Berawal dari ingin tahu
Para pembaca yang budiman, apakah suka mencoba hal yang baru? Jika ya tentu menantang dan asyik kan? Demikian juga saya ingin mencoba hal yang baru, terutama berpetualang ke suatu tempat yang baru, atau belajar membuat sesuatu yang baru. Nah kesempatan itu terjadi, ketika tiba liburan musim panas waktu itu saya berada di Kota ratu Elisabeth untuk belajar memperdalam Bahasa Inggris, pada saat libur sekolah kami juga libur cukup lama. Kesempatan libur musim panas seperti ini biasanya digunakan untuk belajar sesuatu.
Sebelum libur, saya sudah disodori daftar kursus yang diadakan pada musim panas. Lucunya meskipun saya diajurkan untuk kursus komputer, tapi saya menolak, memang sih computer belum merebak seperti sekarang, saya pernah belajar sewaktu di Kupang, tapi rasanya sulit menghafalkan rumus, dan juga saya takut kalau mata saya rusak heu..heu, dasar kuno ! Padahal mungkin sudah ada rencana dari atasan bahwa saya nantinya akan bekerja yang bersinggungan/ menggunakan computer.
Tapi saya tetap tidak tertarik. Saya malah memilih kursus membuat keramik. Utungnya Sr Patrisia Gannon sebagai Pimpinan Komunitas tidak pernah memaksakan, dan lagi para Suster yang lain malah mendukungku untuk belajar membuat keramik, mungkin karena mereka tahu saya menyukai kerajinan tangan.
Pernah kuceritakan bahwa saya telah belajar membuat aneka lilin hias,aneka patung, Rosario dan pernak pernik hiasan Natal. Yach saya diijinkan kursus membuat keramik. Saya didaftarkan di Thresham Collage kursus siang - sore. Tempatnya tidak jauh dari biara, berjalan kaki 40 menit.
Pada saat mendaftar, saya melihat lingkungan sekeliling, dan banyak pajangan hasil karya yang dijual. Tempat kursusnya sangat luas masing-masing bidang seni punya ruang tersendiri, ada yang untuk seni lukis, Theater Art , music dan yang lain.
Di Bengkel Keramik
Hari pertama saya masuk, dan diperkenalkan dengan para peserta kursus yang lain, ada yang sudah mendalaminya hingga 2 tahun, ada yang 1 tahun dan beberapa yang pemula seperti saya. Merekapun juga dari berbagai golongan usia dan bangsa, ada yang dari Pakistan dan India, Thionghowa dan yang dari Inggris dengan berbeda wilayah ada yang dari Scholandia, England dan Irlandia.
Rasanya senang banyak teman yang ramah dan saya merasa nyamaan diterima oleh mereka. Setelah perkenalan, saya ditunjukkan tempat saya, berkreasi, masing-masing peserta punya tempat tersendiri sehingga dapat konsentrasi dan berkreasi. Pertama saya langsung diberi tanah liat dan diminta untuk membuat sesuatu karya seni, terserah bentuk dan fungsinya.
Rupanya pelajaran disini langsung praktek, dan teorinya diberikan sambil jalan, saat kami bekerja dan berkreasi. Kukumpulkan daya imajinasiku di masa kecil, ketika saya sering di ajak ke kenalan orang tuaku di desa Kunden, Blora, di sana pada umumnya masyarakatnya membuat gerabah bahannya dari Tanah liat.
Ada kuwali, kendi ( tempat air minum ) jun atau biasa disebut Klething ( alat untuk mengambil air jika seseorag mengansun di sumur), genthong ( juga tempat tandon air yang berada di Rumah biasanya besar ), wajan dari tanah, cobek dan masih banyak lagi