Lihat ke Halaman Asli

Memasak Lautan

Diperbarui: 18 Januari 2017   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

- rempah-rempah yang menderit di stasiun akhir siaran radio pagi hari
- kaki beracun menjadi luka sejarah
- kencur melebur menjadi orang yang tak dikenal
- kunyit yang sunyi
- hambar dirajam oleh pidato undang-undang
- jam makan malam orang-orang mulai kehausan
- pedasnya diterkam cabai-cabai pemotretan
- data-data ekonomi yang kehilangan mesin waktu
- legam adalah hantaman berita surya
- ikan, ubur-ubur dan terumbu karang menjadi laporan huruf-huruf tak makna
- tour guide berani menciptakan bahasa-bahasa koran sebelum panen
- traveling kesana-kesini menjadi dansa perpisahan
- tabung memori meledak dalam tas tak bernomor
- lelang parfum vasco da gama berdetak dingin
- cerita-cerita kembali membeku
- butiran benteng tak berpondasi
- upacara lapar tentang kejahatan-kejahatan ramayana
- cap pro-politik kental yang tak perlu basa-basi
- bangkai kerang di lipatan kerutan para pelacur
- telinga sawah belajar tentang revolusi beras merah

Kembali lagi musim darah yang bermukim warna hitam di lautanmu, Karolina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline