Komplek Makam Raja Daud
Langit biru bersih, cuaca amat cerah meskipun panas namun terasa sejuk di badan, inilah tipikal cuaca di Holy Land. Para peziarah setelah berkunjung ditempat Yesus merayakan Ekaristi Kudus dimalam menjelang kesengsaraan-Nya.
Perjalanan dilanjutkan ke makam Daud yang letaknya tidak jauh dari tempat itu, masih satu lokasi. Di sekitar tempat tersebut untuk asrama semacam seminari atau pondok pesantren dan sekolah, di tanah Yahudi ini.
Jalan menuju ketempat ini dari pusat Yerusalem cukup menanjak, maka tempat ini disebut Bukit Sion, letaknya diluar Pusat Kota Yerusalem Kuno= sering disebut juga kota tua.
Para peziarah cukup banyak, meskipun hari itu adalah hari Sabat. Mungkin karena hari Sabat, mereka tidak bekerja, maka banyak orang menggunakan untuk berekreasi, berziarah,dan mengunjungi tempat-tempat suci/ penting.
Sejak makan pagi kuperhatikan di hotelpun juga banyak pengunjung orang Yahudi, ketika saya bertanya pada Tour guide kami mengapa begitu banyak orang Yahudi? Dia menjelaskan bahwa mereka yang kaya biasa tinggal di hotel, karena memang mereka tidak bekerja di hari Sabat.
Sewaktu kami masuk kemakam Raja sekaligus nabi Daud, raja besar yang terberkati yang tertulis sebagai Bapa Leluhur yang menurunkan Yesus, sekaligus nabi yang terkenal dengan petikan dawai dan Nyanyian Mazmurnya.
Patung Raja & Nabi Daud di Komplek Bukit Sion (dok alibaba )
Kami antri karena banyaknya orang yang berkunjung kemakam itu. Tempatnyapun dibedakan antara tempat pria dan wanita. Para pria mesti mengenakan topi seperti topi Uskup berwarna putih yang telah disediakan.Sedangkan yang wanita mesti mengenakan kerudung. Meskipun saya telah mengenakan sleyeur kebiaraan toh saya mengenakan selendang sutera hitam yang setia menemani saya dalam kunjungan ke Tanah Suci dan tempat lainnya.
Selendang ini nyaman digunakan karena menjadi kecil jika dilipat, mudah dibawa dan ringan sekali. Karena terbuat dari sutera maka terasa dingin jika panas dan terasa hangat jika udara dingin, inilah kelebihan sutera. Tak mengherankan kalau sutera selalu diburu dimana -- mana sejak jaman kuno.
Selendang itupun punya kenangan sendiri bagiku, karena pemberian saudaraku saat saya merayakan pesta perak membiara. Jadi kalau saya memakainya serasa saya bersama keluarga.