Panas terik menyelimuti lapangan futsal saat sorak-sorai penonton terdengar membahana di arena pertandingan, sebuah lapangan di sebelah kantor kementerian agama kota Bandar Lampung. Angin sepoi-sepoi yang sesekali bertiup terasa tak cukup untuk mengusir hawa gerah yang melingkupi para pemain, tapi semangat mereka tetap tak surut. Di tengah lapangan, terlihat tim futsal MTs yang merupakan gabungan pemain dari MTsN 1 dan 2 Bandar Lampung dengan seragam berwarna orange muda yang kontras dengan hamparan rumput sintetis hijau di bawah kaki mereka. Keringat mengalir deras di wajah mereka, namun tekad dan kerja keras masih terpancar jelas dari sorot mata setiap pemain.
Suara peluit wasit yang nyaring memecah kesunyian sejenak di antara teriakan penonton. Tim futsal MTs Negeri Bandar Lampung, yang terdiri dari Supiyani, Robi, Mustafid Eko, Bagas, Aris Munandar, Herwan, dan Muhaimin, bersiap menghadapi tim kuat dari MAN Kota Bandar Lampung. Permainan berlangsung sengit, dengan masing-masing tim saling merebut bola seperti singa lapar yang berjuang mempertahankan wilayahnya. Tendangan keras dari pemain lawan membuat jantung para suporter berdebar-debar, namun kiper MTs Negeri Bandar Lampung, sigap menepis bola dengan kedua tangannya yang basah oleh keringat.
Di babak pertama, teriakan semangat dari bangku penonton semakin menggema ketika Supiyani berhasil mencetak gol melalui tendangan akuratnya. Bola melesat cepat melewati kiper lawan, menyentuh sisi jaring dengan suara gemerisik yang memekakkan telinga suporter. Namun, perlawanan sengit dari tim MAN membuat kedudukan berubah dengan cepat. Dua gol balasan dari tim MAN membuat tekanan di pundak pemain MTs Negeri Bandar Lampung semakin berat.
Matahari hampir lurus di atas kepala ketika babak kedua dimulai. Aroma rumput yang tercampur dengan bau keringat dan debu menguar di udara. Mustafid, dengan lincahnya, menggiring bola di antara kaki lawan, menahan napas saat jarak dengan gawang semakin dekat. Suara napas yang terengah-engah seakan menyatu dengan hentakan kaki pemain di lapangan. Tendangan kerasnya membuat bola meluncur cepat, dan dalam sekejap, bola kembali bersarang di gawang lawan.
Suara penonton makin menggila. Para pemain mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan, tetapi semangat tak surut. Di saat-saat terakhir pertandingan, Mustafid berhasil menemukan celah di pertahanan lawan. Dengan penuh konsentrasi, ia melayangkan tendangan keras yang memecahkan kebuntuan. Bola melayang cepat seperti kilat dan menggetarkan jala gawang, menjadikan MTs Negeri Bandar Lampung unggul 3-2. Gemuruh sorakan meledak dari penonton, menggema seolah-olah memenuhi seluruh lapangan.
Ketika peluit panjang wasit mengakhiri pertandingan, para pemain MTs Negeri 1 Bandar Lampung langsung saling merangkul. Peluh mereka bercampur dengan senyum kebahagiaan, menciptakan momen yang akan selalu dikenang. Perjuangan keras mereka telah terbayar, dan meskipun hanya meraih juara ketiga, kemenangan ini terasa manis seperti hadiah tak ternilai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H