Lihat ke Halaman Asli

Pak Jokowi, Dengarkanlah Keluhku

Diperbarui: 19 Januari 2016   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suratku untuk:

Bapak Presiden yang Sedang Sibuk Ngurusin Negara yang Dibom

Bapak Ibu Anggota Dewan Yang Sibuk dengan Politiknya

Bapak Menteri Pendidikan dan Bapak Bupati Bintan yang Juga Sibuk

Sehingga Aku yakin Masalahku Ini Bagi Bapak Ibu Yang Terhormat Tidaklah Penting

Aku "Diperkosa" Juga Oleh Kepala Sekolahku

 

Ya aku "diperkosa" untuk kedua kalinya

Mungkin bapak ibu kaget dan menuduhku memfitnah karena membuat judul seperti itu, tapi mari ku jelaskan kenapa aku mengatakan aku telah "diperkosa" oleh kepala sekolahku.

Aku adalah anak umur 14 tahun, inisialku RM, aku tidak pandai dan tidak bisa merangkai kata. Tulisan ini dibuat berdasarkan curahan hatiku.

Aku harus berjuang melupakan rasa sakit dan kemarahan yang mendalam karena harus mengingat dan menuliskan ini kembali..kala aku diperkosa oleh bapak tiriku yang bejat. Bapak ibu mungkin mencemoohku atau mungkin mengatakan aku adalah anak bodoh, siapa suruh mau diperkosa, biar kujawab jika ada yang mengatakan seperti itu, aku tidak bodoh, aku hanya anak berumur 13 tahun waktu itu, aku ketakutan diancam, aku tidak punya kemampuan dan tenaga untuk melawan, tubuhku kecil dan tidak mempunyai kekuatan melawan orang itu. Aku  takut sekali, itu sangat mengerikan!!!, betapa menderitanya aku saat itu!!. Bapak kandungku sudah meninggal sejak aku kecil dan bapak tiriku sangat jahat memperlakukan aku, apa yang bisa dilakukan anak seumurku? untunglah pak polisi sudah menangkap orang jahat itu dan semoga ia membusuk di penjara. Aku marah ibuku menikah lagi dengan orang yang jahat, ibuku sibuk bekerja sebagai pelayan rumah makan dan manusia bejat itu adalah buruh serabutan, yang jelas tujuan mulia ibuku adalah mencari uang agar aku dan adikku bisa sekolah dan meraih masa depan. Aku ingin sekali menyalahkan ibuku atas apa yang menimpaku tapi bagaimanapun juga dia adalah ibuku, yang telah melahirkan dan membesarkanku dan tentu dia tidak pernah berfikir hal seperti ini akan terjadi padaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline