Sinta duduk sendirian di sudut kelas, merenung dengan tatapan kosong. Meskipun wajahnya mencoba tersenyum, namun mata Sinta masih memancarkan sedikit kepedihan. Dalam hatinya, dia merasa sedih, tapi juga merasa lega sekaligus bahagia.
Beberapa saat yang lalu, dia baru saja mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari seorang rekan sejawatnya. Rasa tidak suka dari rekan itu membuat hati Sinta terasa tergores. Namun, dalam kegalauannya, dia teringat kata-kata bijak dari Om Jay, seorang mentor dan teman virtualnya.
"Jika ada orang yang tidak suka dengan kita, kita jogetin aja!" begitu kata Om Jay.
Mungkin bagi sebagian orang, kata-kata itu terdengar sepele. Namun, bagi Sinta, kata-kata itu memiliki makna yang dalam. Itu adalah sinyal untuknya agar tidak terlalu mempermasalahkan pendapat orang lain tentang dirinya.
"Sinta, apa yang terjadi?" tanya Kartini, salah satu rekan sejawatnya yang duduk di sebelahnya.
Sinta menghela nafas. "Ah, tidak apa-apa," jawabnya pelan.
Namun, Kartini bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang mengganggu Sinta. Tanpa banyak bicara, Kartini duduk di samping Sinta, memberikan kehangatan dengan kehadirannya.
"Sinta, mungkin itu hanya ujian kecil dari Allah. Ada hikmah di balik setiap cobaan," ucap Kartini dengan penuh keyakinan.
Sinta menatap Kartini dengan mata yang mulai berbinar. "Mungkin kamu benar, Bu Kartini. Terima kasih," ucap Sinta sambil tersenyum.
Waktu pun berlalu, dan Sinta semakin menguatkan hatinya. Dia memilih untuk tidak terpengaruh oleh pendapat orang lain yang negatif. Sebaliknya, dia memilih untuk fokus pada perjalanan karirnya dan memberikan yang terbaik dalam setiap karyanya.
Suatu hari, saat Sinta sudah berhasil menembus ke tingkat yang lebih tinggi dalam karirnya, dia mengingat kembali semua cobaan yang pernah dia alami. Dia tersenyum sendiri, merasa bersyukur karena semua itu telah membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih kuat dan optimis.