Lihat ke Halaman Asli

Menakar Hati di Jalanan

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jalur pulang kantor seperti biasa, rute kopaja 86 Lebak Bulus-Kota naik dari Slipi jam sudah menunjukan pukul setengah delapan malam. Tempat duduk masih tersedia sehingga bisa duduk sejenak melepas lelah seharian. Kopaja menapaki macetnya jalanan malam, tiba didepan Sipi Plaza anak-anak pekerja jalanan mulai menaiki Kopaja sekedar menjajakan suara untuk sekedar receh dari belas kasihan penumpang. Belum sempat sepeminum teh mereka sudah turun lagi, rupanya mereka keduluan sosok laki-laki bergaya sempoyongan yang hendak menjajakan kenekatan dan suara besarnya untuk menakuti penumpang. Ceritanya dimulai dengan keluarnya dia dari penjara, alasannya daripada dia mencuri atau nyolong lebih baik meminta-minta di dalam Kopaja. Selesai bicara panjang lebar mulailah dia membuka tangan dengan nada setengah mengancam ke setiap penumpang. Bagi yang tidak memiliki keberanian relalah sambil menggerutu dalam hati selembar uang kertas dua ribuan beralih ke tangan sang lelaki itu. Setelah mengumpulkan uang lembaran dan recehan, turunlah dia dengan gagah. Langkah yang semula sempoyongan berubah tegap sambil tertawa berjalan menuju penjual makanan.

Ikhlaslah kami memberi jika memang selayaknya dia dikasihani. Relalah kami menyisihkan sebagian rejeki jikalah tak disertai kata-kata ancaman.

Jakarta oh Jakarta




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline