Ada kebun di tengah hutan. Tumbuh subur dan sungguh tidak terbayangkan oleh saya, kenapa? Karena kebun itu adalah kebun sayur-mayur yang berada di kawasan hutan kelapa sawit dan akasia.
Di dusun Sukajaya Kecamatan Tualang Kabupaten Siak Pekanbaru, terdapat sebuah lahan hutan industri tanaman akasia dan kelapa sawit yang sangat luas, kami masuk ke tengah hutan sekitar 10 menit dari jalan utama yang kemudian nampaklah hamparan kebun hortikultura yang bagus sekali.
Mas Suryono (41), dulunya adalah seorang pekerja kebun kelapa sawit sekaligus pemilik lahan. Ia pun suka membakar lahan sawitnya untuk proses penanaman pohon sawit baru. Yang bahaya adalah jika saat pembakaran tersebut api bergerak liar dan tak terkendali, hal itulah yang mengakitbatkan terjadinya bencana kebakaran hutan sawit. Kebiasaan lamanya itu kini sudah ditinggalkan sejak ia mulai fokus memanfaatkan lahan sawitnya ini untuk kebun hortikultura.
Kisah alih fungsi Suryono ini sangat sederhana sekali, saat ia berkunjung ke pasar kecamatannya ia melihat ada peluang besar yaitu tingginya permintaan sayur-mayur seperti bayam, sawi, cabai, kangkung, kacang panjang, pepaya buah dan daun, belum lagi buah-buahan seperti melon dan jambu biji. Suryono melihat peluang ini lebih nyata ketimbang pengolahan dan perawatan lahan sawit yang selain tidak mudah juga memakan waktu relatif lama.
Akhirnya sejak tahun 2013 ia mulai menanami lahannya dengan bayam, cabai, kacang panjang, dan yang lainnya. Pola tanam gilirnya pun akhirnya menghasilkan panen bergilir yang sangat baik. Kini dalam seminggu Suyono bisa panen 3 kali dan menjualnya langsung ke pasar.Alih fungsi lahan ini tentu tidak mudah, mengingat kawasan perkebunan sawit ini adalah lahan gambut yang basah di bawah namun kering di permukaan tanah. Belum lagi jenis tanah di kawasan milik Suryono ini adalah "tanah bulan" yaitu sebutan masyarakat di sana untuk tanah jenis pasir.
Terpaksa Suryono harus rela berjibaku mengolah jenis tanah berpasir tersebut agar dapat ditanami sayur-sayuran dengan baik. Suryono menggunakan kompos, maka selain lahannya ditanami sayur-sayuran, ia pun membangun kandang untuk memelihara sapi agar pemanfaatan kotorannya sebagai pupuk.
Melihat kesuksesan Suryono ini ternyata menjadi perhatian petani dan pemilik lahan sawit lainnya. Mereka pun akhirnya mengikuti jejak Suryono dalam memanfaatkan lahan sawitnya. Salah satunya adalah Mas Makmur (44) yang baru saja alih fungsi lahan miliknya dari sawit menjadi kebun sayuran.
Makmur bercerita awalnya mengikuti Suryono ini alasannya sederhana saja, yaitu karena penghasilan menanam sayuran ternyata lebih besar dibanding sawit. Sebagai contoh perbandingan, dari lahan 2 hektar miliknya, jika ditanami sawit maka penghasilan tiap bulan sekitar 3 juta. Namun jika ditanami sayur-mayur pendapatannya bisa mencapai 15 juta per bulan.
Tak heran jika langkah Suryono kini menjadi inspirasi bagi banyak petani di sekitar Kabupaten Siak. Dukungan pun mengalir tidak cuma dari sesama petani namun juga datang dari pihak perusahaan Sinar Mas.
Ternyata kiprah Suryono dan petani-petani hortikultura ini dianggap sejalan dengan program perusahaan yaitu pencegahan pembakaran liar lahan sawit yang selama ini meresahkan banyak desa. Bantuan yang diterima Suyono dan kawan-kawannya mulai dari pupuk, modal, penyuluhan, hingga distribusi hasil panen. Menurut pihak Sinar Mas dengan program ini diharapkan akan mampu mengurangi aktivitas pembakaran liar lahan sawit secara bertahap
Yang lebih seru lagi, kiprah alih fungsi lahan sawit Suryono ini ternyata mampu membawa dirinya untuk berbagi cerita di acara besar yaitu KTT PBB Perubahan Iklim (COP-22) jauh di Marrakesh, Maroko, awal November kemarin. Salut buat Mas Suryono!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H