Lihat ke Halaman Asli

Monika Ekowati

Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 6 Gua Garba sebagai Kosmik Bunda 3

Diperbarui: 17 Juli 2021   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semburat Putih Pelagi Kasih (lukisan Bp Y.P Sukiyato dok.pri)

Gua  Garba Sebagai Kosmis Bunda  3

Cerita  sebelumnya :

 

Bayi akan terus berjuang, untuk mendaki gunung itu dengan segala perasaan dan intuisinya. Mereka tahu di atas adalah air mancur keabadian yang memberikan kesegaran bagi yang setia dan tekun untuk mencapai perjuangannya. Dia, sang bayi kemudian berkata, "Oh, Tuhan! Kumohon kuatkanlah lenganku untuk membuat lenganku senantiasa kuat bertahan dalam pendakian gunung rohani ini untuk menempuh hidup yang Dikau janjikan bahagia dan bersatu dengan-Mu sebagai citra jiwaku.

Oh, Tuhan, kumohon tempatkan kekuatan di kakiku agar aku terus bisa bertahan untuk merangkak dan berdiri untuk bangkit lagi menapaki kemuliaan-Mu yang Dikau janjikan pada siapa saja yang berteguh pada sabda dan panggilanmu.

(  Bersambung  )

Gua  Garba Sebagai Kosmis Bunda  3

 

Dia akan selalu berkata, oh Tuhan, oh Tuhan, seruan itu hanya pada Tuhan Sang Khalik! kumohon tetapkanlah langkahku, seruan itu akan selalu menggema, karena tiada tempat yang pantas untuk mencari pertolongan kecuali berlari, dan berpaling pada Yang Esa, Yang Kuasa.

Oh, Tuhan! Berilah bantuan dan pertolongan padaku yang berseru hanya atas nama-Mu.
Oh, Tuhan, kumohon, buatlah aku senantiasa perkasa apabila melewati lereng curam dan jurang yang dalam. Engkau senantiasa mendengar aku menangis dan berseru pada-Mu, Tuhan! Kumohon, kutuntun aku ke tanah perjanjian-Mu, tempat pesemaian jiwaku. Oh Tuhan, kumohon hanya pada-Mu yang telah memberi tali penghubung ini yang selalu menguatkan aku dalam perjuangan dan perjalananku.

Tali yang memberi aku bimbingan. Tali yang memberi aku harapan, untuk berpijak pada jiwa ibuku, pada tuntunan dan napas-Mu yang menghidupkan diri dan jiwaku. Sejak itu diriku sebagai plasma bersatu dengan plasenta yang telah berenang di sungai keabadian di sekitar bintang yang benderang sinarnya yang membentuk cakra-cakra kekuatanku, cakra-cakra intuisiku agar aku terhubung arus kehidupan dari ibuku, bersatu dari Tuhanku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline