Lihat ke Halaman Asli

Menulis Puisi

Diperbarui: 17 Juli 2024   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Flyer KBMN (dokumen pribadi)

Suasana malam itu penuh semangat, dengan langit yang mulai gelap dan angin malam yang sejuk menyelinap melalui jendela. Di ruang virtual, Astuti menyampaikan pesan yang memancarkan semangat untuk kolaborasi menulis yang luar biasa. Seruan ini menggugah jiwa setiap anggota grup, seakan mengguncang raga mereka untuk terus bersemangat dalam menulis.
Di ujung lain layar, seseorang merespons dengan kata-kata puitis, membiarkan pena menari dan menciptakan guratan makna yang mendalam. Widya merespons dengan antusiasme, mengisi ruangan virtual dengan kehangatan semangat. Kata-kata Widya mengalir seperti air, penuh dengan rasa cinta yang terengah-engah dan rindu yang mendalam.


Widya memulai malam itu dengan salam yang penuh kehangatan dan keberagaman. Ia mengajak semua untuk melepaskan penat dan galau, menyerahkan diri dalam rasa syukur. Suasana berubah hening sejenak, saat doa dipanjatkan, membawa kedamaian yang meresap ke dalam hati setiap peserta.

Kelas tanpa sekat dan batas malam itu dibagi menjadi tiga sesi: paparan makna dari narasumber, selayang surat cinta, dan tantangan. Widya dengan penuh kebanggaan memperkenalkan Bunda E. Hasanah, seorang narasumber yang dikenal karena kepiawaiannya dalam meniti kata dan mengaduk rasa. Bunda E. Hasanah, dengan tutur kata yang lembut dan bermakna, mengajak semua untuk berdansa dalam melodi cinta, mengukir rasa dalam irama salsa.

Bunda E. Hasanah menyapa dengan penuh kerendahan hati, mengucapkan salam dan terima kasih kepada tim KBMN. Suara lembutnya mengalir seperti melodi, mengajak semua untuk berdiskusi tentang menulis puisi. Widya, sebagai moderator, menambahkan sentuhan keakraban dengan berbincang tentang kopi dan menikmati secangkir tuang nikmat.

Malam itu, di ruang virtual, setiap kata yang diucapkan membawa semangat dan inspirasi. Mereka saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, menciptakan harmoni yang indah dalam komunitas menulis. Dalam canda dan tawa, dalam puisi dan kata, mereka menemukan kebersamaan yang menghangatkan hati, menggugah jiwa, dan terus memotivasi mereka untuk menulis dengan sepenuh hati.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline