Lihat ke Halaman Asli

Menyapa Alam di Balik Jendela

Diperbarui: 14 Januari 2024   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari itu, di MTsN 1 Bandar Lampung, Syafgan Defano Dhiarizky duduk di kursinya dengan pandangan serius. Sesaat sebelum bel masuk berdentang, ia tiba-tiba bangkit dan berbicara di hadapan teman-temannya, "Apakah Anda merasa hari semakin panas? Hal ini disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah pemanasan global. Polusi seperti polusi udara dan air menjadi pemicu terjadinya pemanasan global. Selain pemanasan global, sumber daya alam seperti air juga semakin menipis. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda harus mulai menjaga bumi kita."

Tentu saja, reaksi teman-temannya bervariasi. Ada yang tersentak, ada yang mengangguk setuju, dan ada pula yang terlihat ragu. Namun, Syafgan tak gentar. Dia merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk memberikan perubahan, meski hanya sekecil apapun.

Suatu hari, saat pulang sekolah, Syafgan memutuskan untuk mencari cara konkrit untuk membantu lingkungan. Ia membentuk kelompok kecil yang diberi nama "EcoHeroes 8D". Bersama teman-temannya, mereka memulai aksi kecil dengan mengedukasi siswa-siswi di sekolahnya tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Namun, Syafgan tak puas hanya di situ. Ia mengajak EcoHeroes 8D untuk melakukan kegiatan nyata. Pertama, mereka mengadakan kegiatan pembersihan di sekitar sekolah, membersihkan sampah dan plastik yang menumpuk. Kemudian, mereka mengajak seluruh siswa untuk meminimalkan penggunaan plastik sekali pakai dan menggantinya dengan botol air minum yang dapat diisi ulang.

Aksi-aksi kecil ini mulai menyebar dan menarik perhatian guru dan kepala sekolah. Syafgan dan EcoHeroes 8D bahkan diundang untuk memberikan presentasi di hadapan seluruh siswa sekolah. Mereka berbagi pengetahuan tentang pemanasan global, polusi, dan pentingnya menjaga sumber daya alam.

Prestasi mereka tak hanya diakui di lingkungan sekolah, tapi juga diakui oleh media lokal. Sebuah surat kabar setempat menulis artikel tentang perjuangan mereka untuk menjaga bumi. Seiring berjalannya waktu, EcoHeroes 8D menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Bandar Lampung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline