Setelah membaca sebuah artikel mengenai candi Borobudur dan Prambanan yang juga dapat dijumpai di negara Jerman, saya tertarik untuk menulis sebuah artikel mengenai hal yang serupa. Berikut saya lampirkan link artikel terkait (Lihat).
Indonesia kaya akan keberagaman, mulai dari suku bangsa, bahasa, adat istiadat, tarian, makanan, pakaian, dan masih banyak yang lainnya. Tidak seorangpun dapat menyangkal betapa beragammya Indonesia. Tidak jarang kita menemukan kebudayaan Indonesia di negara orang. Selain candi Borobudur dan Prambanan yang dapat ditemui di Jerman dalam bentuk miniatur, kita juga sering menemukan budaya Indonesia lain yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Misalnya saja alat musik kulintang yang bisa ditemui juga di Jepang.
Bangsa asing sangat antusias dalam mempelajari budaya kita. Seringkali kita temukan bahwa masyarakat asing lebih mahir memainkan gamelan dan alat musik tradisional lainnya dibandingkan dengan penduduk pribumi Indonesia. Berkat masyarakat asing yang sering berwisata ke Indonesia, kebudayaan kita yang beraneka ragam dibawa serta kembali ke negara asal mereka dan menyebar secara kontinyu.
Masyarakat asing khususnya bangsa eropa dan amerika sangat tertarik dengan kebudayaan bangsa timur yang beragam dan berwarna. Jika mereka sampai membuat miniatur, pameran kebudayaan, mempelajari tarian; nyanyian; alat musik; dsbnya itu merupakan sebuah bukti nyata betapa mereka mengapresiasikan secara tinggi kebudayaan kita.
Prambanan dan Borobudur merupakan ikon yang dikenal masyarakat luar. Apalagi Borobudur yang sempat menduduki posisi sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia sebelum digantikan oleh pulau komodo. Bahkan Richard Gere, seorang aktor kelas dunia mengagumi Borobudur. Keindahan arsitek dan struktur Borobudur dapat membuat semua orang tercengang jika dibayangkan bahwa pembangunannya hanya menggunakan tangan manusia.
Ada hal unik lainnya yang membuktikan bahwa bangsa asing menghargai Indonesia. Di Belanda kita dapat menemukan banyak jalan dengan nama pulau-pulau dan pahlawan nasional Indonesia. Misalnya saja Sumatra-straat, Java-straat, dan R.A Kartini-Straat. Bahkan ada empat jalan utama di Belanda yang menggunakan nama R.A Kartini yang notabene sebagai pahlawan nasional Indonesia sebagai nama jalan.
Indonesia adalah negara yang paling kaya di seluruh penjuru dunia. Jangan biarkan kekayaan ini habis dimakan waktu. Mungkinkah suatu saat nanti masyarakat kita akan mempelajari budaya sendiri dari masyarakat asing??? Jawabannya mungkin saja jika pemuda-pemudi Indonesia sendiri tidak mau menghargai dan melestarikan budaya sendiri. Mari sebagai generasi muda kita lestarikan budaya bangsa agar jati diri bangsa Indonesia tetap terjaga sampai anak cucu kita kelak.
Ditulis oleh : Amaliya C (111113)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H