Lihat ke Halaman Asli

Infrastruktur dan Kesejahteraan, Menelusuri Pemerataan Pembangunan di Nusantara

Diperbarui: 2 Desember 2024   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerataan pembangunan di Indonesia merupakan isu krusial yang menjadi perhatian utama pemerintah dan masyarakat. Dalam konteks ini, pemerataan pembangunan tidak hanya berarti distribusi sumber daya yang adil, tetapi juga mencakup akses yang setara terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi. Dengan latar belakang keberagaman geografis dan sosial-ekonomi yang ada, tantangan dalam mencapai pemerataan pembangunan menjadi semakin kompleks.

Indonesia terdiri dari lebih dari 17.000 pulau dengan beragam kondisi sosial dan ekonomi. Wilayah barat, terutama Pulau Jawa, masih mendominasi pertumbuhan ekonomi nasional, menyumbang sekitar 80% dari total PDB, sementara wilayah timur hanya berkontribusi sekitar 20%. Ketimpangan ini terlihat jelas dalam angka kemiskinan; di kawasan timur Indonesia, tingkat kemiskinan mencapai 18,01%, sementara di kawasan barat hanya 10,33%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk mengurangi kesenjangan, hasilnya masih jauh dari harapan.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan beberapa pilar dalam upaya pemerataan pembangunan. Salah satu pilar utama adalah pembangunan infrastruktur. Infrastruktur yang baik seperti jalan, jembatan, dan fasilitas dasar lainnya sangat penting untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkomitmen untuk melakukan pembangunan infrastruktur secara merata di seluruh Indonesia sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045.

Selain infrastruktur, pendidikan juga menjadi fokus utama. Anak-anak di daerah terpencil harus memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas. Program-program untuk meningkatkan kualitas pendidikan di desa-desa sangat penting agar generasi mendatang memiliki kesempatan yang setara untuk bersaing.

Kesehatan juga merupakan aspek penting dalam pemerataan pembangunan. Masyarakat di daerah terpencil sering kali mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan yang memadai. Oleh karena itu, pembangunan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit di daerah pedesaan harus menjadi prioritas.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tantangan tetap ada. Salah satu tantangan terbesar adalah penguatan pusat pertumbuhan wilayah. Banyak pusat pertumbuhan baru yang belum berhasil mencapai potensi maksimalnya. Selain itu, konektivitas antar pusat pertumbuhan sering kali masih lemah, sehingga menghambat pengembangan ekonomi lokal.

Pengelolaan urbanisasi juga menjadi masalah serius. Diperkirakan bahwa pada tahun 2030, populasi perkotaan akan mencapai 60% dari total penduduk Indonesia. Namun, kontribusi urbanisasi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional masih rendah dibandingkan dengan negara lain seperti India.

Keterbatasan data spasial juga menjadi kendala dalam perencanaan pembangunan yang efektif. Tanpa data yang akurat dan terkini, sulit untuk merumuskan kebijakan yang tepat untuk mengatasi ketimpangan.

Strategi Menuju Pemerataan Pembangunan. Untuk mencapai pemerataan pembangunan yang lebih baik, beberapa strategi perlu diterapkan:

1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM): Program pelatihan dan pendidikan harus ditingkatkan untuk memastikan bahwa masyarakat memiliki keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam ekonomi modern.

2. Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Dukungan terhadap usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah terpencil harus ditingkatkan melalui akses ke modal dan pelatihan keterampilan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline