Ada kisah tentang Angga, Bayu, dan Candra. Mereka adalah sahabat akrab sejak kecil. Suka main bersama, belajar bareng, bahkan saat rangking kelas pun, bertiga sudah langganan masuk tiga besarnya. Di sekolah terkenal pintar, cerdas, sholeh dan berprestasi.
Tidak berhenti di situ saja, saat besar mereka punya mimpi besar. Angga ingin kuliah di luar negeri, Bayu ingin segera menikah, dan Candra ingin punya mobil untuk buka usaha. Secara itungan ekonomi, ini sulit terjadi.
Nah, saat Angga mengajar tiga bulan dan satu bulan gajinya disedekahkan. Saat Bayu yang punya tabungan nikah 10 juta dan 5 juta disedekahkan. Lalu Candra yang hanya punya satu-satunya motor kesayangan, eh juga rela hati disedekahkan. Walaupun tinggal sepeda onthel di rumah.
Lihat! Ketiganya saat bersedekah ada persamaan ciri. Semuanya akan tergetar hati, matanya akan mbrebes mili (berurai air mata), dan benar-benar memaksa diri untuk belajar ikhlas meraih ridho Ilahi demi menjemput mimpi-mimpi.
Itulah sekadar ilustrasi sedekah ekstrim. Mr S menambahkan, sedekah ekstrim itu ya seperti punya dua rumah, satu diwakafkan. Di tangan, leher, kaki ada perhiasan, copot dan disedekahkan. Tujuan utama adalah memotong hubud dunia (cinta berlebihan akan harta).
Jadi teringat sosok Mr Umar yang sedekah 50% harta untuk dakwah, bahkan yang lebih dahsyat Mr Abu Bakar yang 100%. Yang tersisa hanya keyakinan pada Allah dan RasulNya.
Berani coba?
Salam JOSSMr Basori ;) Motivator, Wakil Rektor Umar Usman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H