Ramalan Pawukon Weton
Cerita sebelumnya :
Kedamaian yang terjadi di istana terpancar ke seluruh negeri. Rakyat juga terbiasa untuk musyawarah dan mencapai mufakat dengan damai dan legowo dalam setiap peristiwa dan kejadian. Itulah pelajaran hidup yang kuterima dari orangtuaku yang membekas dalam nubariku untuk menghayati hidup penuh makna dan berbagi penuh cinta. ( Beersambung )
Suatu sore yang cerah, ketika hujan baru usai turun membasahi tanah. Rumput nan hijau semakin segar karena belaian air hujan. Jiwaku juga disegarkan dengan keindahan senja yang mengantar kepergian sang surya ke peraduannya.
Aku termenung di tepi Keputren (taman sari untuk putri Raja). Bibi Sekar Tanjung mendekatiku, dia bertanya, "Duhai, Dewi Ayu, apa yang sedang kau pikirkan? Wajahmu begitu berseri semakin memancarkan wajah sang Maha Dewi."
"Aku ingin menikmati Senja, Bi," jawabku.
"Boleh Bibi temani duduk di sini?"
"Oh, silakan, Bibi, aku senang kalau Bibi mau bersamaku."
Sore itu terjadi percakapan antara aku dan bibi.
"Bibi, apakah dulu Bibi mengetahui kelahiranku?"