Pengalaman Tampil Siaran di TV
"Hallo Suster dari Sekolah Notre Dame ya", tetiba seorang ibu menyapaku. "Ya Bu betul" ."Apakah suster berkenan kalau siaran di Televisi ?" " Siaran apa Bu?" , " Mimbar Agama Katolik dengan tema Bunda Maria diangkat ke Surga "
Begitulah awalnya saya mendapat tawaran dari seorang ibu yang bertanggung jawab mengatur acara " Mimbar Agama Katolik. Setelah bicara lebih lanjut bagaimana prosedur dan persiapannya, kami deal menentukan tanggalnya. Saya diperbolehkan untuk mengajak orang lain, maka saya mengajak 2 guru Agama, supaya terjadi dialog yang hangat mengalir. Saya juga memilih beberapa anak yang bisa bermain organ, menyanyi dan membaca Puisi, tentu yang dipersiapkan Pusi dan nyanyian tentang Bunda Maria.
Pengalaman pertama yang menggetarkan.
Siapa sih yang tidak deg-degan bercampur gembira jika didaulat untuk tampil di TV. Setelah 2 guru ( Bu Wahyu dan Bu Lusi saya beri tahu), serta anak-anak yang terlibat serta orang tuanya, mereka semua menyambut antusias penuh kegembiraan.
Satu minggu kami mempersiapkan dialog, nyanyian, puisi yang akan ditampilkan di TVRI. Setelah hari H kami diantar orang tua murid menuju studio, wajah anak-anak dan guru tampak ceria. Berulang kali mereka bilang : " Dag dig dug suster hati ini", "Tenang saja, Tarik nafas dan tampil apa adanya ya", sahutku menghibur mereka.
Kami diajak masuk ruangan, disitu kami di make up. Aduh rasanya mukaku terasa tebal sudah begitu lama tidak pernah tersentuh foundation, bedak entah apa lagi yang dipoleskan pada wajahku. Kami saling melirik dan anak-anak mulai cekikikan saling melihat temannya, apalagi yang lelaki juga didandani, supaya nanti tampak cethar saat disorot kamera.
Setelah acara ber make up selesai kami dipertemukan dengan pembawa acara yang nanti akan mewawancarai kami. Rundown acarapun dibuat, kapan puisi dan nyanyian akan menyelingi saat wawancara. Karena ini live, maka kami dipesan jangan sampai ada yang salah.
Ok semua duduk manis tampil di mimbar, anak-anak di suatu tempat tersendiri dibawah panggung siap untuk beraksi. Sebelum dimulai saya memberi tanda mengangkat ibu jari pada mereka dan disambut senyuman serta wajah cerah penuh optimis.
Start....... acara dimulai tanda dari cameramen mengacungkan tangan. Pertanyaan demi pertanyaan bergantian kami jawab bertiga rasanya mengalir dan lancar, begitu pula dengan pembacaan Puisi serta lagu yang dimainkan Abel dan Jason dan dinyanyikan oleh Tania dan, Nia dan Veronika mengalun merdu.
Sampailah pada acara tanya jawab yang datang diseluruh penjuru Tanah Air. Saya masih ingat ada 8 pertanyaan yang datang dari Banjarmasin, Kupang, Jakarta, Nias, Palangkaraya, Timor, Pekalongan, Purbalingga. Waktupun mengalir tak terasa pada penghujung acara. Selesailah sudah dan anak-anak dan kami merasakan Plong, saling Toss karena apa yang kami persiapkan sudah tersaji dengan lancar dan manis.