Lihat ke Halaman Asli

Mono Barawan

Mahasiswa Teknik Elektro Unjani

Tegas Mengarungi Lautan: Peran Besar Djuanda Kartawidjaja dalam Memperkokoh Kedaulatan Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2024   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Djuanda Kartawidjaja (Foto: dokumen KITLV) 

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, banyak nama- nama besar yang turut andil dalam memperkokoh kedaulatan negara ini. Salah satu tokoh yang tidak boleh dilupakan adalah Djuanda Kartawidjaja. Djuanda Kartawidjaja adalah seorang pejuang, politisi, dan negarawan Indonesia yang memiliki peran penting dalam memperkuat kedaulatan Indonesia, terutama dalam bidang hukum kelautan. 

Latar Belakang Kehidupan  

Djuanda Kartawidjaja lahir pada tanggal 14 Januari 1911 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia merupakan putra dari pasangan Kartawidjaja dan R.A. Aminah. Djuanda Kartawidjaja menempuh pendidikan di HIS (Hollandsch-Inlandsche School) dan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Tasikmalaya. Setelah lulus dari MULO, Djuanda melanjutkan studinya di HBS (Hoogere Burgerschool) di Bandung. Ketika berkuliah di HBS, ia aktif dalam kegiatan pelajar dan terlibat dalam organisasi pemuda seperti Jong Java dan Jong Islamieten Bond (JIB).

Deklarasi Djuanda : Menyatukan Laut Indonesia 

Dalam sejarah perjuangan Indonesia, nama Ir.H. Djuanda Kartawidjaja memang tak terpisahkan dari upaya memperkokoh kedaulatan negara. Salah satu kontribusi besar beliau adalah melalui Deklarasi Djuanda yang dikeluarkan pada tanggal 13 Desember 1957. Pada tanggal tersebut, Perdana Menteri Ir.H. Djuanda Kartawidjaja mengeluarkan "Pengumuman Pemerintah mengenai Perairan Negara Republik Indonesia", yang kemudian dikenal sebagai Deklarasi Djuanda. Deklarasi ini merupakan pernyataan kepada dunia bahwa laut Indonesia termasuk laut sekitar, di antara, dan di dalam kepulauan Indonesia, menyatu menjadi satu kesatuan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebelumnya, wilayah Indonesia mengacu pada Ordonansi Hindia Belanda 1939, yang membatasi kedaulatan setiap pulau hanya sejauh 3 mil dari garis pantai. Deklarasi Djuanda mengubah paradigma ini dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara kepulauan. 

Tantangan dan Dampak  

Deklarasi Djuanda awalnya menghadapi tantangan keras dari hampir seluruh dunia karena dianggap bertentangan dengan Hukum Internasional. Saat itu, kekuasaan laut suatu wilayah hanya diakui selebar tiga mil yang diukur dari masing-masing pulau. Hukum Laut Internasional belum mengakui laut dalam dan gugus kepulauan sebagai kesatuan wilayah. Namun, melalui deklarasi ini, Djuanda berhasil memperjuangkan kedaulatan laut Indonesia dan mengubah pandangan dunia terhadap wilayah kelautan kita. 

Warisan Djuanda  

Djuanda bukan hanya dikenal sebagai Perdana Menteri Indonesia ke-10, tetapi juga sebagai pencetus batas laut Indonesia yang kokoh dan berdaulat. Nama Djuanda Kartawidjaja akan selalu menggetarkan ketika kita berbicara tentang peran besar dalam memperkuat kedaulatan negara melalui laut.

Berikut adalah beberapa warisan Djuanda yang masih berpengaruh hingga saat ini:

Deklarasi Djuanda adalah Salah satu pencapaian terbesar Djuanda pada tahun 1957. Deklarasi ini menekankan pentingnya otonomi daerah dan kebijakan ekonomi yang mandiri bagi setiap daerah di Indonesia. Prinsip-prinsip deklarasi ini masih mempengaruhi kebijakan regional dan otonomi daerah di Indonesia hingga sekarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline