"Justice is truth in action."
"Keadilan adalah kebenaran dalam tindakan." - Benjamin Disraeli
Menuju Rumah Induk
Seusai rapat para Pembina, pengawas pengurus Yayasan Pendidikan, komplit dan pertemuan komunitas dengan para susterku, esok harinya siap untuk mengadakan perjalanan ke Pekalongan, kalau dulu sebelum pandemic, saya tidak pernah berpikir mau pergi dengan sopir siapa?, siapa yang akan mengantar ke bandara atau ke stasiun?
Karena semua sudah kuputuskan saya lebih senang naik angkutan umum, tidak merepotkan orang lain bla, bla, bla. Namun sekarang kalau bepergian mesti diatur kapan dan dengan siapa supaya sekalian jalan dan lebih menghemat, juga dengan mobil biara dan sopirnyapun diatur.
Akhirnya kami ber empat orang melaju pergi ke rumah induk Pekalongan dengan urusan tugas masing-masing. Saya sudah atur jadwal bakal rapat lagi dengan staf Yayasan dan Tim Ekonomat, pertemuanpun berlangsung lancar, dua hari akan pertemuan dengan tim kesehatan, dan melanjutkan perjalanan untuk retret tahunan ke Rumah Khalwat Santa Maria Tawangmangu.
Tetiba diumukan Lock down diberbagai tempat karena beberapa daerah zona merah bahkan hitam, maka segala rencana yang sudah terjadwalpun batal, yang tadinya mau retret off line jadinya retret online, seperti tahun lalu, situasi membuat setiap orang dengan cepat, tepat dan cermat mengubah atau mengalihkan acara multi guna.
Menyesal ? tidak lah di Pekalongan banyak hal bisa saya lakukan, yang penting ada internet, agar saya bisa tetap berkomunikasi dengaan para suster secara internasional, tugasku saat ini tidak bisa lepas dengan keberadaan internet.
Yang jelas di Pekalongan banyak hal yang bisa membuatku akrab dengan alam dan lingkungan, sewaktu-waktu bisa berdoa di makam para suster, apalagi 1 bulan yang lalu ada Suster sahabatku yang menghadap Bapa. Pagi itu kucurahkan isi hatiku di pusaranya. Lega rasanya saya bisa menumpahkan doa-doa diiringi isak tangis, yang penuh harapan dan keyakinan dia bahagia di dalam dekapan Kasih & Kerahiman Ilahi.
Memelihara dan Mengembangkan Hasil Kebun
Setiap pagi saya berkeliling kebun yang asri penuh aneka tanaman, apalagi Sr Maria Robertin yang bertanggung jawab sebagai coordinator JPIC ( Justice Peace Integration with the Whole Creation) atau lebih tepatnya disebut KPKC ( Keadilan Perdamaian Keutuhan Ciptaan ) telah menyulap bekas bangunan yang tidak layak pakai menjadi " green house " dan Laodato Si Center".Yang jelas setiap bidang tanah yang ada dibudi- dayakan dan dipelihara sebagai sumber ketahanan pangan
sebagian pemandangan sudut kebun kami (dok pri)
Barang bekas seperti plastik bekas minyak goreng, kaleng cat, bekas ember, semua digunakan untuk menanam sayur mayur, apotek hidup, aneka buah, bunga dan daun hias dan budi daya jamur.semua jadi asri, asyyik dan menghasilkan.Berulang kali kami memanfaatkan sayuran dari hasil kebun yaitu terong, kangkung, aneka sawi, daun ketela, daun ubi jalar. Pemupukanpun dari hasil kotoran kambing dan ayam yang sengaja kami pelihara. Hasil kebun itu bisa memenuhi kebutuhan komunitas yang di huni 35 suster, dan para Lansia yang menghuni Panti Wreda Marganingsih