Hari telah berlalu, berawal dari pagi nan sejuk, merangkak ke hari siang nan terik manusia berjuang mencari sesuap nasi, dengan bekerja keras mencangkul di sawah, ada yang berpikir keras di kantor nan ber AC, ada yang bertarung nyawa membelah samudera dan terbang di angkasa. Semua melakukan apa yang menjadi profesinya.
Tetiba hari akan menjelang sore, di lingkungan rimba raya menjadi sunyi, setelah penghuninya berjuang melewati hari nan panas.Burung-burung menyembunyikan kepala pada sayapnya saat istirahat bagi semesta, diujung senja.
Seokor burung Prenjak yang biasa cerewet tiba-tiba bersuara lantang menarik perhatian kaum hewan yang lain. Prenjak bertanya :" Hallo teman-teman sejenak kita mengungkapkan apa yang kita jalani dan rasakan, hidup ini patut direfleksikan lho, hidup yang tidak di refleksikan tak ada arti, kata Prenjak seolah filsuf dadakan. "Apa artinya hidup ini bagi kalian?"
Di bawah tampak seekor semut menghela sebatang rumput dan ranting kayu yang lebih besar dari tubuhnya katanya :" Hidup tak lain adalah kerja keras dan kelelahan tak henti untuk berjuang.
Bermental ringan si Kupu-kupu terbang dengan riangnya dari satu bunga ke bunga yang lain dia menjilati kemanisan bunga-bunga itu dan berkata :" Hidup adalah kegembiraan melulu dan kecemerlangan".
Agak tergesa lebah tak mau ketinggalan untuk ikut nimbrung diskusi hidup, dia baru pulang dari pesiarnya menjelajahi taman bunga dia pun menyahut :" Hidup adalah silih berganti dari kerja dan kenikmatan"
Semua merasa berkepentingan dalam percakapaan itu, setangkai Mawar yang baru memekarkan bunganya ikut andil bersuara :" Hidup adalah perkembangan"
Terhadaap percakapan yang penuh hikmah ini,seekor tikus yang melongokkan kepalanya dari lubang yang gelap ikut berkomentar :" Bagiku hidup adalah perjuangan dalam gelap ".
Tetiba datanglah Si camar yang sering diejek oleh penghuni rimba dan dianggap bodoh dia ujuk kebolehan dan berkata :"Percakapan ini sangat tinggi kita harus menjawabnya dengan bijaksana, baru saja turun badai dan saya berhasil menerjangnya. Hidup bagiku adalah duka nestapa, kerja keras dan penuh derai air mata".
Camar terbang lagi ke laut, gelombang bergulung bertalu talu dan mengempaskannya sekuat tenaga menerpa karang, air besar itu berantakkan terpantul kembali kelaut, kehilangan tenaga, lalu Camar berkata pada dirinya sendiri :" Hidup adalah usaha mencari kebebasan namun selalu gagal".
Di angkasa nan tinggi Rajawali terbang dengan gagahnya, sambil mengeluarkan suara dendang mirip sebuah nyanyian katanya :" Hidup adalah usaha untuk meraih ketinggian".