Lihat ke Halaman Asli

Mochammad YusufHabibie

MAHASISWA UNPAM

Menggali Potensi SDM Melalui Pendidikan Kewarganegaraan

Diperbarui: 1 Juli 2024   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era globalisasi dan revolusi industri 4.0, negara-negara di seluruh dunia berlomba-lomba untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas. Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan ekonomi global jika mampu mengelola dan memanfaatkan SDM-nya dengan baik. Salah satu kunci utama dalam mencetak SDM berkualitas adalah melalui pendidikan kewarganegaraan yang holistik dan komprehensif. Pendidikan ini tidak hanya bertujuan untuk memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga untuk membentuk karakter, moral, dan etika yang diperlukan dalam menghadapi tantangan masa depan. 

Pendidikan kewarganegaraan adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membentuk individu agar menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Menurut teori pendidikan kewarganegaraan, ada tiga aspek utama yang harus dicapai, yaitu pengetahuan kewarganegaraan, keterampilan kewarganegaraan, dan karakter kewarganegaraan yang didalamnya meliputi pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, kemampuan berpikir kritis, sikap dan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, toleransi, dan empati. 

Di Indonesia, salah satu contoh kasus yang menggambarkan urgensi pendidikan kewarganegaraan adalah masalah rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemilu. Menurut data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), partisipasi pemilih pada beberapa pemilu sebelumnya masih belum optimal, menunjukkan bahwa banyak warga negara yang belum memahami pentingnya hak mereka dalam menentukan masa depan bangsa. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan kewarganegaraan belum sepenuhnya berhasil dalam membentuk warga negara yang aktif dan bertanggung jawab.

Selain itu, kasus-kasus korupsi yang melibatkan pejabat publik juga menunjukkan kurangnya integritas dan etika di kalangan SDM kita. Pendidikan kewarganegaraan yang baik harus mampu menanamkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan etika dalam diri setiap individu sejak dini, sehingga dapat menciptakan generasi yang bebas dari korupsi.

Dalam era modern yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan globalisasi, pendidikan kewarganegaraan menjadi semakin penting. Dengan maraknya informasi dan disinformasi di media sosial, kemampuan berpikir kritis dan analitis menjadi sangat penting untuk membedakan mana informasi yang benar dan mana yang menyesatkan. Pendidikan kewarganegaraan yang baik harus mampu membekali siswa dengan keterampilan ini agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh hoaks dan propaganda.

Selain itu, di tengah maraknya konflik sosial dan intoleransi, pendidikan kewarganegaraan juga berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai toleransi, keragaman, dan kesetaraan. Dengan memahami dan menghargai perbedaan, generasi muda dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline