Senja berjalan perlahan menuju rembang petang. Hari itu para peziarah telah seharian mengunjungi tempat-tempat suci di wilayah Kafarnahum dan Galilea = Danau Genezareth.
Ketika hari sudah petang kami memutuskan untuk berlayar mengelilingi danau Galilea, kantor para murid Yesus mencari nafkah. Di tempat inilah Yesus memanggil para murid-Nya untuk menjadi Soko Guru Gereja.
Perahu yang bisa menampung seratus orang sudah siap, dan konon model perahu ini juga seperti perahu Petrus, yang dibuat agak besar untuk para peziarah.
Kami meniti jembatan menuju perahu saat hari sudah gelap, jam 18.00 waktu setempat, karena musim dingin maka langitpun menutup terangnya sejak pukul 17.00.
Kami semua duduk di Perahu dan acara pertama, ada seorang Pria berambut Godrong diikat kebelakang, mengucapkan selamat datang kepada kami serta meminta kami berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan kami " Indonesia Raya " diiringi dengan permainan organ nan megah.
Perasaan mengharu biru mengaduk hati dan jiwa kebangsaanku. Betapa tidak, orang Israel memainkan lagu kebangsaan begitu bagus, begitu respek kepada kami dan kami menyanyikannya sambil pikiranku melayang berdoa untuk tanah airku nan permai, yang Merdeka oleh pengorbanan darah dan matiraga para pahlawan.
Tanah air yang subur makmur, namun sampai detik ini tanah airku yang seharusnya berlebihan memberikan rejeki, makanan, kekayaan kepada rakyatnya, nyatanya masih banyak rakyat yang miskin dan hidup dibawah standrat karena kerakusan sebagian anak bangsa yang tidak mau berbagi bahkan dengan rakusnya melahap hasil korupsi.
Etah apapun alasannya mereka mengeritik kaum miskin yang malas, yang tak mau berusaha, dll tapi kalau mereka mau berbagi dan adil membuka pekerjaan, mau membayar pajak dan berhenti bahkan melawan tidak korupsi bisa dipastikan jumlah orang miskin akan semakin berkurang.
Kembali ceritaku pada suasana didalam perahu ini. Setelah kami menyanyikan lagu Indonesia Raya kami dipersilakan duduk untuk menikmati suasana danau nan tenang, melihat indahnya kerlap - kerlipnya lampu yang menghias kota disekitar danau.
Pria gondrong yang mengikat rambutnya kebelakang seperti ekor kuda itu ternyata bernama Daniel Carmel, dialah pemimpin di perahu itu. Melihat perawakannya yang kekar, imajinasi saya langsung terhubung pada Simon Petrus nelayan sederhana dan oleh Adreas saudaranya diperkenalkan kepada Yesus dan akhirnya Simon yang sepontan mendapat nama baru dari Yesus yakni Petrus = batu karang.
Dia menjadi murid yang mempunyai hubungan khusus dengan Yesus dan dipilh sebagai pemimpin para rasul dan Paus pertama.