Lihat ke Halaman Asli

Batik Solo

Diperbarui: 21 Juli 2024   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Di tengah hiruk-pikuk Bandung, Yani dan Husen terlibat dalam dinamika aktivitas yang tiada henti. Yani, seorang guru yang penuh dedikasi, baru saja menyelesaikan tugas-tugasnya di sekolah. Ia sibuk mengurus administrasi PPDB, KSM dan mempersiapkan berbagai perangkat pembelajaran untuk siswa-siswinya. Husen, di sisi lain, adalah seorang pegiat komunitas guru yang tak kenal lelah dalam berbagi ilmu dan pengalaman.

Pagi itu, Yani memulai harinya dengan mengantar anak-anaknya ke sekolah sebelum bergegas ke kantor. Setibanya di kantor, ia langsung disambut oleh tumpukan pekerjaan yang menantinya. Sambil menyelesaikan administrasi, ia menerima pesan dari Husen yang mengabarkan bahwa ia baru saja selesai mengurus beberapa hal penting terkait komunitas guru di daerah lain.

Husen, yang juga dikenal dengan julukan "Babeh" oleh rekan-rekannya, sedang sibuk berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengurus ijazah yang belum diambil. Sementara itu, ia juga harus menyiapkan acara pernikahan anaknya, yang membuatnya semakin sibuk dengan urusan keluarga.

Di tengah kesibukan tersebut, Yani dan Husen tetap menjaga komunikasi mereka melalui grup WhatsApp komunitas guru. Mereka sering berbagi cerita tentang keseharian mereka, dari mengurus rumah tangga hingga aktivitas profesional. Yani, yang gemar sekali dengan motif batik, sering meminta Husen untuk mengirimkan kain batik dari berbagai daerah yang dikunjunginya.

Pada suatu pagi, Yani menyempatkan diri untuk bertanya tentang motif batik Solo kepada Husen. Ia penasaran dengan keunikan dan keindahan motif tersebut. Husen pun dengan senang hati mengirimkan foto-foto motif batik yang ada di Solo, membuat Yani semakin antusias untuk memilikinya.

Di sela-sela kesibukan mereka, Husen tak lupa untuk memberikan dukungan kepada Yani yang sedang sibuk dengan kegiatan KSM di sekolahnya. Yani merasa sangat terbantu dengan nasihat dan pengalaman Husen, terutama saat harus menghadapi berbagai tantangan dalam dunia pendidikan.

Saat sore tiba, Yani merasa lelah namun puas dengan semua yang telah dikerjakannya hari itu. Ia merenung sejenak, memikirkan betapa pentingnya peran seorang guru dalam membentuk masa depan anak-anak bangsa. Di saat yang sama, ia juga merasa beruntung memiliki rekan seperti Husen yang selalu siap membantu dan berbagi ilmu.

Husen, di sisi lain, terus berusaha menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan urusan keluarga. Meski lelah, ia merasa bahagia bisa membantu rekan-rekannya di komunitas guru. Dalam hatinya, ia berharap bisa terus memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan, serta menjaga semangat kolaborasi di antara para guru.

Malam pun tiba, Yani dan Husen akhirnya bisa beristirahat setelah seharian penuh dengan aktivitas. Meski jarak memisahkan mereka, semangat dan dedikasi yang sama terhadap pendidikan membuat mereka merasa dekat satu sama lain. Mereka pun berjanji untuk terus saling mendukung dan berbagi, demi masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline