Lihat ke Halaman Asli

Solusi untuk Negeriku

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertahanan terbaik adalah menyerang, nampaknya dpr paham betul strategi yang satu ini, belum lama setelah upaya pengungkapan "skandal" pemerasan yang diduga di lakaukan anggota dpr terhadap kementrian BUMN. Kini giliran DPR yang melakukan serangan balik, dengan dugaan kerugian keuangan negara sebesar Rp. 37 triliun  yang terjadi pada 2009-2010 di PT PLN, yang saat itu Dahlan Iskan menjabat sebagai direktur umum PT PLN. Kerugian itu sendiri terjadi karena PLN memutuskakn menggunakan solar sebagai bahan bakar untuk menghidupkan mesin pembangkit listrik, padahal sebenarnya bisa menggunakan bahan bakar gas yang lebih hemat. Bukan hanya itu DPR menduga kerugian yang di tanggung sadar semakin besar karena PLN gagal mengadakan batu bara sebagai  pembangkit. Dalam rapat yang diadakan komisi  VII DPR siang tadi berlangsung panas, saling sindir pun terjadi antara anggota komisi VII DPR dengan menteri BUMN, Dahlan Iskan.

Hal ini sangat di sayangkan terjadi di negara kita yang notabene dalam masa pertumbuhan, para elit politik dan lembaga politik malah berlomba untuk saling "menyerang" dan masing - masing bertahan dengan keakuan mereka, tidak ada yang mau dipersalah. kini rakyat  tidak tau lagi harus percaya pada siapa? tidak ada lagi "anggel and demons",  yang ada hanyalah "demons-demons" yang berwujud anggel. Tak pelak lagi krisis terjadi di mana-mana, demonstrasi pun hampir terjadi setiap hari dengan tujuan menuntut keadilan sesuai amanat undang undang dasar sila ke lima "keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia" tapi yang ada hanya keadilan sosial untuk kaum kapitalis. Pertanyaanya sekarang, apa yang salah di negeri kita ini? negeri dengan sumbar daya alam dan sumber daya manusia yang berlimpah. Tapi hal ini tidak relevan dengan realita di masyarakat, yang hampir sebagian besar penduduknya menyandang status miskin.

Namun apabila kita sadar dan mau menerapkan islam secara kaffah di negeri ini, hal ini pasti dapat di hindari, dengan penerapan sistem islam, masyarakat di jamin hak-haknya, baik muslim maupun non muslim. Jika kita kembali membaca torehan tinta emas sejarah peradaban islam, pada masa kekhalifaan umar bin abdul azis bahkan tidak di temukan seorang pun yang ingin menerima zakat, karena kondisi ekonomi pada saat itu merata di seluruh lapisan  masyarakat. yah... begitulah sistem islam menjamin kehidupan setiap anggota masyarakatnya. back to islam kaffah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline