Lihat ke Halaman Asli

Mushola Bukan Lagi Sebagai Fasilitas Ibadah

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagian dari kita khususnya yang beragama muslim mungkin tempat ibadah yang biasa kita sebut Mushola bukanlah hal yang samar . Sebagai tempat atau bangunan yang sengaja di bangun dengan tujuan untuk keperluan rohani atau ibadah para umat islam kini sudah mulai di salah gunakan oleh para pelaku tindak kriminal . Mushola yang kita kenal dulu di gunakan untuk melakukan ibadah seperti halnya sholat kini menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan sebagai ajang cari uang .

Berbagai macam tindak kriminal sering terjadi di mushola-mushola atau bahkan masjid , seperti pencurian , hipnotis dll . Salah satunya pernah saya alami sendiri akhir-akhir ini . Mushola yang berada tepat di dalam wilayah kampus saya ini baru saja menjadi tempat aksi kejahatan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab , dan korbannya adalah saya sendiri . Kala itu ketika adzan dzuhur berkumandang , saya bergegas bersama ketiga rekan saya menuju mushola yang kebetulan berada dalam wilayah kampus . Terdapat disana sebuah peringatan yang menyatakan untuk para pengunjung untuk tidak meninggalkan barang bawaannya jauh dari jangkauan pengawasan . Hal tersebut jelas bukan lagi sesuatu yang baru . Tanpa notice tersebut sudah pasti mereka yang merasa membawa barang-barang berharga inisiatif untuk selalu awas , begitu juga dengan saya . Selang beberapa menit saya dan rekan-rekan saya inisiatif bergantian mengambil wudhu dan sebagian menjaga tas yang kami bawa .

Setelah kami semuanya selesai mengambil wudhu , lekaslah kami mencari shaf barisan di paling depan . Berdirinya kami di barisan depan bukan tanpa tujuan , melainkan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal buruk dan membuang jauh rasa kekhawatiran kami pada barang bawaan yang mayoritas berisi laptop agar tidak mengganggu kekhusyu` an kami ketika sholat . Pada saat itu sayalah orang terakhir di antara rekan-rekan saya yang datang di barisan paling depan itu . Dengan PeDe-nya saya menyalip barisan itu dan menyenderkan tas bertumpuk dengan tas teman saya di dinding bagian paling depan sejajar dengan dengan barisan imam . Namun ketika saya mundur sedikit kebelakang untuk menyamai barisan shaf sholat, ternyata sudah ada orang yang telah berdiri disana . Kebetulan orang tersebut teman saya sendiri . Karena kami memang akrab jadi tidak ada rasa kekhawatiran sama sekali dalam diri saya dan lagi pula saat itu saya juga sempat memberi amanat padanya untuk sambil memperhatikan tas saya . Dan kemudian saya langsung bergegas mengambil barisan kedua , namun agak kekanan sedikit dari posisi belakang teman saya tersebut .

Rakaat pertama hingga kedua berjalan normal bersamaan dengan ke khusu`an sholat saya . Hingga pada akhirnya pada rakaat ke tiga terdengar suara teriakkan seseorang yang begitu keras bahkan sangat keras dari luar ruangan mushola . Teriakan tersebut sentak membuat konsentrasi sholat saya buyar . Pada saat itu juga ke khusyu`an sholat saya benar-benar memudar hingga rakaat terakhir, bahkan sesekali saya merasakan hal janggal yang membujuk saya untuk melihat tas saya yang berada di barisan paling depan . Namun karena terhalang oleh beberapa orang yang ada di barisan depan , membuat jangkauan saya terbatas .

Tak lama kemudian, sholatpun memasuki bagian atahiyat terakhir . Saat itu saya tidak langsung lekas pergi , namun berdoa sebentar sekitar beberapa menit . Ketika tahap berdoa saya selesai , saya langsung bergegas mengambil tas saya yang dari tadi menjadi kekhawatiran saya ketika sholat berlangsung . Pada saat itu teman saya yang sebelumnya saya amanatkan untuk menjaga tas saya masih ada , namun ia masih dalam posisi duduk dan berdoa . Pada saat itu juga kepanikan saya muncul ketika saya mendapati tas yang saya letakkan tadi sudah raib . Sempat saya mencari di tiap-tiap sudut ruangan dalam mushola , namun tak juga saya temui . Setelah itu saya langsung berinisiatif mencari tas saya keluar ruangan bersama ketiga rekan saya . Dan benar , saya akhirnya menemukan tas saya yang sudah tergeletak tak karuan di lantai dekat tempat pengambilan wudhu . Ketika saya cek tas tersebut , ternyata segala macam barang elektronik yang saya bawa sudah ludas seperti , laptop , hp , dan barang berharga lainnya seperti dompet yang berisi segala jenis kartu identias,SIM,Fotocopy STNK dll .

Tanpa berpikir panjang , saya langsung mencari informasi dari orang-orang sekitar dan membagi tugas kepada rekan saya yang lain untuk mencari informasi di sekitar mushola . Hingga pada akhirnya salah satu dari kami menjumpai seorang mahasiswa yang mengaku berteriak keras pada saat kami sholat berjamaah , Sean Namanya (saksi) . Yang saya dengar dari mulut teman saya yang menceritakan apa yang di katakan oleh si saksi , ia mengaku ketika akan mengambil wudhu sempat sekilas menjumpai seseorang yang sedang menenteng dua buah tas dari dalam masjid . Karena rasa curiga ia semakin dalam , ia memutuskan untuk menghampiri orang tersebut dan membatalkan mengambil wudhu . Ketika mahasiswa tersebut menanyakan “Tas siapa itu?”, si pelaku menjawab dengan tegas “Ini tas teman saya!” sambil memindahkan laptop dari tas saya . Saat itu mahasiswa yang mengaku sebagai “Sean” menghampiri lebih dekat si pelaku . Belum sempat berdiri di samping pelaku , pelaku langsung berlari membawa tasnya dan meninggalkan tas saya . Pada saat itulah si Sean berteriak sangat keras dengan tujuan meminta bantuan kepada orang sekitar . Namun orang sekitar menganggapnya hanya sebuah candaan atau lelucon maka dari itu ia menghentikan teriakannya . Sean sendiri tidak melihat begitu jelas wajah si pelaku karena menunduk . Yang ia tau hanya ciri-ciri seperti berkaos hitam dan berambut cepak .

Sementara itu di tempat lain saya menghampiri pos keamanan dan menanyakan kepada security atau satpam di dalam parkiran kampus tentang kasus ini . Namun jawabannya sangat mengecewakan , satpam tersebut tidak melihat orang yang mencurigakan selama bertugas . Tak langsung pergi saya meluncurkan pertanyaan kepada satpam tersebut , “Pak,bisa saya minta tolong untuk geledah tiap-tiap orang yang hendak keluar dari parkiran?”. Lagi-lagi jawaban yang sangat tidak memuaskan terucap dari mulut satpam tersebut “Wah,saya gak brani mas... takutnya saya di tuntut balik sama orang-orang yang merasa di curigai.. sudahlah mas di ikhlaskan saja”. Mendengar jawaban tersebut jelas membuat saya sangat kecewa bahkan sempat berpikir su`uzon bahwa satpam itu tidak beres , apalagi dari penjelasannya yang menyatakan bahwa kejadian seperti sudah sangat sering terjadi . Sempat berpikir dalam benak saya,”inikah tugas petugas keamanan?,apa gunanya?” . Berbarengan dengan jadwal kuliah yang akan start di jam 13.00 WIB menjadi alasan putus asa-nya saya pada saat itubersamaan dengan pikiran yang tidak karuan memenuhi otak saya .

Sementara itu teman-teman saya yang lain masih mencari informasi sekaligus mencari pelaku yang berciri-ciri seperti yang di katakan si Saksi tadi . Ya,Meski kasus ini sudah saya laporkan kepada pihak yang berwajib, saya mencoba mengikhlaskan barang-barang itu meski didalamnya terdapat ratusan data,program dan dokumen-dokumen pribadi berikut tugas-tugas perkuliahan saya . Setidaknya dari peristiwa ini saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga untuk pengalaman hidup saya ke depan . Dan mengambil hikmahnya beserta sisi positif sekaligus intropeksi diri kepada Allah SWT atas mungkin kehilafan saya selama ini,keangkuhan saya,kurangnya rasa peduli terhadap sesama atau kesalahan-kesalahan yang pernah saya lakukan , baik yang sengaja ataupun tidak .Begitu juga bersamaan dengan ter-postingnya tulisan ini semoga bisa bermanfaat untuk kita semua dan bisa kita jadikan pengalaman bersama sebagai tolak ukur agar hal yang seperti ini tidak terus berlangsung .

wassalam...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline