Cak Lontong, menurut saya adalah komedian yang jenius - selain Komeng tentunya. Hanya saja kejeniusan Komeng dan Cak Lontong itu berbeda gaya dan pesannya. Kalau Komeng, ia memiliki segudang referensi dan materi di kepalanya yang bisa kapan saja ia pilih dan dikeluarkan pada konteks yang tepat hingga menjadi sebuah sajian yang renyah dan menggemaskan. Sementara komedi jenius a la Cak Lontong berbeda, seperti apa?
Sebelumnya saya mau bercerita tentang hal lain, yaitu hal yang sama sekali tidak lucu. Yaitu tentang kegamangan dunia pertambangan kita. Memang belum menjadi ancaman sih tapi cukup membuat bimbang dan gamang para pelaku bisnis pertambangan di Indonesia. Yaitu perihal konsistensi pemerintah dalam mewajibkan pembangunan smelter bagi para perusahaan tambang (baik asing maupun lokal) di Indonesia. Kebijakan ini sangat bagus sekali karena dengan diwajibkannya pembangunan smelter maka semua hasil tambang tidak akan bisa lagi diekspor secara langsung dalam bentuk hasil tambang mentah.
Tujuannya sangat baik yaitu meningkatkan pendapatan negara dari laba pendapatan ekspor hasil tambang setengah jadi. Hanya saja, saat ini pemerintah sedang melakukan "toleransi" kepada - sebut saja beberapa perusahaan tambang asing untuk menunda menjalankan kebijakan pembangunan smelter tersebut. Yang mana sikap ini tentu akan melonggarkan aturan yang sudah dijalankan oleh banyak perusahaan tambang lainnya. Jika kebijakan ini berjalan terlalu lama tentu akan menimbulkan bentuk kerjasama yang tidak sehat dan tidak saling percaya, antara pengusaha dengan pemerintah yang berdampak pada ekonomi di bisnis pertambangan, lalu merebak ke ekonomi negara. Cukup membuat gamang bukan?
Dari situasi yang gamang barusan tampaknya tidak banyak masyarakat yang tidak tahu, atau malah jadi tidak peduli. Media pemberitaan di Indonesia nampaknya sudah penuh sesak dengan tema yang berbau politik dan infotainment. Sangat ironis, padahal konteks barusan sangat berkaitan dengan urusan kekayaan mineral Indonesia, pendapatan negara, dan upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan bangsa. Nah.. kembali ke komedi a la Cak Lontong, ternyata salah satu materi guyon beliau dua tahun lalu adalah tentang isu pertambangan. Isu yang sebenarnya berat dan berpotensi tidak lucu, mampu diolah menjadi materi komedi yang cerdas juga lugas. Seperti ini cuplikan ujarannya guyonnya Cak Lontong,
" Saya pegang betul Pasal 33 UUD 1945, bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Saya pegang itu, walaupun kenyataannya kekayaan dan sumber mineral itu banyak dikuasai asing. Emas, tembaga.. (dan lain-lainnya) itu dikuasai asing, karena apa? Karena pola pikir kita sendiri! Kenapa sumber mineral kita (bisa) sampai dikuasai asing? dan kita tidak bisa berbuat apa-apa? Karena pola pikir kita sudah menganggap bahwa (hal) itu SUDAH TIDAK ASING LAGI..! makanya kita MEMBIARKAN. Mulai sekarang kita anggap itu (sebagai) hal yang asing, supaya kita (jadi) berjuang..."
Dari materi lawakan barusan, Cak Lontong berupaya mencolek kita yang selama ini terlalu santai dan abai akan urusan pertambangan. Cara ini dibuat untuk membuka mata dan memberikan perhatian lebih atas apa yang selama ini kita anggap hal yang biasa (tidak asing). Twist yang dimainkan oleh Cak Lontong adalah makna "asing" itu sendiri yang memiliki arti ganda, yaitu sebagai perusahaan asing dan asing sebagai hal yang tidak biasa.
Saat ini, kondisi industri pertambangan terhadap pendapatan negara cenderung melandai. Harapan terciptanya 2,5 juta kesempatan kerja dari industri smelter masih juga mandeg realisasinya. Pemerintah diharapkan tidak lengah dan tidak diam dalam hal toleransi tadi terhadap perusahaan-perusahaan tambang yang belum juga membangun smelter. Sikap tegas pemerintah juga dibutuhkan agar tidak mengubah kebijakan nasional yang mempengaruhi industri kunci yang sangat dapat berdampak pada perekonomian Indonesia.
Kepiawaian melawak Cak Lontong berhasil mengingatkan kita sebagai rakyat, semoga pesan Cak Lontong tadi pun menjadi pengingat bagi pemerintah. Lawakan cerdas memang masih langka di negri ini, namun tren stand up comedy tampaknya cukup berhasil menggiring para pembuat materi lawakan yang dulu hanya sekedar lelucon kini bisa dengan apik disusupi muatan cerdas. Harapannya ke depan akan lebih banyak pelawak-pelawak yang dengan asik memberikan selain lawakan juga pesan-pesan positif. Baik dalam bentuk lawakan tontonan atau lawakan di media lain. Memang beda rasanya jika lawakan Cak Lontong barusan saat dibaca dengan saat ditonton, nah berikut adalah tautan video lengkap penampilan Cak Lontong saat tampil melawak dalam sebuah acara resmi.
NB: Untuk topik lawakan tentang pertambangan asing tadi ada di menit ke 7:20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H