Lihat ke Halaman Asli

Kenangan yang Berharga

Diperbarui: 31 Mei 2024   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada sore itu di tanggal 21 April 2024, di dalam grup WhatsApp "Alumni Guru Al Kautsar", suasana hangat dan penuh keakraban terasa. Wida Nurvaif, salah satu alumni yang aktif, menyapa teman-temannya dengan pertanyaan sederhana, mencoba menghangatkan suasana.

Beberapa saat kemudian, Wida mengirimkan sebuah foto, mungkin momen yang ia bagikan kepada teman-teman dalam grup. Meskipun media tersebut tidak bisa dilihat oleh kita, tapi pasti itu merupakan kenangan yang berharga bagi mereka.

Dra. Supariem, dengan tulus, menyampaikan terima kasih atas jamuan yang telah diberikan oleh Bu Wida, serta ungkapan rasa syukurnya atas kehangatan yang dirasakan oleh seluruh anggota. Handayani juga ikut berucap terima kasih, bahkan dengan candaan menyatakan harapannya untuk bisa dimasak oleh Bu Wida lagi di waktu mendatang.

Septinayati juga turut menyampaikan terima kasih kepada Wida atas fasilitas silaturahmi yang telah diberikan. Doanya semoga berkah bagi Wida dan keluarganya serta semua anggota grup. Tidak ketinggalan, Bertakodri juga menyampaikan permohonan maaf atas segala kesulitan yang mungkin timbul, dan mengakui bahwa hanya Allah yang mampu membalas kebaikan.

Septi Aprili juga turut berbicara, mengucapkan rasa syukurnya atas keadaan yang baik. Dia berbagi bahwa dirinya baru saja pulang dari Lampung, meskipun hanya untuk dua hari. Namun, melihat foto profil grup membuatnya merasa kangen akan teman-temannya.

Namun, satu pesan dari Wida kemudian dihapus, mungkin karena alasan tertentu. Tapi Wida kembali dengan ucapan doa dan harapan agar pertemuan ini menjadi awal dari ikatan silaturahmi yang kuat.

Di akhir percakapan, Wida memberikan sedikit candaan terhadap panggilan 'Bunbun' yang mungkin tidak lazim di grup tersebut. Namun, suasana tetap hangat dan penuh keakraban di antara para alumni guru Al Kautsar. Dan meskipun mungkin tidak semua hadir, kebersamaan mereka dalam grup ini menjadi pengikat yang kuat bagi silaturahmi yang sempat terpisah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline