Lihat ke Halaman Asli

Yordania dalam Renungan

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1343872345747773898

TANGISAN KEBAHAGIAAN Dengan kegundahan yang ada pada kedua orang tua sebelum sang anak dilahirkan ke dunia, ingin rasanya mereka memiliki seorang bayi laki-laki, karena selama ini mereka hanya mempunyai tiga anak perempuan. Akan menjadi suatu kebahagiaan yang tak terhingga bila mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. Tahun demi tahun mereka terus menunggu kehadiran seorang bayi laki-laki namun ternyata perempuan lagi , perempuan lagi ……, terbenak dalam hati seorang ayah dan kemudian dilontarkannya kepada istri tercinta, bagaimana yah caranya supaya dapat anak laki-laki? Seorang ibu hanya tersenyum malu. Kemudian sang ayah bertanya lagi, bagaimana kalau seandainya saya nikah lagi mam …..? Sang ibu tetap tersenyum, namun sang ayah melihat tangannya mengepal dengan keras, pertanda sang ibu tak setuju dengan pertanyaan sang ayah tadi. Ayah hanya terdiam, karena memang ternyata sang ibu tak mau kalau seandainya dimadu. Padahal yah …., kalau kita pikir yang namanya madu itu enak untuk dimakan apalagi kalau campur susu, wah nikmatnya ……, sang ayah nyeleneh. Sang ibu menjawab, memangnya saya madu kang? Sang ayah tersenyum tak tertahankan kemudian tertawa dengan sekencang-kencangnya hahaha ……., sang ibu merasa tersinggung kemudian mencubit tangan sang ayah dengan keras, aduhhh … …sakit mam .. !! Dengan nada yang lembut juga bibirnya yang manyun sang ibu menjawab, “lagian sih, akang tertawain mamah.” Kemudian mereka berpikir dan juga terus berdo’a bagaimana untuk bisa menghasilkan seorang bayi laki-laki. Dengan usaha yang mereka kerjakan untuk mendapatkan uang dan kemudian uangnya mereka tabung untuk bisa menunaikan ibadah haji. Karena orang bilang, apabila berdoa di Mesjid Haram maka doanya akan cepat dikabulkan oleh Allah. Pada waktu itu sang ayah bekerja sebagai penjual kain dari pintu ke pintu karena tidak mempunyai sebuah toko, sedangkan sang ibu hanya sebagai penjual kasur-kasur murah letaknya di sebuah toko terpencil diantara toko-toko yang lainnya. Dengan kesederhanaan mereka dan kegigihan mereka untuk mengumpulkan uang akhirnya tercapai untuk bisa menunaikan ibadah haji pada tahun 1980. Alhamdulillah mereka siap untuk berangkat haji demi  mendirikan  dan menunaikan perintah Allah sekaligus berdoa untuk menghasilkan seorang bayi laki-laki. Usaha-Usaha Untuk Mendatangkan Sang Bayi Hari demi hari mereka tunggu kapan hari yang berharga itu datang. Dengan segala “usaha mesra” dan diiringi dengan doa untuk mendapatkan sorang anak laki-laki, serta melengkapi menu-menu makanan, yang kata dokter, dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin bisa mendapatkan seorang anak yang kita inginkan, laki-laki ataupun perempuan, mereka pun melaksanakan anjuran dokter ini dengan  tulus ikhlas sepenuh hati. Hari semakin dekat dengan kepergian untuk melakukan ibadah haji, kira-kira satu bulan sebelum keberangkatan ada pemeriksaan kesehatan untuk kaum pria juga wanita. Lalu sang ayah mengajak sang ibu dengan mengendarai mobil angkutan perkotaan untuk meriksakan diri di sebuah puskesmas milik pemerintah. Tempat pemeriksaaan pria dan wanita terpisah. Dengan antrian yang begitu panjang sang ayah dan sang ibu harus menunggu gilirannya masing-maisng. Kemudian sang ayah berpisah dengan  sang ibu untuk sementara waktu. Sebab untuk melakukan ibadah haji, badan harus sehat dan fit, bukan saja                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      harta, tapi kesehatanpun diperlukan. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa sang ayah alhamdulllah sehat dan bisa untuk berangkat haji tahun ini, namun bagaimana dengan sang ibu? Sang ayah menunggu didepan puskesmas dengan wajah yang ceria, karena keberangkatannya sudah berada didepan pintu. Terpintas di hatinya, “kalau seandainya istiku keluar dari pintu pemeriksaan maka akan aku cium pipinya”. Setelah 20 menit berlalu keluarlah sang ibu dengan wajah yang pucat dan sedih juga linangan air mata membasahi pipinya. Lalu sang ayah mendekat, dan mencium keningnya, yang tadinya mau mencium pipinya biar lebih romantis, eh …. ngga’ jadi. Kemudian sang ayah menuntun tangan sang ibu dan merayunya supaya tidak menagis lagi. Setelah sang ibu berhenti dari tangisannya lalu sang ayah bertanya, “gerangan apa yang telah terjadi, apakah dokter itu mempermainkan kamu didalam ruang periksa? Dengan nada marah sang ayah bertanya, atau apakah ibu mempermainkan dia?” Sang ibu menjawab dengan terisak-isak karena sedih yang mendalam, “tidak kang, bukan itu, pak dokter baik kok orangnya ga’ pernah macem-macem sama pasiennya, sebenarnya mamah gembira juga tapi sedih sekali tahun ini mamah tidak bisa melaksanakan ibadah haji.” Dengan cepat sang ayah bertanya, kenapa? Mamah sakit yah? Sang ibu menjawab, “mamah sehat kok.” “Lantas, kenapa mamah gembira juga?” Terus dijawabnya, “alhamdulillah mamah ngandung kang ……. makanya dokter tidak membolehkan mamah untuk melaksanakan ibadah haji karena takut mengganggu perkembangan jabang bayi yang akan lahir nanti.” Sang ayah langsung sujud syukur atas karunia yang telah diberikan oleh Allah. Dengan tangisan dan senyuman di bibir sang ibu kemudian digenggam tangannya oleh ayah untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah sang ibu baru teringat bahwa ia telah telat tiga bulan. “Oh iya kang, ibu sekarang lagi mengandung dua bulan,” “Alhamdulillah,” jawab sang ayah. Dengan bibir sang ayah yang agak mesem lalu melontarkan kata, “iya, alhamdulillah yah mah …. asalkan saja jangan perempuan lagi, kalau tidak akang mau nikah aja lagi sama yang lain, sang ayah sambil tersenyum.” “Lalu sang ibu bilang, kali ini insya Allah kang kita akan buat anak ini laki-laki bukan perempuan lagi. Mamah sekarang akan rajin shalat malam juga rajin membaca al-Qur’an dengan suratnya yang lebih khusus yaitu surat Yusuf. Mudah-mudahan kali ini kita dikaruniai anak laki-laki yang gantengnya kaya nabi Yusuf, dan surat Muhammad agar budi pekertinya seperti beliau.” Semua keluarga yang ada di rumah mendengarkan apa yang sang ibu ucapkan, lalu mereka mengucapkan “Amien, ya Robbal ‘alamin.” Empat bulan sudah sang ibu mengandung, dengan usahanya shalat malam dan puasa Senin Kamis, juga membaca al-Qur’an tak henti-hentinya dilakukan oleh sang ibu dengan hati yang ikhlas. Mudah-mudahan terdengar oleh yang Maha Kuasa. Empat bulan adalah waktu ditiupkannya ruh kepada seorang bayi dalam kandungan juga terbentuk sempurna badan seorang bayi, laki-laki ataupun perempuan. Pada saat usia kandungan sudah empat bulan itu, dibarengi pula dengan keberangkatan sang ayah ke tanah Haram. Sang ayah berangkat dengan kesendiriannya, begitu juga sang ibu dengan kesendiriannya ditinggal sang suami. Akan tetapi di rumah, sang ibu tak sendiri, masih ada tiga anak perempuannya, tapi sang ibu bahagia karena sang ayah telah menitipkan benih terlebih dahulu ke dalam kandungannya sebelum berangkat ke tanah Haram. Sang ayah berangkat melaksanakan perintah Allah ke tanah Haram sedangkan sang ibu terus berdo’a dan melaksanakan shalat untuk keselamatan sang suami juga keselamatan sang bayi yang akan lahir kelak nanti. Lahirlnya Sang Bayi Ketika sesampainya di tanah suci sang ayah selalu bermunajat kepda Allah agar bayi yang kelak akan lahir nanti adalah seorang laki-laki yang berbudi luhur. Sepulangnya dari tanah suci, sang ibu menyambut hangat sang ayah dengan pelukan rindu yang sangat dalam dan ciuman tangan yang begitu hangat  yang mengundang cinta untuk bersemi kembali dalam suatu keluarga yang harmonis. Kandungan sang ibu semakin membesar dan semakin mendekat pada kelahiran sang bayi. Sang ayah mempersiapkan untuk menyambut kedatangan sang bayi dengan bantal dan kasur  juga persiapan baju-bajunya. Tepatnya pada hari kamis sore pukul 16.30 lahirlah sang bayi dengan jenis kelamin laki-laki. Sang ibu, sang ayah juga semua keluarga yang ada di rumah tersebut merasakan gembira yang sangat atas kelahiran sang bayi yang begitu mungil dan cakep, lalu semua mengucapkan alhamdulillah.  Sinar baru telah lahir di rumah ini. Terlihat senyuman manis sang ibu tercipta kembali dalam keluarga, begitu juga sanak familinya. Lalu berbondong-bondong pula tetangga sebelah untuk melihat sang bayi yang baru lahir. Ada seorang tetangga bilang, “eh anaknya mirip sekali sama ibunya yah?” Terus ada yang bilang, “eh anaknya mirip ayahnya? Percakapan para tetangga terdengar oleh telinga sang ayah, lalu ia pun bilang, “ya tentulah, saya kan bapaknya yang buat dan juga atas persetujuan ibunya, jadi tuh anak hasil kita, bukan hasil kalian,” Dengan senyuman di bibir kemudian para tetanggapun tertawa terbahak-bahak, “ah …..pak haji ini bisa aja!” Sembilan bulan telah lewat, kini sang ibu ingin juga menunaikan ibadah hajinya yang tertunda, dan alhamdulillah kini ia bisa melaksanakan hajinya dengan tenang, namun sang bayi yang baru berusia sembilan bulan ditinggal oleh sang ibu dan sang ayah. Sang bayi dititipkan kepada neneknya, untuk sementara waktu pergi haji saja. Sesudah kepergiannya dari haji, mereka kembali ke tanah air dengan senang hati. Bisa kembali merangkul sang bayi. Dengan membawa oleh-oleh dari Tanah Haram berupa kacang arab, air zam-zam, buah korma dan alat-alat perlengkapan shalat yang lainnya, tak lupa sang ibu juga mambawa oleh-oleh untuk sang bayi agar ia mendapatkan adik kecilnya selepas 9 bulan nanti, kini sang ibu hamil kembali setelah kepergiannya ke Tanah Haram.     Setelah beberapa bulan bayi yang dalam kandungan sang ibu, lahir dengan jenis kelamin perempuan. Kini sang bayi mempunyai seorang adik perempuan yang mungil dan cantik. Mulai Mengenal Pendidikan Tahun demi tahun sang bayi beranjak dewasa. Dengan usianya yang keenam tahun, baru mulai menginjak kakinya di bangku sekolah TK Bayangkara, letaknya di Kampung Ciranjang. Dengan bimbingan orang tuanya ia semakin tahu tentang ilmu, dari membaca tulisan, juga cara bertata krama yang baik terhadap orang itu sudah diajarkannya dan ditanamkannya sejak dini oleh orang tua sang bayi yang kini beranjak dewasa. Untuk belajar cara membaca al-Qur’an, sang ayah dan sang ibu menitipkan anaknya pada seorang kyai besar yang terkenal di kampung pada waktu itu, di Madrasah al-Wasiyyah yang diasuh oleh KH. Khotim dan di Madrasah al-Ma’arif yang diasuh oleh Ust. Asep. Sang anak sangat rajin mengaji bersama mereka. Pada sore harinya ia belajar mengaji di Madrasah al-Ma’arif, sedangkan pada malam hari dan shubuh di Madrasah al-Wasiyyah. Dengan dorongan kedua orang tuanya sang anak sudah dapat mengenal Tuhannya dengan baik. Hari demi hari sang anak mulai tumbuh dewasa, sang ibu terus memberikan perhatian terhadapnya. Mulai dari membangunkannya sebelum fajar tiba untuk melaksanakan shalat tahajjud dan shubuh di Mesjid al-Wasiyyah, kemudian si anak yang mengaji pada seorang kyai itu terus didukung oleh sang ibu,  dengan harapan kelak anaknya terdidik menjadi orang yang beragama. Sedangkan pada sore harinya sang ibu selalu menyuruhnya untuk sekolah agama di Madrasah al-Ma’arif letaknya tidak jauh dari rumah si anak, kira-kira 100 m dari pintu rumahnya. Tidak hanya pendidikan umum saja yang ditanamkan oleh orang tuanya, perasaan kasih sayang telah ditanamkannya juga sejak dini. Sehingga ia sudah tahu bagaimana untuk selalu hormat kepada yang lebih tua darinya dan menyanyangi kepada yang lebih muda darinya. Semenjak di bangku sekolah dan madrasah ia mempunyai banyak teman karena dikenal sebagai anak yang baik budi pekertinya terhadap orang lain. Namun dari sekian banyak teman hanya dua orang saja yang sejalan denganya, sehingga ketika sore tiba, malam dan juga waktu shubuh, mereka sering saling menunggu dan memanggil dari depan rumah untuk sekolah dan mengaji bersama. Rasa kebersamaan ini terus bersemi sampai di bangku sekolah SD. Sejak dari bangku sekolah inilah sang anak bisa mengaji dengan baik, tidak hanya  cara membaca tapi juga cara melantunkannya denga suara yang merdu. Sehingga terlatihnya ia untuk melantunkan ayat-ayat al-Qur’an dengan suara yang merdu. Ia akan selalu mengikuti jejaknya nabi Daud yang mempunyai suara merdu. Dengan belajar murattal (bacaan al-Quran dengan mengunakan seni suara agar enak didengar) ini bermanfaat ketika ia belajar dibangku sekolah, karena dengan suaranya yang bagus, ia ditunjuk oleh kepala sekolah untuk mengikuti perlombaan menyanyi paduan suara, juga solo dengan lagu-lagu sunda. Tidak hanya perlombaan nyanyi aja yang ia ikuti, perlombaan Qira’at al-Qur’an, Adzan, baca puisi dan juga perlombaan busana Muslim. Alhamdulillah semua itu berkat dorongan sang ayah dan sang ibu juga kakak-kakaknya yang selalu mendorongnya untuk itu. Penghargaan demi penghargaan telah ia raih dengan dibarengi rasa syukur kepada yang Maha Kuasa. Kedewasaan terus menyertainya, sehingga sang anak ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Dengan kemapanan perekonomian orang tuanya sudah mulai meningkat dengan mempunyai sebuah toko mebeul sehingga sang anakpun dapat melanjutkan pendidikan selanjutnya. Alhamdulillah. Semuanya harus dikorbankan, meninggalkan keluarga tercinta, teman-teman yang tercinta untuk sementara waktu, demi mencari ilmu di jalan Allah.[] PENJARA SUCI Mulailah sang anak merantau ke perkotaan demi untuk mencari ilmu, karena ia pernah mendengarkan ceramah ustadznya bahwa, “Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu, maka ia dalam jalan Allah sampai ia kembali.” Dan orang yang berada di jalan Allah imbalannnya adalah surga. Bukan hanya kasih sayang Allah dan surgaNya yang ia inginkan akan tetapi ilmuNya mencakup alam semesta. Percikan Nasehat Sebelum Pergi Merantau Ceramahan demi ceramahan bertubi-tubi datang kepadanya, dari sang ayah, sang ibu, kakak-kakak tercinta, guru-guru, para ustad dan juga kyai setempat agar ia teguh dalam menjalani hidup, sabar dalam menghadapi cobaan, karena hidup tanpa cobaan bagaikan sayur tanpa garam, kata pak kyai berceramah waktu itu. Sang ayah mengadakan tasyakuran untuk kepergian satu-satunya anak laki-laki dalam keluarganya. Ketika  kyai lagi ceramah di depan keluarganya, lalu beliau bilang, “kamu itu …..nanti kalau sudah disana, jangan lupa untuk menjaga nama baik keluargamu, guru-gurumu, juga belajar yang rajin, jangan malas-malasan. Dan yang terpenting jangan pernah meninggalkan shalat lima waktu malahan kamu harus menambahnya dengan shalat-shalat sunnat, seperti shalat tahajjud, shalat dhuha dan shalat sunnat yang lainnya. Dan ingat jangan pernah untuk menghina orang lain, karena setiap pribadi manusia mempunyai kelebihan dalam dirinya. Juga jangan pernah menyimpan perasaan dendam terhadap manusia, ingat manusia! Bukan hanya Muslim saja tapi manusia seluruhnya yang ada di dunia, karena Rasul sendiri tidak mempunyai rasa dendam dalam hatinya. Lihatlah hati Rasul sebening embun di pagi hari.” “Aduh kyai ini romantis amat sih ...!” Sahut kakak ketiga yang perempuan membisikan ke telinga sang ibu. Lalu ibu bilang, “wush…, jangan keras-keras nanti kedengaran sama pak kyai.” Kemudian sang ibu pun membalik bisikan kepada anaknya yang perempuan, “iya sih, pak kyai itu roamtis sekali, makanya istrinya juga ada empat.” Sang ayah mendengar bisikan lalu melirik mata kapada mereka sambil tersenyum, lalu merekapun terdiam. Dan tak lama kemudian sang ayah menyahut, “tidak harus orang yang romantis itu beristrikan empat, contohnya, ayah romantis tapi istrinya tetap satu kok.” Sang Ibu lalu meneruskan perbincangan dengan sang ayah, sang ibu bilang, “mamah sih … membolehkan ayah nikah lagi kalau tidak mempunyai anak laki-laki, tapi sekarang mamah sudah dikaruniai anak laki-laki jadi ayah sama sekali diharamkan oleh peraturan keluarga mamah ini untuk nikah yang kedua kalinya,” sang ibu sambil tersenyum. Dengan cepat sang ayah menyahut, “berarti boleh dong kalau ayah nikah untuk yang ketiganya sekalian. Eh …, memang laki-laki itu playboy, sahut ibu dengan geram. “Ha… ha….ha….” sang ayah tertawa dengan gembira. Lalu semua kembali tertuju pada pembicaraan pak kyai tersebut dan kemudian ditutup dengan do’a. “Rabbana aatina fil ad-dunya hasanah wa fi al-akhirati hasanah waqina adzabannar.” Tak pikir panjang lagi mereka semua menyantap makanan yang telah disediakan di atas sebuah meja yang cukup sederhana dengan masakan-masakan a la sunda . Dua hari kemudian sang anak sudah menyiapkan diri untuk berangkat ke tempat dimana ai akan menimba ilmu. Sang anak terlihat murung dan sedih dengan kepergiannya tinggal beberapa hari lagi. Sang anak melamun di depan jendela kamarnya sambil melihat rembulan yang bersinar terang. Kemudian sang ayah menyapanya dan kemudian mendekat, “Jang …. (panggilan anak untuk orang sunda), kok cemberut aja ..!” Sedih yah mau ninggalin ayah dan mamah?” “Kenapa harus sedih! Kan kita tidak sendirian di dunia ini, teman-teman, guru-guru yang nanti akan kamu temui disana mereka juga adalah sebagain dari keluargamu.” “Iya sih ayah …, ayah benar sekali, tapi hati ini rasanya sangat berat sekali untuk meninggalkan orang-orang yang ujang cintai. Terutama meninggalkan ayah dan mamah yang selalu memberikan dorongan kuat buat ujang untuk melanjutkan sekolah, terima kasih banyak ayah, semoga Allah selalu memberikan yang terbaik buat ayah dan sekeluarga.” Tak lama kemudian datang sang ibu sambil mengetuk pintu, (tok … tok … tok….) “Masuk aja! Siapa?” Sang anak bertanya. “Ini mamah …ujang!” “Masuk aja mah, tidak dikunci pintunya.” Lalu sang ibu pun masuk dengan pakaian yang begitu cantik dilihat dan memakai parfum yang begitu menyengat hidung. Langsung aja sang ayah berkomentar, “aduh mamah harumnya! Mau kemana mah? Kok malam ini kelihatan sangat cantik sekali? Ada apa ni?” Sang ibu menjawab, “ah ….. akang haji ini …. Sudah lupa yah? Kan malam ini malam Jum’at!” Sahut sang ibu tersenyum malu-malu. Sang ayah baru teringat bahwa hari Jum’at adalah salah satu rutin yang wajib untuk dikasihkan kepada sang istri. “Oh …, iya mah maaf akang lupa mah.” Jawab sang ayah sambil memegang kepala. Iya sudah tidak apa-apa yang penting mamah sudah mengingatkan papa, titik! Sang anak hanya tersenyum saja ketika mereka sedang berinteraksi satu sama lainnya. Lalu sang ayah membisikan ke teling sang ibu, “mah…. kita bahas lagi nanti yah! Jangan dibahas disini, malu sama si ujang.” Sang ibu langsung mangut sambil tersenyum begitu juga sang anak. Kemudian sang ibu bertanya, “lho kok matanya merah? Habis nangis yah?” “Tidak mah,” jawab sang anak dengan nada yang begitu lemas. Terus sang ibupun ikut memberikan percikan nasehat untuknya, “Ujang …, nanti kalau sudah sampai disana, jangan lupa makan yang teratur, jangan sampai tidak makan nanti bisa sakit. Juga masalah pakaian kalau sudah kotor langsung dicuci jangan dipakai lagi nanti bakalan jadi penyakit apalagi pakaian dalam harus lebih bersih kalau tidak nanti kamu bakalan gatal-gatal dan borokan. Kan kamu sudah tahu bahwa kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman.” Malam telah tiba, sang ayah dan sang ibupun meninggalkan sang anak sendirian dalam kamarnya. Dengan bisikan sang ibu ke telinga sang anak, jangan lupa membaca do’a sebelum tidur, lalu lampu kamarpun dimatikannya. Rumah Keberhasilan (Darunnajah) Hari-haripun berlalu, kini hari keberangkatan telah tiba. Sang anak dengan hati yang sedih, namun semua sanak famili tetap membuatnya untuk bahagia. Agar sang anak tetap bahagia, maka sanak famii memberikan dorongan berupa, bungkusan kado, amplot yang berisikan uang, buku-buku bacaan yang digemarinya seperti buku-buku cerita dan puisi. Lalu sang anakpun melambaikan tangan kepada semuanya  kecuali sang ayah dan sang ibu, mereka mengantarnya sampai ke sekolahannya yang jauhnya kira-kira 180 km dari rumah. Sesampainya di sekolahannya, lalu sang ayah meniipkan anaknya kepada seorang kyai sekolahan itu. Sekolahan iti bernama pondok pesantren Darunnajah terletak di dalam keramain kota Jakarta dengan pengasuhnya KH. Mahrus amin. Sang anak menikmati masa belajarnya di pesantren ini, dengan menjalankan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dalam pondok tersebut juga menjalankan apa yang telah ayah dan ibu nasehatkan kepadanya. Hari demi hari sang anak mulai bosan dengan kehidupan di perkotaan, udara yang telah bercampur dengan polusi, juga masyarakatnya yang individualis membuatnya untuk segera mangangkatkan kakinya. Tak lama kemudian sang anak berpindah pesantren, hanya satu tahun saja sang anak menimba ilmu dipesantern tersebut karena ia menginginkan kehidupan yang sunyi dalam mencari ilmu, masyarakat yang selalu memperhatikan satu sama lainnya, orang-orang yang selalu menebarkan senyuman disetiap saat. Kunci Hidayah (Miftahul Hidayah) Ternyata ia dapatkan di satu kampung di bawah kaki gunung Galunggung, desa Leusiwari Padakembang Singaparna Tasilmalaya Jawa Barat. Dengan suasana yang asri, sungai dimana-mana tumbuhan dengan mudah tumbuh, orang-orang yang selalu menebarkan senyuman, semuanya didapati di tempat ini. Sinar binar sang anak akan mulai bersinar kembali di Pesantren ini. Darunnajah adalah pesantren pertamanya dengan memepunyai arti, “Rumah keberhasilan”. Dan sekarang menginjakkan kakinya di Pesantren Modern Miftahul hidayah dengan mempunyai arti, “Kunci Hidayah”. Di pesantren inilah sang anak dengan mudah untuk memperoleh ilmu, dengan jumlah santri dan santriwati yang sedikit kira-kira jumlah dari keseluruhannya adalah 300 orang. Mulailah ia dengan rajin menjalankan aktifitas-aktifitasnya dari bagun sebelum subuh sampai mau menjelang tidur tiba. Dengan peraturan yang lumayan ekstim sang anak siap untuk menaggungnya, karena sang anak sangat betah sekali dengan keadaaan alam dan juga keadaan orang-orang disekitarnya. Alhamdlillah sang anak mendapatkan nilai lebih ketika berada di pesantren ini. Dari membaca al-Qur’an dengan menggunakan tajwid yang benar,  belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris, belajar kitab kuning, dan belajar Qira’at al-Qur’an sehingga dengan mudah ia mengembangkan Qira’atnya yang pernah ia pelajari sebelumnya waktu masa kecil bersama Ustad Asep Saefullah di kampung halamannya. Cambukan Kecil Hati demi hati telah dilalui dengan cambukan kecil pada tangannya dan juga kakinya karena melanggar bahasa. Juga cambukan karena terlambat untuk pergi ke mesjid. Inilah didikan agar anak menjadi rajin. Suatau saat nanti pasti akan berguna. Tapi dengan cambukan kecil ini, ia berkeyakinan akan menjadi cambukan keberhasilan. Sang anak sangat merasa sekali bahwa pesantren ini benar-benar cocok sekali dengan namanya yaitu Miftahul Hidayah, karena dari sinilah sang anak mendapatkan beberapa hidayah salah satunya adalah dapat dengan mudah memahami cara baca al-Qur’an dengan memakai tajwid yang benar. Padahal pada waktu ia belajar di Madrasah al-Ma’arif (Madrasah ketika ia belajar pada masa kecilnya) selalu dicaci sama teman-temannya juga sering disetrap sama gurunya karena kurang memahami tajwid dengan mudah seingga ia pernah menangis didepan teman-temannya dalam kelas. Bangun sebelum subuh tiba, dan mendapatkan nilai yang lumayan baik di kelasnya. Sehingga mendapatkan rengking kelas, selalu tak lepas dari sepuluh besar. Syukur alhamdulillah selalu dipanjatkannya tanpa rasa angkuh terhadap yang lainnya. Sebagai seorang anak didik yang baik, tidaklah baik bila membenci temannya yang kurang bisa dalam suatu pelajaran. Lebih baik mengajarinya agar keharmonisan terlihat sejak dini dari seorang anak didik yang baik. Ini berkat didikan orang tua juga. Tapi jangan berkecil hati bila tidak mendapatkan pendidikan yan baik dari keluarganya. Karena pendidikan yang baik tidak hanya didapat dari keluarga, dengan cara bergaul dengan orang yang baik, maka akan mendapatkan pendidikan yang baik. Lima tahun sudah sang anak menimba ilmu di pesantren tersebut. Dengan godokan Kyainya ia mendapatkan ilmu yang lebih. Dengan bimbingan KH. Drs Nuruddin Syahidin sang anak mampu untuk berjuang dalam menimba ilmu. Kunci Hidup telah diraih dalam pondok ini dengan susah payah. Dan sang anak masih terus untuk mendapatkannya Waupun cambukan-cambukan kecil itu menerpanya dengan tersenyum. Tamparan yang mengerikan Namun lain sekarang, tamparan yang menerpanya kini tak mampu lagi untuk ditahan, karena sang anak tidak pernah ditampar sekejam ini. Ini dimulia ketika orang tua teman sang anak datang ke pondok dengan membawa makanan juga oleh-oleh khas Bandung, mereka asli dari bandung. Karena sang anak adalah teman akrabnya maka dipanggaillah sang anak oleh orang tuan temannya itu. Ohhh ….. ini yang namanya Ujang Atep, oranng tuanya bertanya. Iya bu…… ini atep, jawab sang anak. mari tep kita makan bersama. Dengan tak ada basa-basi lagi sang anak tersebut menyantapnya dengan lahap bagaikan singa yang sudah lima hari belum mendapatkan mangsanya karena lapar. Siang telah tiba, kepulangan orang tuapun diambang pintu, seorang temannya lalu memintaku untuk pergi bersama ke kota, sedikit cari udara luar untuk represing cari hiburan. Temannya bilang bahwa sang anak sudah mendapatkan izin dari gurunya, karena orang tuanya telah menghadapnya untuk bisa keluar dari pesantren. Lalu sang anakpun melaju dengan mobil orang tua temannya itu ke sebuah kota tak jauh kira-kira 30 km  dari pemondokan. Sore telah tiba, sang anak dan temannya memasuki pemondokan dengan rasa gembira, sedangkan orang tua temannya pulang ke Bandung. Terdengar berita bahwa sang anak dan temannya ternyata tidak mendapatkan izin dari seorang gurunya. Lalu sang anak bertanya kepada temannya, rik … benar kamu engga izin sama guru? Dengan perasan malu dan dengan kepala nunduk dia menjawab, “iya saya tidak izin sama guru itu, karena guru itu emang ga ada pada waktu itu. Nah terus kenapa kamu berbohong , dengan nada marah sang anak bertanya kembali kepada temannya. Sang teman hanya berdiam diri, lalu sang anakpun kembali ke kamarnya sengan perasaan sesal, marah dan bingung. Magrib telah tiba, bagian keamanan dari pihak Ustad telah menunggu di kantor, kemudian dipanggilnya sang anak tersebut juga temannya. Temannya dahulu terpanggil oleh Ustad, dan kemudian diintrogasinya, lalu ia pun mengaku bahwa ia telah membohongi orang tuanya, guru-gurunya juga teman sejatinya. Hantaman demi hantaman mengenai mukanya kemudian sang teman siap menerima kalau seandainya ramputnya dipotong habis alias dibotak. Sekarang giliran sang anak untuk dipanggil ke meja pengadilan keamanan. Ditanyanya, benar kamu telah pergi ke kota dengan erik? Iya….jawab sang anak dengan lembut. Apakah kamu meminta izin kepada salah seorang guru yang ada di pemondokan? Iya …..karena saya yakin dan percaya bahwa saya telah dimintakan izin oleh orang tuanya Erik. Tidak …. Orang tuanya Erik tidak meminta izin kepada salah seorang ustad yang ada disini, dengan nada yang agak kencang seorang Ustad menjawab. Ok ….kalau begitu kamu tetap mendapatkan hukuman karena tidak meminta izin keluar pondok !!! Seorang ustad dengan lontaran katanya yang kencang. Berarti kamu harus dibotak, seorang ustad memponis hukuman itu kepada sang anak. lalu sang anakpun menolak karena itu bukan kesalahan dia, itu kesalahan temannya, dengan beberapa kali seorang Ustad mengatakan, “kamu harus di botak”. Akhir kata sang anakpun tetap menolak Lalu hantaman sebuah tangan mengepal mengenai mukanya dengan kencang, buk….pak…..buk bukk ……… sang anak hanya bisa berdiam dan mengucapkan ALLAH dan ALLAH. Sejam sudah sang anak dalam kantor sidang. Dengan muka yang berwarna merah dan mata yag membiru keluar dari tempat sidang. Ini bukan suatu hukuman biasa, ini merupakan suatu kekerasan. Karena belum pernah seorang anak didik yang sampai seperti sang anak tersebut. Dengan batin yang tertekan sang anak merasakan ketidak betahan dalam pondok. Batinnya terguncang dan ia tak mampu lagi untuk meneruskan perjuangan di pondok ini. Lalu tak lama sang anak memutuskan untuk berpindah tempat. Mencari kedamain dan keselamatan dalam hatinya. Pintu Keselamatan (Babussalam) Lalu iapun berpindah ke pondok yang tak jauh dari Pemondokan tersebut dengan asuhan KH. Drs Muchtar Adam dan KH. Drs Muchtar Kholid anak tersebut terselamtakan dari keguncangan hatinya. Disinilah ia dapat meneruskan kembali pendidikannya dengan suasana pondok yang dikelilingi oleh gunung-gunung, udara yang masih segar jauh dari polusi, meskinpun dekat dengan perkotaan akan tetapi pomondokan ini berada di atas bukit gunung yang ada di Bandung., suasana malam yang begitu menusuk tulang namun sang anak tetap berjuang mempertahankan kalimat Allah di muka bumi untuk selalu berada pada JalannNya (Fisabilillah). Selamat Tinggal kepada Dendam ….!!! Kejadian yang mengerikan dalan hidupnya telah berlalu. Hidup yang penuh dengan tangisan ternyata dapat mensucikan hati pada akhirnya. Dengan didikan dari para ustad-ustadnya, para Kyainya, para Teman-teman dekatnya juga orang-orang yang ia sayanginya sang ayah dan sang ibu mampu untuk menanamkan sifat untuk tidak penyimpan rasa dendam di dalam hatinya. Sang anak hanya berkata dalam do’anya, “Ya Allah mudah-mudahan engkau memberikan hidayah untuk orang yang pernah menganiayaku”, sang anakpun sering berdo’a mudah-mudahan tamparan dari seorang guru yang tak berhati tersebut menjadi tamparan keberhasilan kelak suatu saat nanti. Hari demi hari telah dilaluinya dengan perasaan jiwa yang besar. Deng teman-temannya yang baru dapat memberikan pelajaran dalam hidup ini, seorang teman yang pendiam akan tetapi sang anak dapat merasakan hatinya selalu menyebut kalimat Allah, seorang teman yang agresif namun tetap menyimpan perasaan kasih sayang terhadap orang lain. Seorang teman yang selalu menebarkan senyuman namun mampu untuk selalu membimbing seseorang pada jalan yang benar. Semua teman-temannya selalu berkumpul pada satu malam ketika manusia terlelap dalam tidurnya, mereka selalu berkumpul dan bersujud saat sepertiga malam tiba. Bertahajjudlah (Shalat tahajjud) pada malam tiba, mudah-mudahan Allah mengangkat derajat hamba-hambanya ke tempat yang dikehendakiNya. Cita-cita sang anak dan teman-teman seperjuangannya hanyalah satu yaitu menegakkan kalimat Allah di muka bumi. Untk selalu mengajarkan hikmah kepada manusia. Mereka adalah teman satu kelas dan adik-adik kelasnya. Meskipun meraka berbeda kelas namun tetap untuk selalu bersaing dalam kebaikan satu sama lainnya. Sang anak sekarang sudah semakin dewasa. Jiwa kepemudaannya telah tumbuh, mulailah ia memperkenalkan diri pada dunia sedikit demi sedikit Jalan manakah yang harus ditempuh ..? Seribu pertanyaan telah memenuhi ruang pikirannya, nasehat-nasehat dan saran-saran telah ia dapatkan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Ada orang yang bilang, “Sudah kamu masuk saja untuk menjadi seorang pilot pesawat terbang”, ada yang bilang, “Teruskan saja untuk kuliah di Negara Arab”. Bingung harus memilih, jalan manakah yang harus ditempuh?. Sang anak mencari dukungan kuat untuk bisa meneruskan perjuangannya. Terbangun tatkala malam tiba tepatnya di sepertiga malam, di penghujung shalat tahajjud dia berdo’a dalam sujudnya, “Ya Allah maafkanalah hamba ini dari segala dosa yang ada, dan berilah hamba pertolongan dan jalan yang lurus untuk dapat meneruskan perjuangan kekasihMu”. Do’a ini terinspirasi ketika Kyainya berceramah dan mendengarkan kata yang pernah diucapkannya, “Bahwa untuk suatu keberhasilan beliau tidak pernah berkhayal dan berkeinginan untuk menjadi orang yang besar dihadapan manusia, namun berkeinginan untuk menjadi orang yang besar dihadapan Tuhannya dengan taqwa, iman dan melaksanakan perintahNya sengan ikhlas, tanpa ada rasa keterpaksaan dalam menjalaninya. Kemudian berangkatlah ia untuk mencari informasi kuliah di negara Arab, ia menemukan informasi tersebut di pesantren Baitul Arqom Bandung pimpinan KH. Yusuf. Lalu Kyai tersebut meyarankan untuk kuliah di Negeri Syam letaknya di Negara Yordania. Dan beliau menyampaikan pesan kepada sang anak, “Jangan takut untuk pergi ke Yordanian sendirian, karena masih banyak mahasiswa kita yang kuliah di sana, malah ada satu orang pelajar yang datang dari kampungmu sendiri, namanya Endang Jumali, insya Allah saya hubungi dia untuk menjemput kamu nanti disana.[] NEGERI SYAM Sang pemuda mempersiapkan dengan segala perbekalan yang ada, keuangan sang ayah dan sang ibu dikorbankan untuk pendidikan anaknya, persiapan hatipun dipersiapkannya untuk menerima segala keadaan dari tradisi, makanan dan orang-orang disana nanti. Dengan buku-buku yang dibelinya dari book store tentang Yordania menambah wawasannya sebelum menginjak negeri Syam tersebut. Sekilas Sejarah Yordania lahir pada abad  ke 20 dengan nama aslinya Trans Yordania dibawah mandat Inggris dan Perancis. Ini telah dikukuhkannya dalam konferensi San Remo pada tahun 1920. kemudian pada tahun 1923, Inggris menyerakan urusan pemerintahan wilayah Trans Yordania kepada Amir Abdullah, namun urusan pertahanan hubunganluar negeri, dan perekonomian berada di tangan Inggris. Tahun 1926, A mir Abdullah diakui sebagai Raja Yordania.pada tahun 1948, terjadi perang antara Arab dan Israel dan Raja Abdullah berhasil menguasai tepi barat Palestina termasuk Kota Jerussalem yang sekarang di kenal dengan sebutan al-Quds. Pada bulan April tahun 1950, nama kerajaan dirubah menjadi al-Urduniyyah al-Hasyimiyyah. Raja terbunuh atas perncanaannya berdamai dengan Israel oleh seorang Palestinian. Kemudian tahta kerajaan dipegang oleh anaknya Thalal, dikarenakan kesehatan yang memburuk sehingga tahata kerajaan dialihkan oleh putranya Hussein pada bulan Juli tahun 1952. kini Raja Hussein memerintahkan kerajaan sehingga sampai ajalnya pada tanggal 07 Februari 1999. Kini yang memerintahkan kerajaan dipegang oleh anaknya Abdullah tsani (Abdullah II). Kenapa Trans Yordania dirubah menjadi al-Urduniyyah al-Hasyimiyyah karena menurut sejarah keluarga kerajaan mempunyai sislsilah yang kuat kepada Banu Hasyim, dari Banu Hasyim inilah termasuk suku Rasul sehingga keluarga kerajaan mempunyai keturunan yang dekat dengan keluarga Rasul. Hampir dari 60 % penduduk Yordania adalah penduduk asli Palestina, dan ini merupakan salah satu penampung pengungsian terbesar di dunia.  Wilayahnya sedikit luas dari luas proponsi Riau dan jumlah penduduknya hampir sama dengan penduduk yang ada di kota Bandung kuranng lebih 6 juta jiwa. Tepatnya pada tanggal 16-Januari-2001, sang pemuda mendaparkan visa touris untuk bisa berkunjung ke Negeri Yordania, karena dengan visa inilah ia bisa mendapatkan visa pelajar ketika sampai di negeri tersebut. Pesawat Royal Jordanian Tiket telah berada di tangan sang pemuda, dengan pesawat Royal Jordanian ia siap untuk berangkat pada tanggal 29-Januari-2001 pada malam hari, anggota keluargapun ikut mengantarnya sampai Bandara Soekarna Hatta. Dengan dua buah mobil yang dikendarainya melaju dari rumah sampai ke bandara. Kesedihan mulai terlihat di mata mereka, detik-detik perpisahan telah tiba. Kini waktunya untuk berpisah, sang pemuda memeluk sang ibu, sang ayah dan sanak famili juga teman-temannya. Tangisan demi tangisan bercucuran, lambain bergoyang begitu menyedihkan bagaikan rerumputan yang tertiup angin sempoi-sepoi, iapun merasakan kesedihan yang tak tertahankan. Dengan kesendiriannya ini ia harus memberanikan diri pergi ke negara yang belum pernah ia pijak, inilah salah satu negara pertama yang ia kunjungi.  Waktu telah tiba untik terbang, dengan tiga buah tas yang dibawanya, satu tas rangsel satu lagi hand bag, dan satu lagi berada dalam bagasi pesawat. Lalu dimasukannya ke dalam alat pendeteksi lewat computer, karena ditakutkan bila ada bom yang menyelinap. Tiba-tiba ….. Bom kecil menyelinap masuk ke sebuah tas Terlihat dalam computer ada sebuah benda kecil di dalam hand bag sang anak, kemudian pegawai bandara menyuruh sang anak tadi untuk membuka tasnya., karena ada kemungkinan itu adalah bom kecil yang dibawanya. Takutnya sang anak ini terjaring dalam gerakan terroris. Sang anak hanya tersenyum, lalu ia bilang, “di dalam tas saya ga ada apa-apa pak ….!! Itu hanya sebuah susu kaleng yang saya bawa dari rumah untuk oleh-oleh teman-teman saya nanti disana. Namun tetap saja pegawai tersebut tidak percaya dengan apa yang ia katakan. Dengan perasaan yang curiga kepadanya lalu di bukanya tas pemuda tersebut, baru pegawai bandara tersebut percaya apa yang pemuda katakana bahwa itu hanyalah sebuah susu kaleng. Setelah itu  dengan hati yang berdebar-debar sang pemuda memasuki sebuah pesawat yang belum pernah ia kendarai selama hidupnya. Dengan berpakian jas dan celana jin ia duduk dengan santai dan sedikit air mata masih menyapu di wajahnya. Jumlah penumpang waktu itu hanya sedikit sekali, tidak sampai memenuhi isi kursi yang ada di pesawat tersebut, ia pun dengan bebas memilih tempat duduk meskipun No duduk telah tercatat dalam bording pass. Tali pinggang yang ada di samping tempat duduk mulai dipasangnya karena sebentar lagi pesawat akan mengepakan sayapnya untuk terbang. Dengan aba-aba seorang pramugari asal Indonesia, pesawat mulai terbang. Setelah beberapa menit kemudian pesawat sudah berada pada ketinggian ribuan kaki, lalu tali pinggangpun diperbolehka untuk dilepas. Dan kini untuk menyantap makanan yang ada dipesawat. Dengan makanan asing yang belum pernah ia temukan di rumahnya kini ia harus menyantapnya meski mulut sang pemuda masih asing dengan makanan-makanan yang belum pernah ia temui. Harus dan memang harus dimakan. Dengan beberapa menu yang ada diatas meja, ia merasa kebingungan makanan mana yang harus dimakan terlebih dahulu, maklumlah orang kampung baru naik pesawat. Tak lama kemudian ia menoleh kesampingnya, ternyata ada seorang bule lagi memulai untuk menyantapnya. Dengan lirikan yang agak malu ia perhatikan makanan mana yang harus dimakan terlebih dahulu juga memperhatikan bagaimana caranya. Akhir kata semua makanan yang dihidangkan oleh pramugari, yang katanya mirip pacarnya waktu di pesantrennya ternyata habis ludes tanpa sisa. 1 jam kemudian pesawat mendarat di negara Malaysia, untuk menarik penumpang juga untuk mengisi bahan bakar, akan tetapi para penumpang dilarang untuk turun dari pesawat karena pesawat hanya sejam saja mendarat di Malaysia. 6 jam kemudian, pesawat transit kembali di negara Emirat. Disini juga sama, hanya satu jam saja dan penumpang dilarang untuk ke luar. Kenalan di pesawat 10 jam sudah pesawat melayang di angkasa. Kini tinggal satu jam lagi. Ketika transit di Malaysia sang pemuda melihat di sampingnya ada orang Arab tapi entah darimana dia berasal. Tak lama dengan modal bahasa arab yang pernah ia pelajari sang pemuda bertanya, “kaifa haluk ya ustadz?”, lalu iapun menjawab, “Alhamdulillah ana bekhair”. Percakapan demi percakapan dia coba untuk bertanya, ternyata orang Arab tersebut adalah orang Yordania sendiri dan ia telah menyelesaikan Doktornya di Malaysia. Sang pemuda bersyukur sekali ditemukan dengannya. Nama orang Arab itu adalah Abdul as-Salam. Dengan kebaikan hatinya ia menawarkan untuk tinggal di rumahnya apabila tidak bertemu dengan temannya nanti ketika sudah sampai di Yordania. Satu jam telah tiba, kini pesawat mendarat di negara yang di tunggu-tunggunya diperkirakan jam 5 subuh tgl 30-Januari-2001. Denag Cuaca yang begitu dingin kira-kira 10 derajat Celcius, keluarlah sang pemuda berbarengan dengan orang asli penduduk Yordania dengan sedikit mengigil karena cuaca dingin ini belum pernah ia rasakan sebelumnya. Keluarlah mereka dari pintu pesawat, kemudian kuperhatikan apakah ada seseorang yang sedang menunggu sang pemuda tadi. Abdul as-Salam bertanya, “apakar kamu sudah menemukan teman kamu?” dengan bahasa Arabnya yang pasih. Lalu ia jawab, belum pak !!!. insya Allah dia akan datang. Lima menit kemudian datanglah seseorang dengan memanggil nama pemuda tadi, dan ternyata memang dia adalah orangnya. Dengan memakai jas warna coklat, dia mengucapkan salam dan kemudian dijawabnya dengan ramah oleh sang pemuda sambil mengenalkan temannya. Lalu temannya berpamitan karena sang pemuda telah bertemu dengannya. Alamat dan No terlponpun dimintanya oleh sang pemuda. Kali suatu saat nanti ia singgah ke rumahnya. Dengan hati yang senang ia mengucapkan terima kasih kepada Abdu as-Salam. Lalu mereka semua bersalaman. Wadi al-Sier (lembah yang mengalir) Sebuah mobil sedan sewaan temannya telah menunggu lama, bukan seoarang saja yang menjemput sang pemuda ternyata ada 4 orang jumlah semuanya. Dibantunya tas sang pemuda untuk dimasukan ke bagasi mobil. Semua terlihat ramah sekali ketika bertemu dengannya. Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan kepada sang pemuda dengan canda dan tawa yang ada. Semua berada dalam kasih sayang tuhan. Kemudian mobilpun melaju dengan cepat menuju rumah sewaan temannya di wadi al-Sier Amman ibu kota Yordania kira-kira 15 km dari bandara. Sesampai di rumahnya. Mereka meneruskan aktifitasnya di atas kasur, karena memang cuaca sangat buruk sekali, jadi sangat cocok sekali untuk menutup mata kembali di pembaringan. Sedang kan sang pemuda dengan sibuk mengeluarkan barang-barang dan oleh-oleh juga titipan buat mahasiswa yang di Yordania. Dibukanya tas, lalu dikeluarkannya barang-barang dan oleh-oleh berupa roko, titipan untuk mahasiswa Indonesia yang disana, juga oleh-oleh khas sunda., bandrek sangat nikmat bila diseduh dengan air panas lalu campur susu kental manis yang ia bawa, sangat cocok sekali, karena memang cuaca disana sangat dingin sekali. Kadang di puncaknya musim dingin salju biasa turun dengan lebat.[] KENANGAN PERTAMA Pake jeans atau jubah …? Keesokan harinya, sang pemuda mencoba untuk keluar rumah, dengan sedikit menggigil karena cuaca sangat dingin pada waktu itu. Tiba-tiba ia kaget dengan keadaan yang sebenarnya, ternyata Yordania adalah negara yang sudah kebarat-baratan dan termasuk negara yang sekuler, ini bisa dilihat dari cara mereka berpakaian. Laki-laki dan perempuan sama saja memakai celana jean ketat sehingga bentuk lekukan tubuhnya kelihatan. Tapi banyak juga perempuan yang memakai Abaya (baju jubah) plus kerudung ala Yordania. Padahal sang pemuda sudah menyiapkan baju-baju jubah, ternyata hampir mayoritas memakai celana jeans. Untung saja ia bawa juga celana-celana jeans dari Indonesia. Karena celana jeans sangat cocok sekali untuk musim dingin karena tebalnya. Sekarang baju jubahnya hanya dipakai ketika hari jumat saja, karena kalau dipake sehari-hari mungkin akan diketawakan sama penduduk sana. Penduduk yordania mempunyai garis keturunan dari bangsa Romawi, sehingga mereka mempunyai kulit yang begitu putih bisa dibilang kulitnya bule bersih, tapi tidak seperti bule-bule Eropa ataupun Amerika dengan bintik-bintik merah dikulitnya. Mereka juga mempunyai wajah yang tampan dan cantik-cantik, yang mempunyai rambut pirangpun dengan mudah ditemukan di semua penjuru Yordania. Alhamdulillah sang pemuda kini berada di negeri Syam (Yordania). Disinilah ia akan menjelaskan semua perjalanan yang pernah ia lakukan di negeri para Nabi dan para sahabatnya. Mencari ilmu adalah perjuangannya untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Universitas Mu’tah adalah tempat ia mencari ilmu namun sebelumnnya ia pernah belajar bahasa dikarenakan sang pemuda terlambat datang ke Yordania, maka untuk mengisi kekosongannya ia belajar bahasa di Amman ibu kota Yordania lertaknya di Jabal al-Wibdeh selama 7 bulan lamanya. Disanalah ia di gembleng dengan seorang Syeih Adil Shaleh Dhumrah yang tidak familiar lagi dengan sebutan Abu Anas selain sebagai seorang guru bahasa beliau juga sebagai imam di mesjid Mustofa al-Kurdi. Beliau sudah mengenal betul bagaimana negara Indonesia dan segala kebudayaan yang ada di sana, karena beliau pernah mengunjungi Indonesia sekiitar tahun 90-an dalam rangka tablig. Instittute Bahasa Arab Di Institute Islamiyah inilah sang pemuda belajar bahasa dengan teman-teman kelasnya yang datang dari berbagai negara, Malaysia, China, Kosovo, Bosnia, Perancis, Amerika, Jepang dan Afrika. Selain belajar bahasa Arab ia juga mempelajari bahasa China dan Perancis bersama temannya. Teman orang Chinanya bernama Mazi dan teman dekatnya dari Perancis bernama Abdul al-Karem. Merekapun beteman dengan penuh kasih sayang, berteman karena Ilahi. Setiap pagi ia harus berangkat dari tempat tinggal temannya (Orang Indonesia) dan sang pemuda ini untuk sementara tinggal bersamanya untuk sesaat sebelum perkuliahan di Mu’tah dimulai dan dibuka pendaftaran. Dengan tinggal hanya berdua dengan temannya ia merasa kesepian lalu membiasakan diri untuk pergi ke mesjid shalat berjjamaah dekat dengan rumahnya. Dan dari sinilah ia merasa tidak kesepian lagi karena temannya sering pergi keluar rumah untuk tugas kantor. Inilah teman-teman kenalannya selama ia dalam mesjid, dari seorang penjual sepatu Yusuf Abu Iyad asal Palestina, seorang Dokter Safiq Naim Mihyar dengan bantuan beliau sang pemuda tidak susah payah mengeluarkan uang untuk berobat, seorang pengusaha Abu Fadi dengan kedekataannya sang pemuda dengan mudah mengulurkan bantuan untuk mengajar anak-anaknya dalam bahasa Inggris, sang pemuda merasakan keluarga Abu Fadi seperti keluarganya sendiri. Dengan kedermawanannya beliau sehingga setiap usai shalat lima waktu tepatnya setelai shalat Isya, ia sering membawa jalan sang pemuda untuk berbelanja makanan dan kebutuhan kuliahnya di Supermarket terbesar di Yordania. Dan seorang pekerja asal Mesir  Hassan ia tinggal berdekatan dengan rumah sewaan temannya. Selain mempelajari bahasa Amiyah (Bahasa pasaran) Yordania ia juga mempelajari bahasa Ammiyah Mesir yang logatnya dan lantunannya seperti orang-orang batak kalau mereka lagi ngomong. Agak kasar, tidak selembut orang sunda kalau lagi berbicara, lemah gemulai. Makanan Khas Yordania Taka lama kemudian sang pemuda berziarah kerumah Abdul as-Salam teman kenalannya waktu dipesawat, dengan ditemani oleh teman kampusnya yang bernama Asep Iin, lalu mereka janjian dengan Abdul as-Salam di mesjid besar Hussein berada di pusat perbalanjaan. Bertemulah mereka seusai shalat magrib. Dengan dijemputan mobilnya mereka berangkat ke rumahnya yang tak jauh dari mesjid tersebut, karena rumahnya berada di jabal Hussein, mesjid itulah berada dibawah kaki jalabl Hussein. Sampailah mereka di rumahnya, dengan disambut oleh anak-anaknya yang masih kecil-kecil membuat sang pemuda teringat kepada keponakan-keponakan yang ada di Indonesia. obrolan terus berlangsung selama lima belas menit, lalu datanglah hidayangan yang disediakan oleh Istri tercintanya, makanan special Yordan berupa manisan mereka sebut dengan Knafe terbuat dari susu kambing dengan diatasnya seperti adonan martabak, mungkin kalau orang Indonesia bilang itu adalah martabak yang beralaskan susu kambing yang telah mengental dan bercampur terigu. Masya Allah rasanya enak sekali, ucap sang pemuda dengan senangnya. Ternyata rasanya tidak aneh seperti rasa-rasa martabak yang ada di Indonesia Cuma agak sedikit bau susu kambing. Ada juga yang namanya syawarma a’di dan syawarma Arabe, ini mirip sandwich namun mempunyai rasa yang khas, syawarma a’di dengan bentuk yang kecil karena dilihat dari bahasa “’d” artinya biasa sedangkan syawarma Arabe, mempunyai arti lebih dari biasa dengan berisikan daging ayam atau daging kambing, sedangkan syawarma Arabe  bentuknya lebih besar Dari Syawarma a’di iniah porsinya orang-orang arab. Falafel kalau di Indonesia ini mirip dengan comro warnannya hampir sama agak hijau kecoklat-coklatan (oncom di jero) orang sunda bilang inilah makanan sehari-hari mereka apabila sarapan tiba dicampur makannya dengan goreng kentang, goreng falafel, dan goreng terung dengan mencolek hummus (seperti sambel warnanya krim ) orang Indonesia bilang kacang arab, inilah kacang yang ditumbuk halus dan diracik seperti cara membuat sambel, dan tak lupa khubus atau dipanggil roti mereka tak pernah lepas ketika makan. Khubus adalah menu yang wajib harus ada ketika makan tiba. Dan masih banyak  seperti makanan yang dibungkus dengan daun buah anggur didalamnya nasi, juga bubur campur susu kambing terasa enak sekali ketika makan di musim dingin. Dan bangsa Arab terkenal dengan kofinya dengan sebutan Gahwah meminumnya tanpa dicampur dengan gula, jadi Gahwah ini terasa pahit sekali. Maklubah, seperti nasi goreng Indonesia namun lain rasanya. Dengan campuran goreng gentang dan goreng terung juga ayam rebus semakin nikmat terasa.[] UNIVERSITY OF MU’TAH Universitas Mu’tah Tujuh bulan sudah berlalu, kini ia harus mendaftarkan diri untuk bisa kuliah di Mu’tah University letaknya kira-kira 180 km dari Amman ibu kota Yordania. Akhir kata ia diterima di Mu’tah University dengan mudah tanpa beban. Dengan disambutnya oleh mahasiswa yang ada di Mu’tah sang pemuda bisa tinggal bersama mereka, kini ia tinggal berempat dalam satu rumah. Dilihat dari sejarah, ketika Rasul berperang melawan orang-orang kafir letaknya di daerah lembar Yordania dekat dengan perbatasan Israel, dan perang ini di beri nama Mu’tah. Sehingga sampai sekarang tempat ini dikenal dengan julukan Mu’tah. Di Universitas inilah ia mendalami sastra Arab, dan kemudian pindak ke Fakultas Usul al-Fiqh dikarenakan susahnya mata kuliah yang ia dalami untuk menhafalkan syair-syair jahili. Dengan keagungan Allah ia melihat keajaiban-kejaiban yang ada di negeri Syam, juga makam-makam para nabi dan para rasulNya. Kunjungan pertamanya adalah berkunjung di daerah Mu’tah sendiri, karena tempat ini juga banyak meyimpan sejarah yang begitu mengesankan dan dekat sekali dengan rumah sewaaannya pada waktu itu. Berziarah di Mu’tah Ja’far bin  Abi Tholib Dengan terjadinya perang Mu’tah di kawasan Karak, maka banyak juga pejuang Islam yang gugur di medan perang ini, diantaranya Ja’far bin Abi Tholib, yang terkenal dengan sebutan Ja’far bin Thayyar, ketika beliau berumur 41 tahun sebelum terbunuh di dalam peperangan ini kedua tangan yang memegang bendera Islam dipotongnya oleh kaum kafir, setelah peristiwa tersebut Rasul melihat Ja’far di dalam syurga duduk bersama dengan para syuhada yang lainnya sedangkan tangannya (Ja’far) digantikannya dengan sayap. Beliau dipersilahkan oleh Allah untuk terbang ke surga mana saja yang ia kehendaki karena ia mempunyai sayap seperti burung bisa terbang ketempat indah dimanapun berada dapat dijangkaunya. Letak makamnya di kampung Mazar kira-kira 6 km dari tempat peperangan Mu’tah ini berdekatan sekali dengan Universitas Mu’tah sekarang. Zaid bin Harith Ketika masa kecilnya ia dirampas dan kemudian dijualnya untuk dijadikan budak, kemudian Rasul dengan jiwa pengasihnya membelinya lalu dibebaskannya kemudian diangkatnya kenjadi anak angkat Rasul. Selama hidup dengan Rasul ia banyak sekali menghafalkan ayat-ayat suci al-Qur’an sehingga beliau menjadi hafidz dan juga terkenal sebagai panglima perang yang tangguh. Beliau juga syahid di medan perang Mu’tah. Makamnya bersebelahan dengan makam Ja’far bin Abi Tholib. Abdullah bin Rawwahah Beliau merupakan cucunya dari seorang penyair yang bernama Amru Qays sehingga kemahiran kakeknya ini dapat mewarisinya sebagai penyair yang handal pada jaman Rasul. Dengan syairnya yang berjudul Ars Rahman sering sekali diperdebatkan oleh para ulama-ulama  tauhid kontemporer. Dari sinilah sang pemuda mendapatkan ilham, ia dengan mudah merangkaikan kata-kata sehingga terdengar merdu dan indah dengan isinya. Ini berawal ketika malam di malam-malam bulan Ramadhan, entah kenapa ia berkeinginan untuk berziarah ke makamnya para sahabat Rasul, seperti Ja’far dan Zaid juga Abdullah bin Rawwahah sendiri, namun ia lebih lama berziarah ke makamnya Abdullah bin Rawwahah dan bermunajat didalamnya juga memperbanyak membaca al-Qur’an, padahal pada waktu itu mesjid yang di dalamnya ada makam tersebut telah dikunci dan biasanya jam-jam 10 malam sudah harus dikunci, namun tiba-tiba datang seseorang penjaga datang untuk membuka kunci mesjid tersebut. Penjaga bilang kepada sang pemuda, “entah kenapa malam ini kok saya mau datang ke mesjid ini untuk merapihkan dan membersihkan dalam mesjid”.  Sang pemuda berterima kasih kepada Allah karena memang penjaga mesjid ini adalah kiriman untuknya agar bisa bermunajat dengan khusuk didalamnya, kalau tidak salah malam itu termasuk malam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan. Dari sinilah sang pemuda mempunyai inspirasi dan dapat mengekpresikan sebuah hati dalam bentuk syair dan tulisannya dari hati ke hati. Ini bisa dilihat dan dibaca dalam karya pertamanya dengan judul, “Renungan Hati Ketika Berpijak Di Negeri Hindustan”. Dengan puisi-puisinya yang selalu mengingatkan pada kalimat “Allah”. Al-Harith bin Umair al-Azadi Beliau meninggal ketika diutus oleh Rasul untuk membawakan surat untuk seorang Raja Basrah pada waktu itu, belaiu ditangkap dan kemudian dibunuhnya oleh Syuhrabil bin Amru al-Ghassani orang yang berkuasa di Mu’tah pada waktu itu ketika tiba di daerah tafilah di selatan Yordania dan tak jauh dari kota Mu’tah. Makamnya berdekatan sekali dengan daerah Tafilah. Wabah Kusta telah mengebumikan para sahabat Nabi Amir bin Abi Waqqos Beliau adalah sahabat Rasul yang terpercaya dan berbudi pekerti luhur. Beliau juga pernahmengikuti peperangan yang dipimpin oleh sahabar Rasul yang terkenal gigih dan tangguh beliau adalah Abu Ubaidah al-Jarrah Ketika wabah ini melanda kampungnya dan beliau menjadi korban dari penyakit tersebut. Kawasan tersebut berada di palestina, namun beliau dikebumikan di Waqqos kampung halamannya pata tahun18 H. Muadz bin Jabal Beliau terkenal sebagai pemuda Madinah yang bijaksana dan bermurah hati. Dengan ajaran Rasul yang ia dapati darinya sehingga ia benar-benar tahu betul apa yang telah ia pelajari darinya dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Beliau adalah salah satu dari sahabat Rasul untuk mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an sugaya terpelihara keabsahannya. Sehingga beliau dikenal sebagai pengajar yang terdidik betul dengan karakter Rasulullah. Penyakit kusta telah membuatnya berhenti untuk mengajarkan syiar Islam di muka bumi. Pada tahun 18 H, makamnya terletak di Shuna Syamaliyah. Dirar bin al-Azwar Seorang sahabat Rasul yang pernah mengikuti peperangan dibawah pimpinan Khalid bin Walid dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Penyakit kusta telah mengebumikannya. Makamnya terletak di Dirar. Abu Ubaidah bin al-Jarrah Nama asli beliau adalah Amir bin Abdullah bin al-Jarrah bin Hilal bin Uhaib bin Dhobbah sampai adnan. Beliau termasuk bangsa Quraisy dari bani Rihriy yang tinggal di mekkah. Beliau termasuk orang yang mendukung pemba’itan Abu Bakar sebagai Khalifah Ummat Islam setelah wafatnya Rasulullah. Beliau termasuk sahabat Rasul yang tawadhu dan penyabar. Beliau meninggal pada tahun 18 H, Para sahabat yang lainnya Seperti Abdurrahman bin Auf, beliau meninggal pada tahun 32 H ketika berusia 75 tahun, makamnya terletak di Amman ibu kota Yordania. Abu Musa al-Asy’ari, meninggal pada tahun 44 H, makam beliau di Udruh. Abu Dzar al-Ghifari, Bilal bin Rabah, Abu al-Darda, Shurhabil bin Hasna, Farwa bin Umair, Jabir bin Abdullah, Ikrima bin Abi Jahal, Maysara bin Masruq.[] BERZIARAH KE MAKAM PARA NABI DAN RASUL Makam Nabi Hud AS Merupakan utusan Allah untuk bangsa Arab yang berasal dari kaum Nabi Nuh AS. Yang terkenal kaumnya dengan sebutan kaum A’ad. Sehingga dengan muliaannya karena terkenal dengan Nabi yang sering bersyukur atas segala pemberian Allah, maka Allah selalu menyebutkan namanya di dalam al-Qur’an dengan sebutan surat, “Nuh”,makamnya terletak di Kafar Hud sedangkan Nabi Hud di Jeras, 20 km dari ibu kota Yordania. Makam Nabi Yusya’ AS Merupakan keturunan dari Nabi Nuh AS. Dan anak saudara seibu dari Nabi Musa AS dan merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim. Meskipun nama Nabi Yusya’ tidak tercantum dalam ayat al-Quran namun beliau termasuk salah satu utusan Allah di muka bumi ini. Makam beliau berdekatan dengan daerah Salt. Makam Nabi Syu’aib Merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim. Beliau merupakan salah satu Nabi yang diutus untuk bangsa Arab. Mempunyai keturunan dari bangsa Madyan diperkampungan Ma’an di Yordania. Beliau adalah mertua dari Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS. Beliau juga dikenal sebagai Nabi yang buta matanya disebabkan ditinggal pergi oleh anaknya Nabi Yusuf, dengan kesedihan yang sangat sehingga membutakan matanya. Namun ketika mendengar bahwa Nabi Yusuf hidup lagi, mata beliau berangsur-angsur sembuh dan bisa melihat kembali. Nabi Nuh AS Salah seorang Rasul yang diutus untuk bangsa Arab. Nabi yang selalu memerintahkan kepada kebenaran, namun karena ummatnya yang selalu membangkan, sehingga Allah memberikan azab kepada mereka berupa menenggelamkannya dalam banjir yang sangat besar. Kecuali beliau dan pengikutnya yang selamat karena berada dalam bahtera yang dibuatnya sebelum banjir datang menghadang. Nabi Musa AS Salah satu Nabi yang terkenal mempunyai badan yang kuat dan terpercaya. Dengan kekuatannya yang amat dahsyat sehingga membuat seorang pemuda Mesir mati hanya dengan sekali pukulan saja dalam perkelahiannya dengan belaiu. Beliaujuga terkenal dengan Mu’jizatnya tongkat berubah menjadi ular yang begitu besar untuk menentang Fir’aun dan ummatnya. Makamnya masih deperdebatkan oleh para ulama, namun yang pasti menurut data yang ada, makam beliau berada di Mount Nebo kira-kira 30 km dari Amman ibu kota Yordania. Nabi Sulaiman Nabi Sulaiman adalah anak dari Nabi Daud AS. Beliau terkenal dengan sebagai Raja untuk bani Israel. Beliau dikarunia Mukjizat yang sangat agung, denga diberinya kemampuan untuk memerintahkan para jin dan angin, juga beliau dengan mudah untuk memahami bahasa-bahasa hewan. Makomnya (Tempat beliau betpijak) terletak di Safrah berdekatan dengan Karak sebelah selatan Yordania. Nabi Isa AS Nabi yang selalu berbakti kepada seorang ibu juga beliau pernah dibaptis oleh Nabi Yahya di sungai Yordania.selepas itulah peristiwa dimana roh sucinya menjelma menyerupai burung merpati, dan muncul diseberang sungai Yordani. Dan tinggal 40 hari di padang pasir, tempatnya masih ada hingga kini. Dan tempat periistiran beliau berada di sebuah gua dadarean terletak di daerah Um Qoys. Nabi Muhammad SAW Tempat pertemuan pertama beliau dengan seorang pendeta Buhairoh ketika perjalanan beliauke Negeri Syam bersama pamannya Abu Tholib dan pertemuan kedua dengan pendeta Nestor, ketika perjalanan beliau dengan Maisaroh. Ketika itu beliau berteduh di sebuah pohon safawi utara Yordania, hingga kini pohon tersebut masih subur tumbuh disana. Para nabi yang lainnya Diantaranya Nabi Ayyub yang terkenal sebagai seorang Nabi yang penyabar. Nabi Yahya dikenal sebagai Nabi yang selalu berbakti kepada orang tuanya dan juga tidak sombong. Nabi Daud dikenal sebagai Nabi yang mempunyai kekuatan dan Nabi yang sangat ta’at kepada Tuhannya. Nabi Khidir AS, Nabi Harun AS, dan Nabi Luth AS yang dikenal sebagai seorang Rasul yang terpercaya.[] MENGENAL KEAGUNGAN TUHAN Dead Sea (Laut Mati) Tempat dimana ditenggelamkannya kaum Nabi Luth AS yang tidak beriman kepada Allah. Terletak sekitar 600 meter dibawah permukaan laut. Sebenarnya laut mati ini adalah danau besar, dikarenakan kedalamannya melebihi lautan maka disebut laut bukan danau. Di laut mati inilah dataran terendah di muka bumi. Laut ini terbagi menjadi dua; setengah milik Yordania dan setengahnya lagi milik Israel. Tidak ada kehidupan di dalamnya karena kadar garam yang sangat tinggi. Yang paling ajaib dari laut mati ini, orang tidak tenggelam dan bisa terapung dengan tanpa berenang. Gua Nabi Luth AS Di gua inilah Nabi Luth dan anaknya, Aritha dan Zagritha berlindung. Di awal perjalanan, istri Nabi Luth, Walihah mengikutinya ke dalam gua, namun kemudian ia kembali lagi kepada kaumnya yang durhaka. Ahli Kitab menyatakan bahwa malaikat yang menjelma menjadi dua orang pemuda yang tampan telah mengarahkan pada Nabi Luth dan anaknya untuk mendaki gunung sampai menuju puncaknya.dan para malaikat menjaganya sampai selamat, ketika Nabi Nuh singgak ke kampung sebelahnya. Kampung tersebut bernama Sighor  yanh terdapat di dalam kampung itu gua Zughor. Tempat ini terletak bersebelahan dengan laut mati. Tempat ini sangat panas sekali, karena berada di dataran paling rendah di muka bumi. Gua Ashab al-Kahfi Ashab al-Kahfi telah tertulis kisahnya di dalam al-Qur’an. Kata ashab adalah jama’ nya dari kata sahib yang artinya kawan, sedangkan kahf sendiri artinya sebuah gua. Mereka adalah sekumpulan hamba Allah yang beriman yang tertidur di dalam gua untuk menyelamatkan diri dari kejaran seorang Raja yang kejam pada waktu itu. Mereka terkenal dengan sebutan seven sleepers (Tujuh orang yang tertidur) dengan ditemani oleh seekor anjing. Dan anjing inilah, anjing satu-satunya yang akan masuk surga bersama Ashab al-Kahfi. Mereka ditidurkan selama 309 tahun