The good Lord made us all out of iron. Then he turns up the heat to forge some of us into steel." - Marie Osmond
"Tuhan yang baik membuat kita semua dari besi. Lalu Ia menyalakan panas untuk menempa sebagian dari kita menjadi baja." - Marie Osmond
Ketika saya merenungkan kata mutiara diatas, terbersit suatu kekuatan untuk membangun diri sendiri menjadi seorang yang kuat. Terlebih disaat yang tidak menentu , dalam situasi pandemic yang tak tahu kapan berakhir.
Sejak Lock down yang pertama di awal Maret tahun 2020, yang begitu mengejutkan banyak orang, memutar balik untuk memulai cara hidup yang baru. Banyak rencana, gagasan, ide yang pupus, dan mesti dirombak diganti caranya dan mencari jalan keluarnya.
Belum lagi banyaknya berita akhir akhir ini pandemic mewabah, dan menelan banyak korban, baik dari suster saudara, keluarga, sahabat,teman, kenalan.yang bisa jadi membuat kita makin terpuruk.
Apakah kita harus terpaku pada keadaan dan tidak mau bangkit mejalani kehidupan? Ini adalah pilihan dan yang bisa membangkitkan semangat kita adalah diri kita sendiri, agar kita juga bisa menjadi penyalur berkat untuk membangkitkan orang lain.
Berusaha dalam hening Mencerna Kehendak Tuhan
Ketika menghadapi dalam komunitas banyak suster yang terpapar Covid, bahkan anak-anak di Panti Asuhan Marganingsih Wisma Cinta Sesama,suster, karyawan, dan anak-anak ada 26 yang terpapar, dan kami kehilangan seorang Suster yang menghadap Tuhan. tentu merupakan kesedihan tersendiri. padahal kami telah melaksanakan "Protokol kesehatan ".
Mendengar berita itu, kalau kami panik malah makin runyam suasananya. Saya berusaha untuk tetap tenang, focus, berdoa mohon kekuatan dari Tuhan dan terhubung dengan para suster serta pihak-pihak terkait yang ada di Rembang dan Lasem. Puji Tuhan banyak malaekat baik yang dikirim Tuhan untuk menolong warga LKSA Marganingsih. Pastur Sonny selaku Romo Paroki bersama Pastor Kholik dan segenap masyarakat di Rembang Lasem, bergerak cepat mengampu kebutuhan anak-anak dengan mengirimkan makanan dan kebutuhan yang diperlukan. Karena kami punya 2 rumah maka yang sakit diisolasi di Panti Putra, sedang yang sehat diisolasi di panti Putri yang tempatnya berjauhan.
Ketika kami mendengar Sr Maria Florida SND menghadap Tuhan, yang kami usahakan dan membicarakan dengan gugus setempat, agar jenazah Suster bisa kami makamkan di makan biara Rumah Induk Pekalongan. Saat itu kota Kudus sedang Lock Down, berkat Tuhan perjalanan jenazah dari Lasem ke Pekalongan berjalan lancar dan dimakamkan sesuai protocol pemakaman.
Kecemasan tentu tak dapat dielakkan, apalagi keberadaan saya yang jauh dari tempat itu membuat saya sungguh tidak berdaya. Sewaktu para suster se komunitas juga terpapar, sebelum peristiwa terjadi di LKSA Marganingsih saya juga tidak ada di tempat, hanya bisa memberi tahu apa pesan dokter via tilpon, supaya para suster segera dirawat di Rumah sakit.