Lihat ke Halaman Asli

Bersemilah Ramadhan

Diperbarui: 2 Juni 2016   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

setiap kita yang mendengar kata ramadhan maka hati kita akan berbunga-bunga,
setiap kita yang mendengar kata ramadhan maka ada kerinduan untuk bertemu dengannya,
ramadhan sebentar lagi akan menyapa, adakah rindu padanya ???

Allah azza wajalla senantiasa memberikan nikmatnya kepada kita semua, nikmat yang diberikan kepada kita bukannya untuk dihitung karena untuk menghitungnya memang kita tidak akan pernah sanggup melainkan untuk disyukuri. Bahkan jika akan dibandingkan dengan amal shaleh yang dilakukan setiap saatnya, sehebat apapun kita beribadah maka tidak akan pernah imbas dengan nikmat Allah. sementara salah satu bentuk rahmat Allah adalah jika dari waktu kewaktu Allah senantiasa membukakan kesempatan kepada kita beribadah termasuk diantara tandanya adalah ketika nantinya kita dipertemukan dengan bulan suci ramadhan.

Ramadhan sebagai tamu yang istimewa bagi ummat manusia maka seyogyanya kita mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Kalaulah untuk hal lain kita terkadang begitu berlebihan dalam menyambutnya maka seharusnya menyambut bulan ramadhan harus lebih istimewa lagi.

Sebagaimana halnya para generasi terdahulu menyambut bulan ramadhan, hal itu cukup memberi petunjuk bagi kita dalam menyambut bulan suci nan agung ini agar tidak datang dan berlalu begitu saja.

Bagaimana para salafussholeh menyambut ramadhan telah tergambarkan didalam alquran QS. Albaqarah : 183

Bekal pertama dan utama untuk menyambut bulan ramadhan adalah bekal keimanan.

Puasa yang benar adalah puasa karena dorongan keimanan. Kita berpuasa karena yakin bahwa yang memberi rezeki adalah Allah, yang menghidupkan begitupun yang mematikan adalah Allah.

Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.

 (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).

Ibadah karena dorongan iman akan lebih berberkah serta lebih berkualitas serta ikhlas. Ibadah tanpa dorongan iman akan terasa lebih berat serta tidak berbeekah.

Bekal kedua adalah bekal ketakwaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline