Lelaki itu datang menghampiriku seperti jam beker yang kedau.
Mencuri segenggam logam di pupilku.
Mencuci diskusi moneter di pundakku.
Mencaci jam makan malam di pelipisku.
Lelaki itu terbuat dari laporan-laporan bank yang menjadi api di punggungku.
Bank waktu yang telah berwarna kesedihan di kotamu, Tuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI