Lihat ke Halaman Asli

Motulz Anto

TERVERIFIKASI

Creative advisor

Negeri Ini Butuh Pasukan Perlawanan Atas Korupsi

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14229287651536459569

[caption id="attachment_367001" align="aligncenter" width="491" caption="Dok Pribadi"][/caption]

Korupsi, koruptor, penangkapan, pemberantasan, bahkan perlawanan sedang terjadi di republik ini. KPK dan Polri - yang mana keduanya adalah pegangan dan pelindung masyarakat kini sedang dirundung masalah pertikaian. Kepedulian masyarakat pun kini menguak deras. Akan tetapi tidak sedikit juga yang merasa hopeless bahkan apatis.

Apatis, adalah benih racun yang sangat berbahaya yang tumbuh di masyarakat. Benih ini perlahan tapi pasti akan merebak dan menyusup ke seluruh lapisan masyarakat. Padahal perlawanan dan pemberantasan korupsi di begeri ini tidak mungkin bisa tercapai tanpa partisipasi dan keterlibatan langsung dari masyarakat. Tidak akan mungkin!

Sebagai upaya, KPK banyak melakukan program-program demi tercapainya fondasi dukungan tadi. Di dalam KPK selain melakukan tindakan hukum (law enforcement), hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah upaya pencegahan dini. Salah satu upaya pencegahan dini dalam kampanye anti korupsi ini adalah lewat edukasi kepada anak-anak dan remaja. Bagi saya upaya ini menarik karena bagaikan mengolah bibit pohon yang akan ditanam agar kelak pohonnya besar bisa tumbuh dengan baik dan dapat diandalkan.

Beberapa waktu lalu KPK melakukan program pengenalan dan edukasi anti korupsi. Aktivitas kampanye dalam bentuk lomba-lomba bagi generasi muda. Misalnya “Kreasi: Kreatif AntiKorupsi” ini, yang diadakan oleh KPK sebagai upaya menyebarkan pesan anti korupsi lewat media-media kreatif.

Saya kebetulan kebagian menjadi salah satu pemberi materi kelas kreatif untuk teman-teman muda di Pontianak. Kelasnya ramai sekali dan penuh antusias. Materi yang saya sampaikan lebih kepada mengasah ide-ide kreatif dalam membangun cerita. Saya juga ceritakan sedikit tentang bagaimana kekuatan sebuah cerita dalam menyebarkan pesan-pesan. Cerita jelas lebih mudah ditangkap dan dicerna oleh masyarakat. Mendengarkan cerita itu bukan seperti mendengarkan pelajaran di kelas, tidak perlu memaksakan otak kita untuk mengingat namun cukup nyaman saja menyimak alurnya, pesan-pesan itu akan perlahan tecerap dan masuk ke kepala kita.

Menurut saya, begitu pun dengan penyebaran pesan-pesan antikorupsi ke anak-anak muda. Mereka masih terlalu dini dicekoki dengan butir-butir hukum tentang korupsi. Yang ada malah menjadi hororisme. KPK memiliki – kalau tidak salah 9 butir dasar nilai-nilai pencegahan korupsi, misalnya tidak bohong, jujur, dan seterusnya. Mulai dari nilai-nilai dasar tersebut dijadikan premis cerita, saya yakin lebih mudah diterima oleh anak-anak dan pemuda.

Bagaimanapun, semangat membangun bangsa yang antikorupsi mau tidak mau harus dimulai dan ditumbuhkan mulai dari generasi muda. Karena merekalah yang akan menggeser generasi sebelumnya yang kronis mengidap penyakit korupsi ini. Kini dalam situasi yang sangat kronis juga, bangsa ini butuh banyak sekali tenaga, pikiran, dan semangat yang sama dalam sikap perlawanan atas korupsi. Kita semua dalam perjalanan menuju masyarakat yang punya cita-cita dan harapan yang sama dalam kehidupan yang bersih korupsi. Kita - sebagai masyarakat sangat lah tidak mungkin hanya mengandalkan KPK, Polri, bahkan Presiden. Ini adalah tugas kita - sebagai pemilik kedaulatan tertinggi di republik ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline