CATATAN manis sepakbola Aceh tahun ini, sedikit ternodai dengan tersingkirnya tim Pra PON Aceh. Skuad Rencong Muda yang diasuh Iwan Setiawan itu gagal menapak ke zona empat besar Sumatera. Salah siapa?
Sebagai tuan rumah, sejatinya Aceh bisa meraih satu tiket di grup A untuk lolos ke babak selanjutnya. Tapi semua kandas. Kegagalan itu dimulai saat ‘pasukan’ muda Aceh hanya sekali menang 4-0 atas tim lemah Kepulauan Riau, kalah 1-3 dari Sumatera Utara dan bermain imbang 1-1 dengan Sumatera Barat.
Sialnya, mereka tersingkir di Stadion H Dimurthala, pada 22 Juni silam. Padahal, saat itu ranah sepakbola Aceh masih basah dengan euforia Persiraja. "Phet that nyoe ta ingat, pahit sekali bila dikenang," kata H Zainuddin Hamid, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Aceh.
Pria yang akrab disapa Let Bugeh ini menyadari amat tidak enaknya kalau cuma menjadi penonton saja pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII yang akan berlangsung di Riau pada 2012 nanti.
Manajer tim Pra PON Aceh, Bahrun Jamil pun mengaku sulit mengungkapkan dengan kata-kata. “Semuanya larut dalam duka. Kami sendiri seperti tak percaya hasil yang kita peroleh,” tuturnya.
Tak percaya karena, skuad yang digembleng Iwan Setiawan dan tiga asisten Elliansyah, Sarbaini, dan M Yusuf Usman tampil mumpuni dalam persiapan, meski diracik dalam tempo cuma tiga bulan,
“Dari 21 kali ujicoba kita hanya seri dua kali, itu pun dengan pemain senior. Makanya ini seperti mimpi buruk yang menjadi nyata,” aku Bahrun.
Dari optiknya, Irhamuddin dkk seperti terbenani dalam melakoni babak kualifikasi itu. “Pelatih langsung keluar lapangan tanpa banyak bicara. Kami semua frustasi, apalagi anak-anak sudah berjuang maksimal,” kata dia.
Padahal, manajemen sudah cukup memberi motivasi pada pemain untuk tampil ngotot. “Sepertinya memang anak-anak menanggung beban berat, terbebani mentalnya,” sebutnya.
Bicara dana, dia mengakui sangat relatif. Untuk membawa tim tersebut, PSSI Aceh membekali skuad muda Aceh ini dengan dana Rp400 juta. “Itu semua dipakai untuk kebutuhan tim, semua hak-hak pemain dipenuhi, kita transparan dalam hal ini,” tukas dia.
Terkait hasil negatif yang dituai timnya, Bahrun meminta maaf kepada masyarakat Aceh. “Ini seperti borok yang sulit diobati, makanya kami sendiri stress bila mengingat kegagalan kita masuk PON,” ungkap Bahrun.
Dia mengakui menanggung tanggungjawab moral terkait hasil buruk tim Pra PON Aceh. “Tadi, tak ada yang salah dalam hal ini, kalau kita bilang kurang beruntung, mungkin masyarakat pun kurang bisa menerima, karena kami semua minta maaf sudah mengecewakan pecinta bola Aceh,” papar dia.