Lihat ke Halaman Asli

Monika Ekowati

Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Mengulik Peninggalan Kolonial Belanda di Blora

Diperbarui: 5 September 2022   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gudang Banyu tempo dulu (foto hello Blora.com)

Keindahan Nusantara yang kaya akan rempah-rempah, serta hasil bumi dan keanekaragaman hayati sangat menarik para penjajah untuk datang di Bumi Pertiwi ini, Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang.

Belanda yang menguasai Indonesia selama 350 Tahun dan Jepang yang sering disebut seumur Jagung , 3, 5 tahun menjajah Indonesia. Tentu banyak pengaruh dan meninggalkan jejak sejarah. 

Misalnya Lubang Jepang “ yang ada di Bukit Tinggi yang sekarang dijadikan tempat wisata adalah saksi bisu kekejaman Jepang dalam mempekerjakan rakyat Indonesia, konon siapa yang sudah dipekerjakan disitu tidak akan kembali lagi. 

Ada Benteng Marlborough di Bengkulu yang masih berdiri megah hingga sekarang,tentunya masih banyak lagi peniggalan kolonial di tempat lain.

Kali ini saya mengajak para pembaca yang budiman untuk mengulik peninggalan kolonial di Kota Blora. Meskipun Blora boleh dibilang kota kecil, namun Kabupaten ini sudah melekat di hati Ratu Wihelmina (ratu Belanda waktu itu), bahkan jauh sebelum itu banyak orang Belanda bermukim di Blora. 

Hal ini terbukti adanya “ Bong Londo “ (Makam Belanda) yang ada di desa Kunden berbatasan dengan desa Tegal Gunung.

Gudang Banyu yang sekarang menjadi Ikon desa Tegal Gunung (foto Wisnu 706)

Sejak Pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang telah menguasai pelabuhan Sunda Kelapa berkisar awal abad XVIII besar keinginan untuk menaklukkan seluruh pulau Jawa.

Maklum pulau Jawa yang terkenal dengan sebutan “Jawa Dwipa“ merupakan pulau utama di Nusantara. Blora yang masuk dalam wilayah Jawa Tengah, Kota yang dikelilingi oleh hutan Jati, sebelah timur dibatasi Kota Bojonegoro, selatan daerah Randu Blatung, sebelah barat,desa Kunduran dan utara desa Ngampel. Dari seluruh penjuru mata angin, Blora dikelilingi hutan Jati yang sangat lebat hingga saat ini.

Tak mengherankan jika hasil alam berupa kayu jati dan sumber daya manusia berupa budak – budak hasil perdagangan di nusantara berada di Pulau jawa, termasuk di Blora juga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline