihat pernyataan - pernyataan di atas, kita dapat menarik kesimpulan, bahwa umat islam dalam naungan khiafah islamiyah menjadi momok yang menakutkan bagi hegemoni barat di masa sekarang dan masa depan tentunya. Sekarang ini terdapat kurang lebih 1,5 milliar ummat islam yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Karena itulah untuk mencegah kembali tegaknya khilafah, barat melancarkan politik belah bambu agar kelompok – kelompok  atau negara - negara islam selalu bertikai sehingga ukhwah islamiyah tercabik-cabik. Tak terkecuali  Indonesia yang menyandang status sebagai Negara dengan penduduk islam terbesar di dunia, hal ini membuat Indonesia menjadi sasaran empuk para antek-antek barat.

Baru-baru ini hubungan bilateral antara Indonesia dan malaysia kembali memanas dengan munculnya pemberitaan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Malaysia di perkosa beramai-ramai oleh 3 orang oknum polisi setempat. Hal ini memicu munculnya berbagai aksi, yang menuntut pemerintah Indonesia bersikap tegas menanggapi kasus yang menimpa TKI di Negara kerajaan tersebut. Kedutaan besar malaysiapun yang ada di Indonesia menjadi bulan-bulanan demonstrasi oleh masyarakat yang menjunjung tinggi  semangat nasionalisme. Pemberitaan di media massa pun (yang nota bene di tunggangi oleh pihak barat) seakan akan membesar besarkan masalah tersebut dengan kembali “flashback” ke masa lalu, mengungkap kasus perebutan pulau sipadan dan ligitan, yang akhirnya di menangkan pihak Malaysia, di tambah belum tuntasnya masalah hukum mengenai perebutan pulau ambalat.

Namun jika kita jelih melihat persoalan yang terjadi sekarang ini, kasus pemerkosaan yang terjadi hanya menjadi dalih dari orang-orang yang tidak mengiginkan islam bangkit dari keterpurukan sistem kapiatalis - liberal yang di usung bangsa barat. Indonesia sebagai basis terbesar islam di asia tenggara di “kompori” untuk saling menyerang dengan Negara  tetangganya Malaysia, ya.. tidak lain tujuannya untuk menghancurkan kekuatan terbesar islam di asia tenggara. Ini menjadi salah satu bukti adanya islamophobia di kalangan petinggi-petinggi barat yang khawatir masyarakat islam di asia tenggara bersatu dan mendirikan kembali khilafa islamiyah .

Saya (red : penulis) bukanlah orang yang mendukung Malaysia, yang di anggap sebagai pihak antagonis dalam setiap persoalan yang terjadi antara kedua belah pihak, namun penulis berusaha memandang persoalan yang terjadi antara kedua belah pihak secara objektif untuk menghindari masalah yang lebih besar  yaitu kehancuran islam di Asia Tenggara. wallahu a’la ash-shawab.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline