Di sebuah rumah kecil di Jl. Hendro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung, tinggal seorang gadis kecil bernama Sasya. Usianya baru tujuh tahun, namun semangatnya untuk belajar dan berkreativitas begitu besar. Ayahnya, Rido, dan ibunya, Intan, selalu memberikan dukungan penuh pada setiap langkah kecilnya.
Sasya adalah seorang pelajar di SD IT Ar-Rauf, sekolah yang sama dengan kakaknya, Rifat. Mereka berdua selalu berangkat bersama setiap pagi, menyusuri jalan yang dikelilingi pepohonan yang hijau menuju sekolah yang terletak di dekat Rumah Sakit Bumi Waras.
Kelas pertamanya diisi dengan 28 teman sekelas yang ramah dan ceria. Senin hingga Jumat adalah hari-hari di mana Sasya penuh dengan pelajaran dan kegiatan sekolah. Namun, ia selalu menantikan hari Sabtu, hari libur di mana dia bisa bersantai dan mengekspresikan dirinya dengan lebih bebas.
Di antara semua pelajaran yang diajarkan di sekolah, Sasya paling menyukai menggambar. Setiap kali ada kesempatan, dia akan mengambil pensil dan kertasnya, dan mulai menciptakan karya seni yang indah. Karakter Anya Forger, tokoh favoritnya dari buku-buku cerita, sering menjadi subjek utama dalam karyanya.
Namun, ketertarikannya tidak hanya terbatas pada menggambar. Sasya juga memiliki bakat menari dan menyanyi. Setiap sore, setelah pulang sekolah, dia akan menyalakan musik dan mulai menari di ruang keluarga. Suaranya yang merdu juga sering terdengar mengalun di dalam rumah, saat dia menyanyikan lagu-lagu favoritnya.
Setiap hari adalah petualangan baru bagi Sasya. Bersama keluarga dan teman-temannya, dia terus mengeksplorasi dunia di sekitarnya, belajar hal-hal baru, dan mengembangkan bakat-bakatnya. Dan di antara semua hal itu, senyumnya yang cerah selalu menyinari setiap sudut rumah mereka di Jl. Hendro Suratmin, Sukarame.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H