Lihat ke Halaman Asli

Memetik Manfaat Bercocok Tanam

Diperbarui: 16 Juni 2024   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Minggu, 16 Juni 2024

Hari ini aku pergi ke  Dusun Umbul Kalangan, Desa Rejo Agung, Tegineneng, Pesawaran, suasananya begitu tenang dan nyaman. Dari arah Bandar Lampung, sebelum SPBU Trimurjo, aku belok kiri dan sampai di rumah Paiman. Paiman adalah warga dusun umbul Kalangan sekaligus teman baik kami yang bertanggung jawab mengelola tanah pekarangan kami di dekat rumahnya.

Dokumen Pribadi

Pekarangan tersebut ditanami berbagai tanaman ada pohon kelapa, pohon pisang, pohon rambutan, pohon alpukat, dan pohon jeruk, di sela-sela tanaman tersebut juga ditanami, ubi jalar, singkong dan terong. 

Pagi ini, Paiman baru saja selesai memetik jeruk dari kebun, sebelumnya dia juga panen mantang (ubi jalar). Dia pulang dengan keranjang penuh jeruk yang tampak segar dan menggoda. Di depan rumahnya, ada sebuah pohon jambu air yang sedang berbuah lebat. Jambu-jambunya merah merona, tampak begitu manis. Istri Pak Paiman mengambil bilah bambu yang sudah disiapkan untuk menjolok buah jambu tersebut. Dalam waktu singkat, kantong plastik yang ia bawa sudah terisi penuh dengan jambu-jambu segar.

Dokumen Pribadi

Di sebelah kanan rumah Paiman, masih ada tanah kosong yang ditanami pohon singkong. Hari ini, Paiman memutuskan untuk mencabut dua batang singkong. Cucunya yang kecil-kecil ikut membantu, mencabut dan mengumpulkan singkong-singkong tersebut dengan penuh semangat. Mereka tertawa riang, membuat suasana pagi ini terasa semakin hangat dan menyenangkan.

Dokumen Pribadi

Setelah selesai di kebun, kami membawa hasil panen kami ke rumah. Dari kebun, kami membawa jeruk yang manis, ubi jalar,  bunga pepaya, pisang, dan kelapa. Sementara itu, dari rumah Pak Paiman, kami juga membawa singkong dan jambu air yang baru dipetik.

Hari ini sungguh luar biasa. Kebahagiaan sederhana dari hasil panen dan kebersamaan dengan keluarga serta tetangga membuat hati ini merasa damai. Kami duduk bersama di teras rumah, menikmati hasil panen sambil berbincang dan tertawa. Desa Umbul Kalangan memang tempat yang sederhana, namun penuh dengan cinta dan kebersamaan. Di sini, kami menemukan arti sejati dari kehidupan yang damai dan sejahtera.

Dokumen Pribadi

Aku bersyukur bisa menikmati hari seperti ini. Rasanya, setiap momen yang dihabiskan bersama keluarga dan teman-teman di desa ini selalu menjadi kenangan yang indah dan tak terlupakan.

Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline