Lihat ke Halaman Asli

Cara Unik Kolese Kanisius dalam Mendidik Muridnya

Diperbarui: 17 September 2024   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kolese Kanisius adalah sekolah swasta yang bernafaskan iman Katolik dan terletak di pusat Kota Jakarta. Kolese Kanisius telah berdiri sejak tahun 1927 dan terus berkontribusi terhadap pendidikan Indonesia sampai sekarang. Tentu saja selama kiprahnya di dunia pendidikan, Kolese Kanisius terus mengalami transformasi terhadap proses pendidikan yang diterapkannya.

Di dunia yang modern dan kompetitif ini, Kolese Kanisius sadar bahwa nilai-nilai kepemimpinan sangat diperlukan oleh seseorang agar mampu bersaing. Salah satu bagian penting dari nilai kepemimpinan adalah nilai kemandirian. Oleh karena itu, Kolese Kanisius mengintegrasikan beberapa program-program pendidikan dalam sistem pendidikannya yang mendorong kemandirian siswanya. Program-program tersebut utamanya berisi kegiatan-kegiatan yang memberikan tanggung jawab lebih kepada siswa. 

Membuka peluang yang selebar-lebarnya untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar merupakan hal yang sangat baik terhadap tumbuh kembang seorang siswa. Siswa menjadi terlatih untuk berani melangkah maju menghadapi masa depan. Hal ini juga membantu meningkatkan kemandirian siswa. 

Siswa yang memiliki tanggung jawab yang lebih besar pastinya memiliki tingkat disiplin dalam mengatur diri yang tinggi. Secara konkrit peluang tersebut dibuka oleh Kolese Kanisius melalui komunitas. Siswa-siswa diberikan kebebasan untuk memulai dan menjalankan komunitas. Salah satu komunitas tersebut adalah Canisius Model United Nations Delegates' Organization (Canimundo). 

Sepintas Mengenai Canimundo

Canimundo adalah suatu komunitas di Kolese Kanisius yang bergerak dalam bidang perlombaan Model United Nations (MUN). Sesuai namanya, MUN meniru prosedur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam mencari solusi atas masalah di dunia nyata, yang dilakukan melalui simulasi akademis prosedur PBB.

 Setiap peserta perlombaan MUN akan diberikan suatu negara yang akan direpresentasikan dalam perlombaan dan melakukan negosiasi, diskusi, serta debat dengan peserta lain. Segala hal yang dinyatakan oleh peserta juga harus merepresentasikan kenyataan negara yang diwakilkannya. Oleh karena itu, peserta perlu memiliki pengetahuan yang tinggi terkait keadaan politik, ekonomi, sosial, dan budaya negara yang diterimanya. Tidak hanya itu, para peserta juga harus menyampaikan argumen secara menarik dan diplomatis. 

Canimundo hadir untuk mempersiapkan siswa-siswa Kolese Kanisius yang ingin berkompetisi dalam pertandingan-pertandingan MUN. Canimundo membantu mempersiapkan materi-materi yang perlu dipelajari sebelum pertandingan, serta memberikan saran dan masukan terhadap gaya argumentasi tiap siswa yang akan bertanding. 

Tidak hanya itu, Canimundo juga membantu birokrasi yang diperlukan oleh para siswa yang berniat untuk bertanding, mulai dari surat perizinan, pendaftaran, hingga pembiayaan. Terlepas dari perlombaan MUN, Canimundo juga menjadi forum diskusi bagi siswa-siswa Kolese Kanisius yang tertarik akan dunia politik, diplomasi, dan hubungan antarnegara. 

Minimnya Campur Tangan Guru

Setiap komunitas di Kolese Kanisius pada hakikatnya berada di bawah pengawasan guru. Walaupun begitu, fungsi utama guru di sini hanya untuk memastikan agar komunitas ini tetap bergerak sesuai dengan visi dan misi yang dicita-citakan, serta tidak disalahgunakan. Selain itu, guru memberikan kebebasan kepada anggota komunitas untuk menjalankannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline