Candi Sukuh Peninggalan Bersejarah yang Menyimpan Filosofi Hidup
Langit pagi biru cerah, menambah suasana kegembiraan di HUT RI ke 77. Sudah 3 minggu saya tugas visitasi dan pendampingan Retret di Tawangmangu. Tak kulewatkan di hari libur ini, seusai upacara bendera kami pergi ke beberapa tempat salah satunya adalah Candi Sukuh.
Pemandangan alam begitu menawan tersaji selama perjalanan dari Tawangmangu ke Candi Sukuh, sebagaimana pernah di populerkan oleh suara Lilis Suryani dalam dendang lagu " Indahnya Tawangmangu" Yah Tawangmangu dan sekitarnya memang sangat indah asri, penuh bunga, persawahan yang menghijau, diselingi aneka sayuran. Melewati daerah Kemuning yang hijau terhampar kebun teh nan indah.
Setelah melalui jalan yang berkelak kelok, sampailah kami di Candi Sukuh. Kecantikan candi sudah nampak menggoda diluar pagar. Setiba terminal, kami ditunjukkan petugas parkir untuk ke loket yang berada di Kios didepan Candi.
Pembayarannyapun pakai E-Money, seperti OVO, atau Gopay, tidak boleh bayar Chas, jadi bagi para pembaca yang ingin kesana musti siap dengan E-Money ya, mungkin ini cara untuk menghindari adanya korupsi, supaya pemeliharaan peninggalan bersejarah bisa terawat lestari. Cukup dengan uang Rp 20.000 kita bisa meningmati keindahan arkeologi dan belajar sejarah, di Candi Sukuh.
Setelah kami memiliki tiket masuk, kami menuju disamping Kios untuk mengambil kain kotak-kotak putih hitam untuk memasuki kawasan Candi, untuk ini kita diminta sukarela memasukkan dana dikotak yang tersedia. Sampailah kami menyusuri tangga menuju daerah Candi yang cukup tinggi, namun tidak setinggi Candi Borobudur.
Pada gapura pertama yang dipagari didalamnya terdapat relief yang besar yang menggambarkan Lingga dan Yoni ( lambang alat vital pria dan wanita) yang melambangkan adanya manusia itu terjadinya pertemuan antara lingga dan Yoni yang dalam perkembangan janin oleh masyarakat Jawa dipercayai menjadi empat unsur lima ujud yang dijabarkan pertemuan sperma dan sel telur, menjadikan seorang janin, bayi, bakal manusia yang dihidupi oleh Kakang Kawah, Adi Ari-ari.
Artinya seorang bayi dapat hidup karena berenang diair kawah / ketuban, dan ari-ari tempat Sari makanan yang dihubungkan dengan usus/ tali pusat Sang bayi.
Setelah dari gapura ada jalan yang rapi menghantar kami menuju bangunan utama, sebelum naik ke bangunan utama, dipelataran sebelah kanan ada relief yang melambangkan Rahim seorang perempuan, dipojok pelataran itu ada patung Burung Garuda, dan tepat didepan candi utama ada dua patung kura-kura yang berukuran besar atasnya datar seperti meja.
Ditempat ini kami diterangkan oleh Jubir sekaligus tukang foto yang bernama Bp Giyanto. Sungguh menarik mengetahui makna relief maupun patung yang ada di Candi Sukuh