lamanya. Letaknya berdekatan dengan Amman ibu kota Yordania. Petra (The Red Rose City) Petra merupakan peninggalan kaum Nabatean, tempat inilah merupakan kota peninggalan kerajaan Nabatean. Mereka adalah bangsa Arab yang kreatif dan produktif dan tinggal di selatan Yordania. Ini bisa dilihat dari ukiran sebuah bukit gunung bebatuan yang dipahat menjadi sebuah kota. Ukirannya tak terkalahkan cantiknya dengan ukiran-ukiran jaman sekarang padahal mereka itu telah hidup 2000 tahun silam yang lalu. Selain sebagai arsitek juga menguasai perekonomian yang  sangat maju. Dan menguasai jalur perdagangan dengan memungut cukai dan melindungi kafilah-kafilah yang membawa rempah-rempah, sutera India, gading Afrika dan kulit hewan. Pada suatu saat kerajaan Nebatean pernah dikuasai oleh kerajaan Romawi, lalu menguasai Petra, ini terjadi pada tahun 106 Masehi, kemudian mengalihkan jalur kekuasaan perdagangan mereka ke Basrah (Iraq). Sehingga perekonomian mereka terabaikan. Dan Petra lenyap namanya dari bumi. Kemudian pada tahun 1812 M, David Robert berkebangsaan Swiss, menemukan kembali kota ini. Beliau menggap bahwa reruntuhan yang ada di Wadi Musa merupakan peninggalan kaum Nabatean. Pata tahun 1924, para ahli Arkeology dari Inggris melakukan ekpedisi terhadap reruntuhan yang ada di Wadi Musa. Tempat ini sangat menarik sekali dengan ukiran bangunan yang ada pada bukit dapat menarik perhatian para arsitek jaman sekarang sehingga seni yang dipakai oleh kaum Nabatean ini dicontoh oleh mereka dalam membuat bangunan-bangunan bertingkat dengan ukiran yang khas. Tempat ini sangatlah jauh dari perkampungan, dan harus menelusuri jurang-jurang dan celahan tebing gunung yang tiingginya mencapai ratusan meter. Mengubur Kota al-Batrâu (Petra). Daulah al-Anbâth adalah satu suku Arab yang datang dari Jazirah Arab, dan tinggal didaerah padang pasir yang terletak ditenggara Palestina yang berbatasan dengan Hijaz (Arab Saudi) dan Wadi ‘Urbah dengan Lembah Siria dan Palestina. Daulah al-Anbâth adalah kerajaan al-Adumiyyah yang tegak berdiri didaerah ini dan bergabung dengan Daulah Anbâth al-Fâtihin yang pusat pemerintahannya di Al-Batrâu (Petra). Kerajaan ini berdiri disekitar abad keempat sebelum masehi. Kemudian kerajaan ini meluas sampai ke Damaskus, Madâin Shâlih dan tegak berdiri sampai kerajaan Rumawi dibawah kekuasaan al-Amrathur menaklukkan daerah ini 106 M. Satu diantara dua kota yang disebutkan dalam al-Quran, mereka membangun rumah-rumahnya dari gunung-gunung batu yang dipahat, yang kokoh kuat, sehingga mereka sombong dan angkuh ketika nabi dan rasul datang menyampaikan risalah kepada mereka. Meraka itu adalah kaum Tsâmûd ummat nabi Shâlih yang terkenal-dengan Ashhâb al-Hijir, yaitu antara Syam (Siria) dan Madinah, dan di al-Batrâu atau Petra, 160 km dari Amman.Kami mengunjungi daerah ini sekitar Januari 1996. Mereka memahat gunung-gunung untuk tempat tinggal dimusim dingin, sebagai benteng pertahanan dan penjagaan kesehatan dan keamanan serta memanjangkan umur. Perhitungan mereka rumah semacam itu aman dari roboh dan runtuh, aman dari terkena kejatuhan dari atas, aman dari azab dan aman dari mati terutama aman dari serangan musuh, karena jalan menuju Petra itu hanya satu jalan yang dbatasi oleh dua gunung, sedangkan kotanya dilingkari oleh gunung-gunung. Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Âd dan memberikan tempat bagimu di bumi. kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.[Qs. 7 : 74 ] Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman. [ Qs. 15 : 82 ] Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin. [Qs. 26 :149 ] Ketika Allah mengutus rasul-rasulnya ke Al-Batrâu ( Petra ), mereka menolak dan memusuhinya serta berusaha membunuhnya. Mereka sombong dengan kekayaan dan kemegahannya serta rumahnya yang kokoh kuat dan istananya yang megah-megah. Lebih-lebih bahwa rasul-rasul itu dianggap orang biasa saja yang miskin-miskin. Maka Allah menghancurkan mereka dengan angin topan dan badai padang pasir yang menyebabkan istana-istananya yang dilembah-lembah hancur berantakan sedang kota Al-Batrâu tertimbun padang pasir yang menyebabkan kebinasaan mereka. Dalam sejarah, kota ini baru ditemukan pada abad kesembilan belas (abad ke 19), dari hasil penggalian, dan ketika kami berkunjung kesana tahun 1996, masih ada daerah yang belum tergali. Kenapa Allah menghancurkan mereka : 1. Mereka mengkufuri Allah dan rasul-Nya, karena mereka sombong dengan kemampuan dan kekayaannya. 2. Mereka menolak setiap petunjuk dan ajaran para rasul-rasul terutama tentang keimanan kepada hari pembalasan yaitu akhirat. 3. Para pemimpinnya berlaku zalim dengan menindas rakyat kecil. Iram Dzât al-‘Imad. Qs.al-Fajar [89] : 6 -14, artinya : Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Âd. (Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi *[1], Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,Dan kaum Tsâmûd yang memotong batu-batu besar di lembah *[2], Dan kaum Fir'aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, Lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu, Karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. * [1] Iram ialah ibukota kaum 'Âd. * [2] Lembah ini terletak di bagian utara Jazirah Arab antara kota Madinah dan Syam. mereka memotong-motong batu gunung untuk membangun gedung-gedung tempat tinggal mereka dan ada pula yang melubangi gunung-gunung untuk tempat tinggal mereka dan tempat berlindung. Sebagian ulama berpendapat tempatnya di Iskandariah, dan sebagian menyatakan di Damaskus, sedang sebagian menyebut dekat Aden, yaitu antara Shan’a dan Hadhramaut, sedang ini yang lebih kuat. (Athlas al-Quran. Hal. 124.) Dalam tafsir al-Thabâri ditambah lagi beberapa pendapat ialah : Pertama : Iram berarti ummat. Kedua : Iram berarti kuno. Ketiga : Iram ialah satu suku dari kaum ‘Âd, dimana Iram adalah kakek dari ‘Âd. Keempat : Iram ialah kaum yang dihancurkan. Yang mendekati kebenaran ialah bahwa Iram adalah nama kota yang ditempati oleh kaum ‘Ad, dan sekali gus juga dinamakan kabilah dari kaum ‘Âd. Adapun “ dzatul ‘imad “mempunyai banyak makna dan takwil : Pertama : Kaum yang memiliki anggota badan yang tinggi-tinggi. Orang Arab kalau menyebut orang yang tinggi disebutkan “rajulun mu’ammadun“. Diriwayatkan bahwa tinggi mereka 12 hasta. Ini diriwayatkan oleh Qatadah. Kedua : Bahwa mereka adalah kaum yang memiliki bangunan-bangunan rumah yang kokoh fundasinya dan tinggi-tinggi bangunannya. Tempat mereka bukan di Iskandariah sebagaimana banyak diungkapkan oleh mufassir, bukan juga di Damaskus, tetapi di Hadramaut sebagaimana diungkapkan oleh Allah surah al-Ahqâf [46] : 21 ; Dan ingatlah (Hud) saudara kaum 'Âd yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di al-Ahqâf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah, Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar". Jerash Sebuah kota terletak sekitar 30 km dari Amman ibu kota Yordania. Dan kota ini terkenal dengan sebutan Bandar metropolitan. Pada tahun 223-187 SM Jerash ditaklukan oleh Antiochus III dari Syiria dan diubah menjadi suatu kota yang hebat. Pada tahun 63 SM, Jerash dikuasai oleh Jendral Pompey Romawi yang menggantikan nama Jerash menjadi Gerasa, Jerash juga terpengaruh perdagangannya oleh kerajaan Arab-Nabatean dalam berbagai aspek. Pada tahun 106 M, Raja Romawi-Trajan bahwa kerajaan Nabatean adalah musuh terbesar yang paling berbahaya, lalau menereka menyerang Petra sebagai pusat kerajaan bangsa Nabatean. Tanda kemenangan meraka ditandai dengan gerbang Utara di ujung jalan Colonnade. Tugu Hadrian adalah monumen pertama , yang dapat dilihat daro kota Amman, yang didirikan pada tahun 130 M, sebagai perayaan atas kedatangan Mharaja Romawi Hadrian. Pada tahun 295 M munculah agama Kristen sebagai agama yang dominan di Jerash, sehingga pada masa pemerintahan Justinian (527-568) jumlah gereja meningkat menjadi 12 buah bangunan. Pada tahun 614 M, Jerasah dikuasai oleh Persia dan juda membinasakan semua monumen yang ada. Namun ketika Romawi dibawah pimpinan Heraclius pada tahun 627 M mampu merebut kembali Jerash dan menjadikan Jerash sebagai bagian dari pemerintahan mereka. Pada tahun 636 M merupakan dimana Islam menguasai Jerash berkat kegemilangan Daulah Umayyah dan menjadikan Jerash sebagai lumbung perak dan juga perunggu juga industri keramik. Masjid Umayyah masih dapat kita saksikan di kota Jearsh dan dianggap sebagai mesjid tertua di Yordania. Pada tahun 749 M, Jerash dilanda gempa bumi sehingga menelan korban sebanyak 4000 jiwa. Dan ketika perang Salib (1058-1118 M Raja Baldwin mencoba untuk menguasai namun gagal, dan ketika Raja Baldwin menentang Syiria dia telah memusnahkan sebagaian kawasan Jerash dan membakarnya. Pada tahun 1927 M, Jerash telah dikukuhkan menjadi bagaian negara Yordanian yang telah mendapat mandat dari kerajaan Inggris. Dan setelah kemerdekaan Yordania pada tahun 1946, Jerash menjadi suaru peninggalan sejarah yang berharga di Yordania. Aqoba Pada tahun 106 M, tempat ini (Aqoba) menjadi tenpat peleburan tembaga dan persinggahan para kafilah perdagangan. Dan pantai Aqoba ini menghubungkan ke Laut Merah. Bermula pada tahun 106 M, kawasan ini mengalami peribuhan perundang-undangan mulai dari Romawi sampai pemerintahan Islam. Puak gassan pada awalnya menguasai Ayla mewakili kerajaan Byzantine. Dinding Bandar Ayla telah didirikan pada awal era Islam sebagai bukti bahwa Islam memberikan hak dan perubahan. Selama 400 tahun Bandar ini tumbuh sebagai perkampungan para nelayan sampai pasukan Utsmaniyah keluar dari kota ini serelah diserang oleh tentara Arab dibawah pimpinan Raja Hussein bin Ali. Benteng Aqoba adalah peninggalan yang masih tertinggal dan sering dikunjungi oleh para wisatawan asing. Benteng ini dumulai dari kerajaan Romawi sampai Byzantine. Kemudian Islam dari Daulah Abbasiyah sampai kerajaan Turkey Utsmaniyah. Pada dinding-dinding benteng terdapat tulisan ayat-ayat al-Qur’an, membuktikan bahwa kerajaan Islam pernah menguasai dikawasan Aqoba. Karak Castle Menurut sejarah kota ini telah didiami oleh orang-orang Kristen sejak dahulu, namun keberadaannya terkenal semasa peperangan Salib yang dipimpin oleh Salahuddin al-Ayyubi.  Kota ini merupakan kota bertembok, sebagaimana yang telah diterangkan di dalam Bible dan Peta Mosaic Mabada. Pada tahun 1142 M, Lord Pagan Batler telah memindahkan ibu kotanya dari Shobak ke Karak. Istana Karak inilah menjadi benteng pertahanan  sisi timur kerajaan Latin. Pada tahun 1161 M, kota ini dikuasai oleh Reynald Chatillon  bergelar Gajah Masih yang nikah dengan Etuenette de Milly berkebangsaan perancis. Raja ini terkenal dengan kekejamannya dan ia pula yang pernah mengalahkan peperangannya bersama para tentaranya Salahuddin al-Ayyubi di Montgisart pada tahun 1177 M. kemudian pada tahun 1187 M, tentara Salahuddin telah mengepung Karak selama 8 bulan sehingga memaksa tentara pertahanan tersebut untuk menjual dan anak dan istri demi untuk membeli makanan. Akhirnya Salahuddin dan tentaranya dapat merebut kembali kota Karak pada tahun 1188 M. Karak Castle ini terletak sekitar 15 km dari tempat peperangan Mu’tah. Ajlun Daerah kawasan pegunungan, terletak 25 km dari arah barat Jerash, 32 km dari uutaranya terletak kota Irbid, kota kedua setelah Amman yang dalam sejarah terkenal dengan sebutan Arbilla, kawasan ini terkenal dengan sebutan Qol’ah Ajlun (Benteng Ajlun) dan didirikan oleh Salahuddin al-Ayyubi untuk melawan musuhnya dalam perang Salib. Selain itu juga digunakan untuk menjaga komunikasi antara Kairo dan Damaskus. Dari menara benteng ini bisa dilihat perkampungan Israel dan palestina dengan menggunakan teropong. Madaba Kawasan ini terletak kira-kira 23 km dari Amman ibu kota Yordania. Kota ini terkenal dengan kota Mosaic (kepingan batu yang diukir) yang paling menarik dari Mosaic ini adalah peta Mosaic Byzantium dan Jerussalem dan beberapa tempat suci yang lainnya. Peta ini ditemukan pada tahun 1884 M, dan seterusnya disimpan di Gereja Ortodoks Greek St. yang dibangun pada pada tahun 1897 M. peta ini dibuat oleh seorang pakar Mosaic yang tidak diketahui keberadaannya pada pertengahan abad ke-6 M. peta ini sangat lengakap dan terperinci yang dibuat berdasarkan kepercayaan atas kitab Injil. Amman Amman pada jaman dahulu dikenal dengan sebutan Rabbath Ammon, yang merupakan pusat pemerintahan Ammonities sekitar tahun 1200 SM. Menjelang pemerintahan  Ptolemy Philadelphus (283-246 SM) kota ini dibangun kembali dan dinamakan dengan Philadelphia. Ketika kota ini dikuasai oleh Raja Herod pada 30 SM, kota ini telah menajdi bagian dari Imperium Romawi kemudian tergabung dalam Decapolis. Mount Nebo Letaknya bersebelahan dengan Madaba. Tempat ini sebagai tempat dikebumikannya Nabi Musa AS. Dari Jabal Nebo ini para wisatawan bisa menikmati keindahan lembah Jordan, laut mati, Jerussalam dan Baitullahm di Palestina. Telah dibangun sebuah gereja di kawasan ini pada tahun 393 M. yang unuknya dari Mount Nebo ini adalah Memorial terbuat dari perunggu terbentuk ular yang melilit pada palang Salib dibuat oleh Gian-Paolo Fantoni of Florence. Konon symbol kepala ular ini ditemukan di padang pasir yang dipelihara oleh Nabi Musa juga dengan penyaliban Nabi Isa yang bertujuan untuk menembus dosanya. Sampai sekarang penduduk yang baragama Kristen masih banyak ditemukan dikawasan Mount Nebo. Wadi Rum Menurut ahli Geologi, bahwa Wadi Rum ini terbentuk karena dari belahan yang kuat dari permukaan bumi akibat gangguan pergerakan bumi yang hebat sehingga memecahkan batuan granit yang terlalu besar dan tebing batuan pasir dari gunung Afro-Arabian. Wadi Rum ini gurun pasir yang dipenuhi bukit batu yang tinggi, oasis yang hijau serta lembah yang sangat luas. Kawasan ini telah didiami sejak zaman Neolitik antara 8-6 SM dan dikenal sebagai Wadi Iram. Air panas yang terpancur segar telah membuat Rum menjadi tumpuan kafilah perdagangan yang menuju Syiria dan Palestina dari Arab. Dan sebelum Islam tersebar di kawasan ini telah di huni oleh kaum A’ad, Tsamud, Lihyan, dan Ma’in. Namun Nabatean mampu menonjolkan tamadun dan peradabannya dibandingkan suku yang lainnya, dikarenakan keberhasilan aktivitas perdagangan pendirian monumen-monumennya. Dinyataka bahwa di selatan Wadi Rum ada perkampungan Kaleolitik pada tahun 4500 SM. Di puncak tepatnya di kaki Jabal Rum terdapat kuil Allat yang pada mulanya dibangun oleh kaum A’ad, kemudian diambil alih oleh Nabatean  pada abad pertama SM. Untuk mencapai kuil ini dapat ditempuh denagn jalan kaki dari tempat peristirahatan krang lebih lima menit. Di kawasan ini dapat ditemukan perkampungan kecil Nabatean dan komplek pemandian. Pada kaki gunung ini masih dapat kita temukan prasati Tsamud dan juga bangunan batu kuno. Prasasti yang ada pada kuil tersebut menunjukan keterlibatan suku Arab sebelum datangnya Islam dalam pembangunan rumah peribadatan. Setelah kuila ini diambil oleh Tsamud, mereka menutup prasati-prasati denagn lukisan mereka. Wadi Rum merupakan markaz besar pangeran  Faisal Hussein dan T.E Lawrence semasa pernag Dunia I. mewakili pemberontakan Arab untuk menghadapi Turki Utsmaniyah. Lawrence menjadi figure yang melegenda karena perannya membela Arab dalam peperangan tersebut. Sampai sekarang peninggalannya dikenal dengan Lawrence’s Spring dapat ditemukan disini dengan berjalan kaki melalui lereng bukit dari kuil Nabatean. Beliau juga telah memberi nama pada satu kawasan berbukit sebagai Seven Pillars of Wisdom dan juga menjadi inspirasi bukunya dengan nama yang sama. Di jurang bagian timur Jabal Rum, terdapat beberapa mata air panas yang indah. Pada tahun 1917, dia mengibaratkan, “Syurga seluat kaki persegi dengan paku-paku yangtebal juga rerumputan hijau yang indah dan menakjubkan. Umm al-Jimal (Kota dari batu vulkanik) Kawasan ini terletak di utara Hauran yang dukenal dengan Jabal Druze, letaknya 10 Km dari perbatasan Yordania-Syiria.banguan-bangunan yang menarik yang dapat ditemukan disini adalah markas tentara, gereja kecil dan besar, benteng Romawi dan beberapa peninggalan gerbang kota. Qasr Amra (Amra Palace) Istana ini dibangun pada masa Khalid bin Walid I atau anaknya Khalifah Yazid II. Pemandangan yang menarik pada dinding istana ini dengan potongan-potongan batu yang indah ukirannya, merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan asing. Istana ini juga merupakan tempat pemandian. Di tempat pemandian ini terdapat tempat untuk di message dan juga terdapat tempat ruang ganti pakaian dan tempat peristirahan di kolam renang. Di tempat ruang hangat untuk pemandian terdapat sebuah kubah yang menakjubkan dan digelari dengan kubah surga. Qol’ah al-Azraq (Blue Castle) Qol’ah ini terletak di jalur perdagangan utama dan berfungsi sebagai persimpangan perdagangan dari Saudi Arabia, Iraq, Syiria. Kolam air yang berada di Qol’ah ini merupakan oasis terbesar di Yodania, namun sekarang kolam itu telah dikosongkan. Warna biru kolam dijadikan nama atas Qol’ah ini, karena azraq sendiri artinya biru, maka disebutlah Qol’ah al-Azraq. Kota ini dulu pernah menjadi benteng pertahanan kerajaan bangsa Romawi juga Konstantinopel ketika mereka menguasai Qol’ah tersebut. Pada abad ke-13 M, kota ini direnovasi kembali oleh al-Ayyubi. Para arkeologi berpendapat bahwa kota ini pernah digunakan sebagai tempat untuk berperang pada perang dunia I Qol’ah ini juga pernah menjadi markas pertahanan Syarief Hussein (Kakek Raja Hussein) dan juga Lawrence of Arabia semasa pemberontakan arab melawan Imperium Utsmaniyah. Dari Qol’ah ini juga  mereka berdua memimpin keluar tentara pada Septembet 1918 untuk serangan terakhir ke Syiria yang menandakan penentangan dan kekalahan Turki dan akhir dari perang Dunia I di Timur Tengah. Qosr Harrana (Harrana Palace) Qosr ini dibangun pada abad ke-7 M, terletak sekitar 35 Km dari Qosr Mushash. Istana ini berada di padang pasir yang sangat terpelihara dengan ketinggian dua tingkat dengan hiasa dinding batu yang indah. Pintu masuk pada istana ini berbentuk bulat dan terdapat sebuh menara di sudutnya. Di bangun dari dua jenis batuan kapur pada kedua sisi pintu masuk terdapat ruangan yang besar yang dipercayai sebagai kandang kuda dan tempat penyimpanan barang-barang berharga. Di dalamnya terdapat 61 ruangan menghadap ke dataran tengan istana. Ruangan ini kebanyakan disusun dengan keadaan 4 atau 5 ruangan kecil mengelilingi ruangan besar. Didataran tersebut terdapat 2 tangga yang menuju ke tingkat dua dan atap. Qol’ah Harrana ini di duga merupakan tempat  pertemuan para pemimpin politik dari bani Umayyah bersama ketua-ketua suku juga merupakan tempat perhentian bagi kafilah-kafilah perdagangan, karena letaknya yang bersebelahan dengan jalur perdagangan Azraq dan Arab. Tabagat Fahl (Pella) Pella merupakan kota Decapolis (10 kota dibawah kekuasaan Greco-Romawi namun bebas dari bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan). Lokasi ini terletak 2 Km sebelah timur jalan utama yang meyebabkan para pengunjung harus  berjalan kaki untuk sampai kesana. Asal nama kota ini adalah Pehel dinamakan demikian karena tempat ini pernah menjadi tempat kelahiran Iskandar Agung. Kota ini mengalami puncak kejayaan ketika pemerintahan Byzantium. Jumlah penduduk pada masa itu mencapai 25.000 jiwa. Kemudian Pella jatuhketangan tentara Arab pada tahun 635 M, yang menyebabkan terjadinya perang Yarmuk pada tahun berikutnya. Kota ini terus maju pada zaman Dulah Umayyah. Pada abad ke-13 dan 14 M, kota ini diduduki oleh kerajaan Mamluk. Sisa-sia peninggalan zaman kalkolitik sejak abad ke-4 Sm ini dapat ditemukan di tempat ini. Yarmuk Kota ini terletak sekitar 30 Km dari Amman ibu kota Yordania. Penamaan kota Yarmuk berasal dari perang Yarmuk. Perang Yarmuk ini salah satu tempat perang yang dikenal setelah perang Mu’tah. Di tempat inilah berdiri juga Universitas Yarmuk dikenal sebagai ibu kota kedua setelah Amman. SELAMAT TINGGAL JORDAN Kampung Mu’tah Setelah hampir tiga tahun lebih menimba ilmu di negeri para nabi, akhirnya beliau memutuskan untuk melanjutkan kembali mencari ilmu di negeri Hindustan, negeri yang dikenal dengan segala keunikannya. Selamat tinggal urdun, semoga ilmu yang didapat akan bermanfaat untuk semuanya, amin.......... e-----ï-----f




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline