Lihat ke Halaman Asli

monsky

Pelajar

Ketika Rumah Bukan Tempat Ternyaman

Diperbarui: 11 Juli 2023   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pernah kah kalian merasakan hal yang seharusnya menjadi tempat ternyaman namun kalian malah merasa tempat itu menjadi sunyi dan suram.

Aku sedang ditahap itu. Dimana rumah ku yang seharusnya menjadi tempat pulang paling nyaman namun kenyataan nya rumah ku adalah tempat yang paling mengacau-balau kan pikiran.

Keluarga ku masih lengkap. Semuanya selalu di rumah. Hampir 24/7 kami selalu bersama. Tapi rasanya, aku seperti tak punya keluarga. Semua jalan masing-masing, tak mau saling mendengarkan. Meninggakan ego dari pada kasih sayang. Semua saling acuh tak acuh satu sama lain. 

Aku merasa takut. Kegelisahan ku semakin dalam. Aku tidak tenang.

Tolong aku.

Apa yang harus aku lakukan?

Semakin dewasa, aku semakin ingin diperhatikan. Bukan nya malah diabaikan.

Aku masih meraba-raba jalan yang berkabut. Namun aku di tinggalkan begitu saja di belakang. 

Senyum yang selalu ku uraikan pada semua orang, kini mulai terkatup.

Aku tidak merasakan ada kebahagiaan disini. Semakin jauh hingga rasanya susah untuk digapai.

Aku ingin seperti dulu. Rumah ku yang selalu memancarkan aura kebahagiaan.

Kini aku sendirian. Meringkuk di atas kesedihan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline