Lihat ke Halaman Asli

No, Pinjol

Diperbarui: 22 Juni 2024   07:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang wanita bernama Yanti. Yanti bekerja sebagai guru di sebuah SMK di pinggir kota. Di sana, dia mengajar dengan penuh dedikasi meski gaji sering kali tertunda. Setiap hari, Yanti harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Sering kali, ia harus meminjam uang dari teman-temannya, termasuk seorang kolega bernama Udin.

Pada tanggal 12 Juni, Yanti mengirim pesan kepada Udin:

"Pak Udin, assalamualaikum. Pak, pls wait a little longer ya.. sabar sedikit lagi ya.. aku mau kembaliin uangmu tapi kepake lagi untuk keperluan mendesak banget. Belum ada uang yang gede dan cukup untuk semuanya jadi harus bayar satu per satu. Maafin yaa.. "

Yanti merasa sangat tidak enak dengan keadaan ini. Hari-hari berlalu, dan masalah keuangan Yanti semakin berat. Pada tanggal 21 Juni, ia kembali mengirim pesan kepada Udin:

"Gak punya duit sama sekali Pak, gaji dan tunjangan ditunda-tunda jadi harus gali lubang tutup lubang, motor kejual, semua kegadai masih belum ketutup, nunggu gaji 13 belum cair-cair hikss."

Udin, yang juga seorang guru, selalu berusaha memberi semangat kepada Yanti:

"Semoga cepat cair. Pj Gubernurnya mantan guru."

Yanti menanggapi dengan sedikit rasa humor meski situasinya berat:

"Teman ku buka toko jualan dodol malahan dah kaya raya."; "Tega banget ya nahan-nahan tunjangan guru. Semoga mereka tobat."

Udin tertawa kecil dan berkata:

"Guru SMK harus kaya, mereka ngajari siswanya untuk jadi entrepreneur."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline