Lihat ke Halaman Asli

Jati Paccaya Jaramaranam: Perenungan di Hari Ulang Tahun

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hari ulang tahun merupakan hari yang istimewa bagi semua orang pada umumnya. Hari kemunculan kita ke dunia ini biasanya kita rayakan bersama-sama orang-orang yang kita sayangi, terutama orang tua, saudara dan teman-teman dekat kita. Inilah makna umum peringatan hari ulang tahun dan masing-masing orang memiliki penafsiran tersendiri atas hari ulang tahunnya. Demikian juga, penulis sendiri memiliki perenungan tersendiri mengenai makna hari ulang tahun ini.

Mungkin kita telah berusia sekian puluh tahun pada hari ulang tahun kita saat ini  dan telah mencapai apa yang kita cita-citakan. Namun tidak semua orang mendapatkan apa yang ia inginkan, kebanyakan tidak puas dengan apa yang telah ia peroleh. Jika kita renungkan sesungguhnya apa yang kita peroleh selama kehidupan kita sampai saat ini telah lebih dari cukup. Masih banyak orang yang berada di bawah kita dan lebih menderita hidupnya. Oleh sebab itu, kita patut berpuas diri dengan apa yang telah kita peroleh saat ini. Demikianlah hal pertama yang harus direnungkan di hari ulang tahun kita.

Yang kedua, hari ulang tahun tak lain adalah hari di mana kita terlahir sebagai manusia di dunia ini. Kehadiran kita ke dunia tak lain disebabkan oleh adanya kedua orang tua kita. Maka sudah sepatutnya kita berterima kasih kepada mereka, terutama kepada ibu kita yang telah mengandung kita selama sembilan bulan dan menahan banyak penderitaan karena hal ini. Orang tua juga yang telah merawat, membesarkan, dan mendidik kita sampai kita menjadi seperti saat ini. Tanpa mereka berdua tak mungkin kita ada dan menjadi seperti saat ini. Maka sudah sepatutnya kita, apalagi yang sudah bekerja dan mapan, berbakti dan menyokong orang tuanya sembari mendoakan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka di hari tua. Inilah hal kedua yang patut kita renungkan pada hari ulang tahun.

Selanjutnya, kelahiran kita ke dunia ini disebabkan oleh karma masa lampau yang telah kita bawa selama masa yang tak terhitung, dikondisikan oleh kemelekatan dan keinginan untuk terus eksis di dunia. Kelahiran ini juga kembali membuka jalan bagi kemelekatan dan keinginan untuk menciptakan karma baru guna meneruskan perjalanan panjang kita di samsara. Hal ini karena keinginan mengkondisikan kemelekatan, kemelekatan mengkondisikan perwujudan (penjelmaan) kehidupan, dan perwujudan kehidupan mengkondisikan kelahiran.

Dengan adanya kelahiran, maka usia tua dan kematian pun tak terelakkan. Sejak kelahiran kita detik demi detik kita menua dan mendekati kematian. Usia tua dan kematian bukanlah untuk ditakuti, melainkan untuk direnungkan sebagai faktor motivasi seseorang lebih memperhatikan sisi spiritual kehidupannya. Orang bijaksana yang memahami hal ini akan menggunakan waktu dalam hidupnya sebaik-baiknya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Dari kelahiran juga muncul kesedihan, ratap tangis, kesakitan, penderitaan, dan keputusasaan.  Kelahiran kita ke dunia ini menyebabkan kita bertemu dengan berbagai hal apakah yang menyenangkan ataupun yang tidak menyenangkan. Kita hanya menginginkan sesuatu yang menyenangkan dan menolak sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga saat yang tidak menyenangkan muncul atau yang menyenangkan lenyap dari genggaman kita, kita menderita karenanya. Bertemu dengan hal yang tidak diinginkan dan berpisah dengan hal yang diinginkan atau disayangi adalah penyebab ketidakpuasan dalam hidup ini. Dengan menyadari hal ini, seharusnya kita tidak terikat dengan apa yang menyenangkan dan diinginkan serta tidak menolak apa yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan.

Melihat hal-hal demikian, mengapa kita masih berdiam diri? Mengapa kita masih mau terikat pada keinginan? Mengapa kita masih ingin berputar-putar dalam roda kelahiran dan kematian ini? Semakin dalam kita merenungkan hal ini, semakin kita sadari hakekat kehidupan ini yang sesungguhnya bahwa segala yang muncul karena sebab dan kondisi adalah tidak kekal dan seharusnya kita mencari yang tertinggi dan yang tidak berkondisi, yaitu keadaan yang bebas dari kelahiran. Inilah perenungan tertinggi yang dapat kita lakukan pada hari ulang tahun kita.

Semoga dengan perenungan ini, pada hari peringatan kelahiran kita ini, tidak hanya menambah usia kehidupan kita, namun juga menambah kedewasaan, kebijaksanaan, dan cara pandang kita terhadap sifat sejati kehidupan ini.

Selamat berulang tahun bagi kita semua yang telah berulang tahun, yang berulang tahun hari ini maupun yang akan berulang tahun.

Catatan:

"Jati paccaya jaramaranam" adalah ungkapan dalam bahasa Pali yang berarti "kelahiran (jati) mengkondisikan usia tua (jara) dan kematian (marana)". Ini merupakan salah satu rumusan hukum sebab akibat yang saling bergantungan dalam ajaran Buddha yang menjelaskan terjadinya ketidakpuasaan (dukkha) dalam kehidupan ini. Sekilas tentang hal ini bisa dibaca di salah satu artikel penulis tentang ajaran pertama Sang Buddha pada link ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline